60. Enjoy This Scenery

7.2K 870 350
                                    

Langsung aja aku up nih walaupun belum target. Yang ini tembusin gasss. Harus emosi bacanya yaaaa😭

🧚🏻🧚🏻

"Happy graduation, Ziaaaaaa! Aw!"

"Pril, ih, mentang-mentang udah diterima di Sidney jadi teriak-teriak gitu. Toa lo?"

April ngakak. Dia memeluk Zia erat-erat. "Gue pasti bakal kangen sama lo, Ziarah Kubur."

Zia memutar bola matanya kesal. "Ganti nama denda empat puluh miliar!"

April angguk-angguk. Dia menoel name tag acrylic di dada kiri Zia. "Zia Ralina H. H-nya mau jadi siapa nih? Hedward?"

"Jelas-jelas H-nya nama BAPAK GUE!" Zia melotot. April suka ngadi-ngadi emang. Pura-pura lupa namanya padahal udah tiga tahun sama-sama.

"Siapa tau udah diganti jadi nama bapak dari anak-anak lo."

"Bisa-bisanya obrolan kita banting setir ke anak." Zia menatap April dengan intimidasi. Aneh banget dari bahas apa jadi apa.

"Soalnya ...." April mendekat ke Zia untuk berbisik. "Semalem waktu gue call ngabarin lo kabar gembira, lo kan lagi sama cowok lo di apartemen. Ada bisikan 'Baby Zi' juga. Gila, gue merinding. Lo nggak lagi bikin anak kan semalem?"

"Lo kurang-kurangin ngefitnah gue bisa nggak sih, April!" Zia menepuk lengan April dengan kesal.

"Lagian gue trust issue sejak kejadian di Singapura itu." April terkikik. "Eh eh by the way, tadi gue ketemu para lalat. Lo tau apa yang mereka bicarain?"

Zia agak melirik ke kanan kiri yang ramai banget. Semua siswa beserta keluarga udah keluar gedung dan sekarang berfoto ria. Untung aja di antara itu tidak ditemukan para lalat yang disebut April. "Apa?"

"Mereka nggak terima pacar lo ternyata nggak kayak yang mereka bayangin."

"Emang bayanginnya gimana?"

"Katanya mereka pikir om-om yang perutnya buncit, rambut udah beruban—"

"Gue pacaran sama om-om bukan kakek-kakek!" pekik Zia. Jengkel juga.

"Makanya itu." April ketawa. Kayaknya hormon bahagianya lagi tinggi. Iyalah, baru dapet kabar baik semalem. "Awalnya mereka ketawa-tawa mau ngejekin lo, tapi waktu liat malah bengong. Nggak terima tuh mereka, sambil ngomel kalo bentukannya kayak pacar lo sih bukan om-om namanya. Disebut anak kuliahan juga masih pantes, gitu dia bilang."

Edward yang dipuji tapi entah kenapa Zia yang senang. Dia melirik keluarganya yang lagi saling ngobrol. Bukan hanya papa, mama, dan Ogi. Key juga dateng. Tentu juga Edward—yang sekarang tanpa sengaja menatap ke arahnya juga.

Tatapan mereka bertaut dan Edward menaikkan alis seolah bertanya kenapa Zia menatapnya. Takut butuh bantuan mungkin. Tapi Zia hanya tersenyum kecil lalu menggeleng. Oh, kenapa Edward harus seganteng itu pake batik yang samaan dengan keluarga dan sepupunya Zia. Rambut Edward juga rapi. Kemarin dia nemenin Edward hair styling dengan model pompadour modern. Nggak nyangka kalau kesannya jadi setampan itu!

Gimana mata Zia nggak termanjakan coba? Ternyata inilah kelebihan punya pacar ganteng. Bisa buat manas-manasin para lalat.

"Eh, Zi, Zi. Sekali lagi congrats, ya. Pengumuman prestasi tadi keisi nama lo doang," decak April kagum. Dia agaknya terburu-buru karena sambil menatap ke arah lain, mungkin ditunggu keluarganya. "Youth Fashion Sketch, Olimpiade Sains, Kompetisi Kewirausahaan, KIR, bla bla bla lo embat semua, gila!"

"Thanks, Pril." Zia berterima kasih dengan tulus. "Lo udah ditungguin nyokap lo, tuh!" tunjuknya.

"Iya nih. Oke deh gue ke sana dulu ya. Besok kita meet up jangan lupa. Mingdep udah terbang gue ke Aussie. Dah, gue ke nyokap dulu!"

Lop Yu, Om!Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin