18. Panggilan Suara

125 18 1
                                    

“Tapi, aku ini cowok

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.


“Tapi, aku ini cowok. Aku tau gerak-gerik temanku sendiri. Kamu ... nggak menyukainya, kan?”

Ucapan Travis mampu membuat Vicky diam selama sekian detik. Begitu cemburunya Travis sampai mengatakan hal yang tak masuk akal buat Vicky? Andai saja cowok itu tahu kalau yang disukai Ricky adalah Kana. Jika bukan karena suka, lantas mengapa Ricky terlihat demikian emosi saat video kekerasan itu tersebar?

“Tra, sebenarnya Papa marah besar karena aku nggak langsung pulang hari itu. Papa dari dulu takut kalau aku kenapa-kenapa di luar sana. Gara-gara itu Papa meminta Ricky untuk menjagaku di sekolah.”

“Tapi, kamu dan Ricky bukan saudara kandung. Apalagi kalian menjadi saudara saat sudah remaja.”

Jemari lentiknya meraih pergelangan tangan Travis. Mengabaikan layar ponsel yang sudah menghitam karena tidak menjawab panggilan dari Ricky. Sungguh jauh di luar dugaan Vicky kalau Travis bakal berpikir sejauh itu. Padahal tadi niatnya mengajak Travis ke belakang gimnasium hanya untuk menanyakan tentang Kana. Siapa yang bakal menyangka kalau mereka bahkan berciuman segala. Berlanjut pada kesalahpahaman Travis Hattala.

“Apa pun yang kamu pikirkan tentang aku dan Ricky, itu nggak pernah terjadi. Dia suka orang lain, Tra.”

“Ricky jarang menceritakan hubungannya dengan cewek mana pun.”

Sebenarnya Vicky ingin menceritakan tentang Kana. Sayangnya, ia mendadak tak punya keberanian. Bukankah selama ini dirinya mempercayai Travis?

Menjauh dari Travis.

Kata-kata Ricky kembali menyerang ingatannya. Padahal kalimat itu mungkin hanya akal Ricky saja. Namun, entah bagaimana Vicky malah terus memikirkannya.

“A-ah, Ricky cuma pernah nggak sengaja ngomong. Tra, Aku sukanya sama kamu, bukan siapa pun.”

Cowok jangkung bersuara berat itu menghela napas. “Jadi, Papa kamu nggak suka kita pacaran?”

“Bukan nggak suka. Papa itu ... gara-gara masa lalu, dia jadi over protektif, Tra. Aku bahkan nggak punya temen cowok.”

“Masa lalu?”

Lagi, Vicky tak menyangka sudah berbicara ke arah sana. Padahal tidak ada yang tahu fakta tentang masa lalu Tsania selain ‘orang itu’. Pelacur, itu bukan gosip. Itu sebuah fakta, tetapi Vicky tidak suka orang lain mengetahuinya.

“Sesuatu yang belum bisa aku jelaskan,” cetus Vicky seraya menunduk pelan.

It's okay, Babe. Aku akan dengar saat kamu udah siap. Jadi, sekarang kita akan menjaga jarak?”

“Aku nggak mau, tapi kita harus menjaga jarak untuk sementara waktu.”

Travis mengulas senyum. Senyuman yang selalu Vicky suka. Tubuh jangkung itu langsung bergerak pelan memeluk tubuh ramping milik pacarnya. Vicky selalu suka dipeluk Travis.

Vicky-Me√Место, где живут истории. Откройте их для себя