Perjodohan II

10.1K 464 29
                                    

Happy Reading
Banyak Typo


Tinggal menunggu 1 bulan lagi, Shani akan segera lulus dari sekolah nya dan tinggal 1 bulan lagi ia akan segera pergi keluar negeri. Tak ada yang mengetahui dimana Shani akan berkuliah nanti, hal itu di karenakan Shani yang merahasiakannya. Shani tak mau ada orang yang mengetahuinya termasuk orang tuanya.

Hubungan Shani dan Gracia pun semakin menjauh, Shani tak lagi berusaha untuk mendapatkan perhatian dari Gracia. Sudah ia katakan, ia sudah kalah dan ia sudah merelakan Gracia bersama orang lain.

Jika hubungan Shani dan Gracia semakin menjauh, lain halnya dengan hubungan Shani dan Anin, mereka semakin dekat. Shani bahkan kerap kali mengantar Anin pulang atau menjemput Anin untuk pergi bersama ke sekolah, semua itu di lakukan oleh Shani karena permintaan Anin sendiri. Bukan tanpa alasan Anin meminta hal itu, ia ingin membuat kenangan bersama Shani sebelum Shani meninggalkan nya.

"Terimakasih Shan." Ucap Anin kala Shani membukakan pintu mobil untuknya, Shani tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban. Saat ini mereka sedang berada di parkiran sekolah dan Shani akan mengantarkan Anin pulang kerumahnya.

"Kita singgah di minimarket dulu nanti ya Nin." Ucap Shani setelah dirinya masuk kedalam mobilnya, duduk di depan kemudi.

"Terserah kamu mah Shan, yang nyetir dan punya mobil kan kamu." Balas Anin menjawab perkataan Shani dengan sedikit candaan.

"Walaupun begitu aku kan harus mendengarkan pendapat kamu Nin, takutnya kamu ada urusan lain dan harus cepat-cepat pulang." Shani melirik Anin sebentar lalu kembali memfokuskan pandangannya ke depan.

"Nggak kok Shan, aku nggak ada urusan saat ini." Shani menggangguk mengerti akan perkataan Anin. Setelahnya hening menghiasi keduanya, tak ada yang buka suara. Tipikal Shani emang pendiam, jadi jangan heran jika Shani hanya diam ketika bersama orang lain.

"Oh iya Shan, kamu beneran nih nggak mau ngasih tau kemana kamu kuliah nanti." Sudah berapa kali Anin menanyakan hal itu pada Shani, namun Shani tak pernah memberitahukan nya.

"Maaf ya Nin, aku nggak bisa, aku nggak mau ada orang yang mengetahuinya. Orang tuaku pun tak aku beritahu." Lagi, Shani tak memberitahukan kemana ia akan kuliah nanti. Mendengar jawaban dari Shani, Anin hanya bisa menghela nafasnya.

"Mau ikut masuk atau kamu nunggu disini aja? Aku nggak lama kok." Shani bertanya setelah ia memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang ada di minimarket tempat mereka singgah.

"Aku ikut deh Shan." Shani menggangguk lalu membuka pintu mobilnya, Anin pun melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Shani. Setelahnya Anin menggandeng tangan Shani dan mereka mulai melangkahkan kakinya kedalam minimarket itu. Sebenarnya Shani tidak lah nyaman berada dalam kondisi saat ini, namun ia tak mau membuat Anin merasa sedih jika ia melepaskan pelukan Anin pada lengannya.

"Kamu mau beli apa Shan." Tanya Anin saat keduanya sudah berada di minimarket itu.

"Kamu aja dulu, barang yang aku beli ada di meja kasir." Anin menggaguk mengerti dan membawa Shani untuk membeli beberapa cemilan.

Di saat tengah asik memilih cemilan bersama Anin, Shani mengedarkan pandangannya kesekitar dan pandangannya tertuju pada seorang gadis yang tengah kewalahan mengambil sebuah barang, Shani pun memutuskan untuk membantu gadis itu. Shani pergi begitu saja tanpa memberitahukan kepada Anin.

"Makasih." Gadis itu beralih menatap Shani.

"Eh, Shan, tunggu." Shani berlalu begitu saja tak menghiraukan panggilan dari gadis itu yang tak lain adalah Gracia.

"Udah Nin? Kalau udah ayo kita segera pulang, barang yang ingin ku beli nanti saja di tempat lain." Shani mengambil barang belanjaannya yang berada di tangan Anin lalu membawanya ke meja kasir.

GRESHANWhere stories live. Discover now