02. MELEPAS RINDU

4.8K 419 35
                                    

Cukup lama mereka berada di posisi yang sama, sampai akhirnya Alby pun melepaskan pelukannya, Menatap Eliot lekat. Dadanya bergemuruh hebat, Ini adalah momen yang ia tunggu tunggu, momen kebahagian yang cukup lama tidak ia rasakan.

Tanpa sadar, Alby mendekatkan wajahnya dengan masih menatap mata Eliot lekat, Wajahnya memang berbeda. Tetapi, Melihat mata teduh dengan ekspresi dan kebiasannya masih sama, dia yakin. Bahwa pria ini benar benar Eliot-nya.

Alby memiringkan wajahnya, bibir basah yang kenyal langsung menyatu dengan bibir Kering yang sepertinya kekurangan cairan itu. Alby mencium bibir itu dengan Menuntut, memaksa Eliot untuk membuka Paksa mulutnya lebar lebar. Dia tahu, kalau Eliot butuh waktu untuk mencerna keadaan saat ini, tapi dia tidak bisa menunggu lagi, dia benar benar ingin melakukan banyak hal dengan pria yang di hadapannya ini.

Eliot sedikit kaget, ciuman menuntut itu terpaksa ia layani, membuka mulutnya, membiarkan lidah itu masuk kedalam rongga mulutnya. Dengan memegang kedua pipi Alby, ia mulai memperdalam ciuman mereka, lidah yang saling memeluk erat, seperti sedang bermain bersama. saling mengecap Saliva nya masing masing, mengabsen semua rongga Yang ada dalam mulut pria itu. Eliot tersenyum tipis, ketika Alby yang sedang terlena oleh ciumannya sedang memejam matanya menikmati sensasi yang ia lakukan.

Suara erotis terkadang terdengar, Yang tentu saja menjadi Hal yang membuat Nafsu semakin bergejolak. Enggan untuk melepaskan pangutan bibir mereka, sehingga Banyak hal mulai terjadi, pria itu sudah mengangkat satu kakinya ke atas ranjang sehingga memudahkan Eliot untuk memegang pinggang pria itu, Kemejanya sudah mulai acak acakan, tangan Eliot sudah mulai masuk ke dalam bajunya, meraba Pinggang itu lembut, bermain dengan punggung Alby.

Kulit hangat itu sedang Bergerak kesenangan sekarang, seperti meminta lebih dari apa yang -

Brak!

Pintu terbuka secara paksa. Dengan kaget, mereka pun melepaskan ciuman tersebut, menoleh ke arah pintu dengan posisi yang sama, pinggang Alby benar benar enggan untuk Eliot lepaskan.

Satu orang pria dan wanita menatap Hal yang terjadi di hadapan mereka dengan tercengang, sedangkan 1 orang pria yang lain, di sedang tersenyum lebar menatap ke arah keduanya.

"Wah wah, Ge.. Lo nggak lupa kan?. Kalau Lo itu Baru bangun? Langsung bermain?. Nggak ngajak ngajak."

Dia Aksel Louis, Teman Yang selalu bersama Large apapun yang terjadi, memiliki pekerjaan yang sama, dan sikap kebrengsekkan yang juga sama, seorang model terkenal yang pastinya dengan ketampanan di atas rata rata.

Ia melangkah masuk lebih dulu, duduk bersandar di sofa menatap Large dengan salah satu tangan berada di sisi atas Sofa.

"Jangan pedulikan gue, lanjut lanjut." Sambungnya.

Eliot hanya menatap pria itu, Sedangkan Alby, dia sudah menjauhkan tubuhnya dari dekapan Eliot, memasang kembali kancing bajunya, merapikan semua baju yang sudah acak acakan itu.

Dua orang yang terkejut tadi seketika berdehem singkat, berbeda dengan Bian yang sudah tahu akan tabiat Large, sepertinya Leha masih tidak bisa percaya.

Bosnya yang selalu menolak banyak orang, baik itu laki laki maupun perempuan. Bahkan Large yang saat ini berada di depannya ini, Juga pernah di tolak oleh Alby.
Tetapi siapa sangka situasinya berbalik, kali ini bosnya menjadi pribadi yang berbeda. walaupun bagi orang yang tidak selalu bersama Alby, dia hanya akan merasa bahwa pria itu baik baik saja, atau tidak bereaksi akan kejadian ini, tapi berbeda dengan Leha. Dia jelas jelas mengetahuinya, Walaupun bagaimanapun dia menyembunyikannya di balik wajah datarnya, perasaan Malu masih terlihat jelas di mata Leha.

Eliot yang merasakan tangannya mulai dingin karena Alby yang sudah mulai menjauh menatap satu persatu orang di sana dengan jengkel.

"Ngapain?."

Seperti tidak ada yang terjadi, Leha dan Bian mulai masuk, dan berdiri depan masing masing bos atau artis mereka.

Alby menaikkan sebelah alisnya, menatap Leha. Saat ini, wanita itu sedang memicingkan matanya menatap Alby sembari menggodanya.
Yang tentu saja membuat Alby menghela nafas. "Kita bicarakan di kantor."

Leha yang mendengarnya tersenyum sumringah, ini suatu hal yang membahagiakan, kemudian matanya menangkap sosok pria yang berada di brangkar rumah sakit. Sosok yang tidak bisa di abaikan dengan ketampanan itu.

Bian memberikan sebuah buku, dan mengulurkannya ke arah large, yang tentu saja membuat Large mengerutkan keningnya sembari menerima buku itu.

"Itu drama untuk kamu mainkan Selanjutnya."

" 'Love dirty?' ."

Bian menganggukkan kepalanya, "Kamu akan memerankan peran Tokoh Utama pria."

Large belum membuka naskahnya, Ia langsung mendongak menatap Bian, Yang terlintas di otaknya sekarang adalah "ada apa dengan pria asing ini?."

"Saya sudah Bilang, Bukan? Saya tidak mengenal kalian, Berhenti bermain main."

"Jangan berbicara omong kosong large, Kamu sudah menanda tangani Kesepakatan dalam drama ini, Kalau kamu tidak mengambil perannya, kita akan membayar kerugiannya, Syuting nya akan Di mulai Minggu depan, kita tidak punya waktu lagi, dan lusa kamu memiliki jadwal pemotretan. Itu yang di ucapkan direktur." Lanjut Bian.

Eliot memijit kepalanya pening, apa lagi ini?.

"El." Ia merasakan pegangan pada bahunya, menoleh menatap Alby yang juga sedang menatapnya.

Lalu kemudian, Alby melepaskannya dan menatap Bian yang sedang berdiri di hadapan Eliot.
Mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan pria itu.

"Maaf menyela, pertama Tama. Perkenalkan, nama Saya Alby ganendra, CEO dari J'Company."

Bian sedikit bingung, ada apa dengan perkenalan tiba tiba ini?. Lagian siapa yang tidak mengenal Pria di hadapannya ini? Pria yang terkenal dengan Jeniusnya dalam pekerjaan, sikap dingin dan arogan lalu Memiliki saham di mana mana, yang pastinya kekayaannya sudah tidak bisa di ragukan lagi.

Ia mengulurkan tangannya. "Saya Bian, Manajer dari Large Raien."

Alby mengangguk, ia pun mulai melepaskan Salaman tangan mereka kemudian kembali menatap Bian.

"Beri dia istirahat, apa anda tidak melihatnya? Bahwa dia baru saja bangun?."

"T-tapi-"

Alby menghela nafas, Menatap Bian dengan tatapan datar yang biasanya ia tunjukkan.

"Biar saya yang bertanggung jawab akan Large Raien untuk sementara waktu, Soal Pekerjaan Yang akan dia lakukan, Biar saya yang urus. Saya akan mencoba berbicara dengan Direktur kalian lalu mengurus soal kerjanya dengan Sutradara dalam film yang akan dia mainkan, apa itu cukup?."

Seluruh orang yang ada dalam ruangan itu terdiam dalam keterkejutannya, Tidak akan jadi hal yang mustahil kalau pria yang di hadapannya ini benar benar menginginkan hal tersebut.

Tetapi apakah pria ini benar benar akan melakukan itu?. Pria yang sudah terkenal dengan ketidak pedulian, kesombongan dan keangkuhannya terhadap sekitar. malahan seperti yang di ketahui oleh dua orang yang berada di ruangan ini, bahwa Large sudah di Tolak olehnya. Lalu sekarang atas dasar apa pria ini mau membantu nya?.

TBC

TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.












[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT S2 : El & Al's new world! [END]Where stories live. Discover now