Perjodohan III

11.4K 361 51
                                    

Happy Reading
Banyak Typo

Perjodohan III ini di tulis di karenakan ada yang bertanya di mana keberadaan Chiko.

Setelah kejadian malam itu, malam di mana Shani dan Gracia melakukan hubungan intim dan berakhir tidak jadi bercerai. Begitu pun dengan Shani, Shani tak jadi untuk melanjutkan studinya di luar negeri. Ia memilih untuk melanjutkan studi nya di Jakarta saja, yang di mana ia dan Gracia satu kampus dan satu fakultas juga. Keduanya mengambil jurusan bisnis.

Saat ini Shani sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Gracia, ia memasak. Sedangkan istrinya yang tak lain adalah Gracia, wanita itu masih terlelap dalam tidur nya dan Shani tak tega untuk membangunkan istrinya itu.

Saat tengah asik memasak, Shani di buat sedikit terkejut dengan sepasang tangan yang melingkar di perutnya.

"Kenapa kamu nggak bangunin aku." Gracia berucap dengan suara serak khas bangun tidurnya, ialah yang memeluk tubuh Shani.

"Kamu lelap banget tadi tidurnya, buat aku nggak tega bangunin kamu." Balas Shani sembari mengelus tangan Gracia yang ada di perutnya. Gracia menyandarkan kepalanya di punggung lebar milik Shani sembari memejamkan matanya, kantuknya belum sepenuhnya hilang.

"Kamu cuci muka dulu gih, bentar lagi aku selesai masak dan kita akan sarapan." Shani mencoba melepaskan pelukan Gracia pada perutnya, ia merasa sedikit kerepotan jika berada diposisi ini. Gracia menggeleng tak mau, ia tak mau menuruti perkataan Shani.

"Nggak mau, mau nya gini."

"Aku masak lo Ge."

"Masak mah tinggal masak, aku nggak mau melepas pelukannya." Shani pasrah, ia membiarkan Gracia memeluk tubuhnya dari belakang dan melanjutkan masakannya yang sempat tertunda.

"Ge ih, tangannya jangan kemana-mana dong." Ucap Shani kala Gracia meraba dan meremas batang penisnya yang berada di balik celana yang ia kenakan.

"Hehehe, aku mau morning sex sayang."

"Aku lagi masak lo sayang, nanti aja ya tunggu masakan aku selesai." Gracia menggeleng, menolak tawaran Shani.

"Mau nya sekarang sayang." Tanpa memperdulikan Shani, kini tangan Gracia sudah masuk kedalam celana yang dikenakan Shani, meraba dan mengurut batang penis Shani di dalam celana itu.

"Shhh Gehhh."

Gracia tersenyum kala ia berhasil membuat Shani mendesah, Gracia mengeluarkan tangannya dari dalam celana Shani dan menantikan kompor.

"Ge, bentar lagi sayurnya udah masak lo, kenapa malah kamu matiin kompornya." Ucap Shani memprotes akan apa yang di lakukan oleh istrinya itu.

"Udah ah jangan banyak ngomong, aku kan udah bilang kalau aku mau morning sex sayang." Setelah mengatakan itu, dengan tenaga yang ia miliki, Gracia membalikkan tubuh Shani agar menghadap dirinya.

Setelahnya, Gracia langsung mencium dan melumat bibir Shani dengan rakus. Shani yang sudah mulai terpancing, membalas lumatan Gracia. Tangan Gracia turun untuk meraba dan meremas penis Shani membuat Shani mendesah tertahan.

"Gehh shhh."

Gracia mengeluarkan penis Shani dari dalam celananya, mengurut, meremas dan mengocoknya. Hal itu kembali membuat Shani mendesah tertahan di karenakan ia dan Gracia masih berciuman.

"Uhhh."

Gracia beralih mencium rahang tegas Shani, turun keleher, menghisap kuat leher Shani meninggal tanda di sana, Gracia meninggalkan banyak tanda ke unguan di leher Shani. Gracia mengigit bibirnya guna menggoda Shani kala ia menghentikan ciumannya di leher Shani.

GRESHANWhere stories live. Discover now