6. H-2

199 51 59
                                    

"Lo gilak, ya, Riel? Gue pikir, tuh, lo nggak sejauh itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo gilak, ya, Riel? Gue pikir, tuh, lo nggak sejauh itu. Gue masih ngira lo bakal nahan untuk nggak berbuat kayak gitu. Ini apa? Anak gadis orang sampe hamil? Otak lo taro mana, Riel?"

Alka, bos sekaligus saudara Ariel dibuat shock akan permasalahan yang kini mendera Ariel. Satu pekan tidak bertukar pesan dengan Ariel, semalam tiba-tiba Ariel menghubungi Alka dan bilang harus menikahi seorang gadis belia yang mengaku hamil anaknya.

"Cipokan doang emang bisa hamil, Bang? Gue cuman megang itu dia bentar, Bang," kata Ariel yang langsung ditendang tungkainya oleh Alka.

"Lo bener-bener nggak mau ngaku udah ngapai-ngapain dia, hah?" Alka bahkan kini menarik kerah kaus yang Ariel kenakan. "Mamah lo sampe nangis-nangis ngadu ke istri gue, dengan santainya lo bilang cuman megang dia bentar?"

Alka menggeram kesal, hidungnya kembang kempis seiring dadanya yang naik turun. Kini Ariel dan Alka sedang berada di ruang depan kontrakan Ariel. Sementara Rosmia tengah di kamar ditemani Ayuni, sang keponakan.

"Bi, apa Bibi nggak khawatir kebohongan ini bakal Ariel ketahui? Ariel bisa marah besar, Bi. Dan gadis itu juga bakal dibenci Ariel nantinya," kata Ayuni yang sudah tahu duduk permasalahannya setelah barusan Rosmia cerita.

"Bibi cuman kasian ke Rinai, Teh. Dia anaknya baik, empat bulan kenal sama Rinai, cukup untuk Bibi bisa suka ke dia," kata Rosmia.

Iya, empat bulan. Empat bulan lalu, di tengah derasnya hujan, Rosmia yang duduk di selasar mesjid setelah ikut pengajian, kaget mendapati seorang gadis yang baru melepas sepatu tiba-tiba kejang di hadapannya.

Lima menit saat itu, seorang gadis berseragam SMA kejang-kejang di hadapan Rosmia tanpa alasan yang jelas. Saat itu, hanya Rosmia yang ada di masjid, sebab Ashar sudah lewat, sedangkan waktu magrib masih satu jam lagi.

"Maaf, ya, Bu. Saya barusan pasti kejang-kejang, ya, Bu?"

Ucapan pertama gadis itu setelah kejang-kejang membuat Rosmia sedikit lega. Ternyata gadis tersebut masih bisa bicara normal.

"Kamu sadar barusan habis kejang-kejang?"

Rosmia merapikan rambut panjang gadis dengan mata sayu itu. Rosmia selalu memimpikan memiliki seorang putri, tetapi Allah hanya memberinya dua orang putra dengan tingkah ajaib. Ariel yang slengean dan Danish yang cukup sulit membuka diri terhadap dunia luar.

"Nggak sadar, sih, Bu. Cuman aku memang sering kejang-kejang. Bukan hal aneh dan orang-orang udah capek juga nolongin aku."

Kala itu, gadis tersebut bicara dengan nada pasrah. Untuk selanjutnya ia pamit hendak salat Ashar. Rosmia sengaja tak pulang, ia ingin mengobrol lebih banyak dengan sang gadis.

"Namaku Rinai. Hanya Rinai, nggak ada kepanjangannya."

Selesai salat, gadis bernama Rinai itu mengenalkan dirinya pada Rosmia. Dari saat itulah, mereka kerap bertemu di masjid. Rosmia yang selesai mengaji akan tetap tinggal beberapa menit agar bisa bertemu Rinai yang akan salat asar.

Rinai Terakhir (Terbit Cetak) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang