36. Gini Gitu

9.6K 907 413
                                    

Nembusnya cepet bgt.
Ayo komen banyak lagi sapa tau kilap🌚

🧚🏻🧚🏻

Damn.

Ini menjadi peristiwa paling memalukan nomor satu sedunia. Di dunia Edward tentu aja. Udah lama libur dari dunia pertarungan hercules membuatnya berontak nggak tau sikon. Kalau ditanya apa Edward pernah main solo selama empat tahun ini, jawabannya tidak.

Gimana bisa? Pokoknya bisa! Dia sengaja menyibukkan diri dengan pekerjaan. Mana sempat memanjakan yang di bawah sana. Kerja sampai malam, pulang tidur, paginya hercules nangis dan membuat tempat tidurnya basah. Itu sudah biasa dan Edward nggak ambil pusing. Memang siklusnya seperti itu yang terjadi satu kali sebulan, atau bahkan sekali dalam dua bulan.

Sengaja Edward memilih jalan itu karena jika hercules dimanjakan dengan hal nikmat, takut lama-lama ngelunjak. Bahaya kalau dia akhirnya jajan dan menggagalkan usaha empat tahun terakhir ini. Membiarkan nocturnal emission lebih baik baginya, ketimbang harus mengalami penyesalan karena asal nyelam.

Kembali Edward merutuki nasib. Jidatnya yang udah lama nempel di dinding kamar mandi akhirnya ditundukkan ke arah bawah. Dia meringis menatap sesuatu yang baru saja membuatnya malu setengah mampus. Setelah Zia ngira dia ngompol, Edward nggak jawab apa-apa. Langsung buru-buru ke kamar mandi.

"Bangsat lo, Her, Her!" gumam Edward. Dia menyentil adiknya yang udah lemas di bawah sana dengan jari telunjuk dan jempolnya. Si Hercules keliatan lunglai tak berdaya abis nangis. Seolah-olah menyalahkan Edward kenapa harus pakai celana warna abu buat tidur. Jadilah ketauan Zia kan!

Seingat Edward, kayaknya terakhir dia ngompol belum lama ini. Nggak tau kenapa kok jaraknya deket banget. Biasanya juga jauh. Atau mungkin karena dia tidur sambil meluk Zia setelah empat tahun nggak meluk siapa-siapa? Masa iya? Dia jadi takut kalau ternyata semalam anggur-anggur-in bocah itu. Semoga enggak.

Edward harus memastikan ini. Tadi mukanya Zia kayak masih syok tau kenyataan dia ngompol. Entah Zia ngira dia ngompol beneran atau udah tau arti ngompol yang sebenarnya untuk lelaki dewasa. Pokoknya Edward nggak mau Zia berpikir macam-macam dan berujung kabur karena ketakutan.

Cepat-cepat Edward menyelesaikan mandinya. Dia meraih handuk dan mengeringkan tubuh. Nggak butuh waktu lama, dia melangkah keluar walk in closet mengenakan t-shirt berwarna putih dan celana pendek hitam.

Saat matanya tidak menangkap keberadaan Zia di sofa bed, dia sempat panik. Jangan-jangan kabur lagi. Dia bisa jantungan tiap sama Zia kalo kayak gini. Suka hilang-hilangan anaknya. Untung aja apa yang dikhawatirkan nggak kejadian. Ternyata saat Edward cek ke dapur, Zia ada di sana.

"Zi, kamu ngapain?"

Zia yang lagi berdiri kebingungan di tengah dapur, segera menoleh ke Edward. "Om ada juicer nggak?"

Edward berdecak. Dia mendekat ke Zia, pengin meluk banget. Rasa-rasanya sedikit deg-deg-an waktu Zia hilang dari pandangannya sekejap. Makanya saat tubuh Zia dalam jangkauan, segera dipeluknya erat-erat. Bahkan dikecupinya kepala Zia dengan gemas.

"Kamu tuh kalo ke mana-mana bilang, Zi. Bikin saya kelimpungan aja nyariin kamu."

Zia mendongak. Sedikit salfok sama rambut basah Edward yang masih berantakan. Gila, ada ya manusia seganteng Edward. Wangi pula. Perfect. Lagi-lagi dia berpikir wanita beruntung mana yang akhirnya dicintai Edward dengan hebat?

Oh, tentu saja Gwen. Zia meringis sendiri menyadari kenyataan itu. Tapi, wajar sih Edward gagal move on. Walaupun dia nggak pernah ketemu langsung sama mantan calon istrinya Edward, tapi dia sempat stalking waktu dulu. Cantik banget. Secara penampilan, pasangan itu emang sama-sama sempurna. Kayak dewa dan dewi. Klop.

Lop Yu, Om!Where stories live. Discover now