25. Info Po Novel Cetak

92 17 5
                                    

Tak pernah terencana dalam hidup Rinai, ia akan jadi janda di usia sangat muda. Setelah selesai mengemas pakaian, Rinai pamit dari rumah Bu Rosmia. Ariel ngotot ingin mengantarkan Rinai, tetapi perempuan itu menolak lembut.

"Aku dijemput sama Om Rifandy, kok, Kak. Aku nunggu di depan aja," kata Rinai pada Ariel yang memegangi tas besar miliknya. "Siniin, Kak, tasnya. Aku kuat, kok, bawa tasnya sendiri," sambung Rinai lagi membuat Ariel tertawa meski hatinya perih.

Entah sejak kapan perasaan sayang itu muncul dalam hati Ariel untuk Rinai, yang jelas dia kini yakin kalau telah jatuh cinta pada perempuan itu. Cinta yang sesungguhnya, tetapi Kania merusak semuanya.

"Aku antar sampai depan. Lagian depan mana, sih, minta tolong sama Om Rifandy buat ke sini aja, jangan kamu yang ke depan atau ke mana pun itu," kata Ariel yang jelas khawatir pada keadaan Rinai.

Bu Rosmia sendiri di dalam kamar, menangis sejadi-jadinya. Ia berat melepas kepergian Rinai, rasa sayangnya pada perempuan itu sudah tertanam kuat dalam hati. Bu Rosmia bahkan sudah memimpikan besok lusa akan punya cucu dari Rinai.

"Bi, udah, Bi. Nanti Bibi pusing kalau menangis terus," kata Ayuni yang iba melihat keadaan Bu Rosmia.

"Neng Rinai sudah pergi belum, ya?" timpal Bu Rosmia sambil melihat ke arah pintu kamarnya.

"Kita keluar saja, yuk? Kita lihat siapa tau Rinai masih ada, Bi," ajak Ayuni dan Bu Rosmia setuju.

Tiba di ruang depan, Bu Rosmia mendapati Rinai masih ada di sana. Wanita itu jelas kembali berhamburan ke pelukan Rinai. Rinai pun balas memeluk Bu Rosmia, keduanya lantas menangis saling bersahut-sahutan.

Ariel tak kuasa tak meluluhkan air matanya menyaksikan pemandangan tersebut. Dengan tas yang masih dalam pegangan, Ariel pun tak malu menangis membersamai kegiatan Rinai dan Bu Rosmia.

Di saat seperti itu, suara salam dari seseorang mengalihkan perhatian semua orang yang ada di sana. Rinai yang familiar dengan suara itu pun menoleh ke arah si pengucap salam.

"Om Rifan," gumam Rinai dan pria yang merupakan omnya Rinai pun tersenyum.

Pada pesan, Rinai sudah bilang bahwa dirinya minta dijemput oleh Rifandy. Rinai ingin ke Malang menyusul Rieke dan Raisa tentunya.

"Mah, aku jalan sekarang, ya?" kata Rinai selanjutnya pada Bu Rosmia.

"Ini beneran kamu mau pergi, Neng. Mamah bisa usir Ariel asal kamu tetap ada di sini sama Mamah," sahut Bu Rosmia masih saja menangis.

"Mana boleh Kak Ariel, Mamah usir. Biarin aku pergi, ya, Mah. Terima kasih buat kasih sayang Mamah selama ini ke aku. Aku nggak akan pernah lupain semua itu, Mah. Aku sayang banget sama Mamah, Mah," kata Rinai, lantas kembali memeluk Bu Rosmia sangat erat.

"Hati-hati, ya, Nak. Jangan hilang kabar ke Mamah," kata Bu Rosmia, tetapi Rinai tak mampu mengiakan, dirinya takut tak bisa menepati janji.

Selanjutnya, Rinai ambil tasnya dari tangan Ariel. Awalnya Ariel sempat menahan tas itu, sampai terjadi tarik menarik benda tersebut antara Ariel.

"Kak Ariel, please, Kak. Kasian omku kalau nunggu terlalu lama," kata Rinai dengan suara lirih.

Ariel pada akhirnya menyerah, ia biarkan Rinai mengambil tasnya. Bahkan ia biarkan pula Rinai pergi dari rumahnya. Ariel biarkan Rinai pergi setelah mencuri hatinya.

Berlanjut di novel cetak ....

Assalamu'alaikum, alhamdulillah kembali menyapa. Aku mau ngabarin, kalau novel Rinai Terakhir sekarang lagi open pre-order. Buat teman-teman yang mau tahu lebih lanjut kehidupan Ariel dan Rinai, boleh banget pesan bukunya ke aku. Japri aku lewat whatsapp : 083806861100

Harga novel cetak Rp. 93.600 belum termasuk ongkir.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rinai Terakhir (Terbit Cetak) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang