46. KELUARGA MACAM APA INI?.

1.4K 170 31
                                    

Apa yang baru saja Pria bodoh ini katakan?. Siapa yang akan percaya?.

Anya menikkan sebelah alisnya, Yang membuat Nyali Eliot sedikit ciut. Tapi dia tetap menggenggam tangan Alby lebih kuat dengan sedikit menggigil. Anya lebih seram dari biasanya,  Apa Dia ketahuan?. 

Alby yang merasakan Perubahan tubuh Eliot seketika menatap Anya yang juga sedang menatapnya, Ntah kenapa melihat tatapan Anya yang masih belum berkata apa apa membuat alby sedikit takut bahwa dia akan menyebabkan masalah untuk Eliot.

"Maaf Tante, Ini bukan Anak Eliot. Namanya Veo, Anak saya dengan orang lain. Tapi Cinta saya nyata adanya, Anda tidak perlu memarahinya. Kalau Anda tidak mau menerima kehadiran saya. saya baik baik saja dengan itu." Alby tersenyum sopan, membuat Anya kembali menaikkan sebelah alisnya tanpa ekspresi.

Sedangkan Eliot, Pria itu langsung menoleh menatap Alby tak percaya. "Apa yang kamu Katakan?. Kalau Mamaku tidak menerima. Apa kamu akan pergi?. Tidak! Tidak akan aku biarkan" Eliot semakin mengeratkan genggaman tangan nya pada tangan Alby. 

Pertanda bahwa Dia tidak kan membiarkan Alby kemana Mana.

"Tapi El, Kamu benar benar keterlaluan kali ini. Apa kamu tidak mau mendengar alasan di balik bayi ini?. Kenapa kamu hanya diam seolah olah itu akan baik baik saja?. Kamu boleh Percaya kepadaku, Tetapi Setidaknya curigalah sedikit. Ini Bukan Anak mu, Lagian laki laki mana yang bisa melahirkan seorang anak?. apa kamu bodoh?."

"Aku tidak peduli, Apapun alasanmu aku benar benar tidak peduli. Bukankah alasan kamu datang adalah karena kamu mencintaiku?. Apa aku salah?."

Alby diam, Apa ini baik baik saja?. Apa penjelasan tentang semua ini tidak perlu di perjelas?. Bagaimana mungkin Eliot bisa mengakui Putra yang bukan darah dagingnya adalah anak kandungnya?. 

"Apa kamu tidak  cemburu, Kalau aku melakukan dengan orang lain?." Alby tak habis fikir!. Yang benar saja, kalau ini akan berakhir di sini, Apa Eliot tidak akan merasakan cemburu lagi?. Ntah kenapa, Dia sedikit kesal.

"Bukan be---."

"Kali ini tidak pelacur, Bocah?." Potong Anya yang membuat Alby dan Eliot langsung menoleh, Sungguh melihat perdebatan mereka membuat Anya pusing sendiri, Yang satu ingin Di cemburui, Yang satu lagi tidak peka dengan maksud dari perkataannya, Sungguh kolaborasi yang akan membuat mereka saling cekcok. Kalau gitu mari kita sedikit bantu.

Eliot menatap Anya, Kemudian menggelengkan kepalanya, Sedangkan Alby Langsung mengerutkan keningnya, Pelacur?. Apa Eliot pernah menjalin hubungan dengan seseorang sebelumnya?. Berarti Itu sebelum dia koma. Apa mereka masih berhubungan sekarang?. Dia menatap Eliot intens, Yang tentu saja Eliot menatapnya balik sembari mengerutkan keningnya, lalu tersenyum.

Apa apaan itu?. Apa Pria itu Sangat bangga dengan Dia yang memiliki hubungan dengan orang lain?.  

Anya berjalan mendekat, berdiri di hadapan Alby sembari menatapnya Intens. jantung Alby sedikit berdegup sangat kencang, Dia Gugup. Apa ini semacam penilaian?. Lihatlah tatapannya, Apa ini akan baik baik saja?. 

"Kalau Eliot bilang bahwa anak ini adalah Putramu dan Dia. Berarti dia Pewaris Sah Keluarga Frans. Biarkan Keluarga Frans yang merawatnya, Dan silahkan kamu bawa Anak ku yang tidak berguna itu kemanapun kamu mau."

Alby terdiam, Dia sedang menyusun informasi yang di katakan Ibu Eliot itu sekarang, Apa maksudnya?. Apa Ibu Eliot percaya?. Tidak. Ini Bukan lagi masalah kepercayaan. Apa sekrang dia di restui?. Apa memang segampang itu?.

Eliot membulatkan matanya sempurna. "Apa maksud Mama?. Putraku, ya Harus aku yang merawatnya, Lagian tanpa mama suruh. Aku juga akan ikut kemanapun Alby pergi."

Anya menaikkan sebelah Alisnya. "Kamu berbicara dengan nada tinggi kepadaku?. Lagian Apa kamu pikir kamu bisa berbuat sesuka hatimu?. Tiba tiba bangun, Tiba tiba memiliki kekasih, Tiba tiba Mempunyai anak. Apa kamu Pikir Mama akan percaya?."

Nyali Eliot langsung ciut, Apalagi dengan tatapan nyalang dan ekspresi datar yang di tunjukkan Anya. Itu benar, Perkataannya terlalu terburu buru. Ntah kenapa melihat mamanya tadi membuatnya merasa harus memperkenalkan Alby Tanpa memikirkan Alasannya. Selalu begini, Ketika di hadapan Anya, Otaknya selalu tumpu,

Berangsur angsur Alby mulai melepaskan tautan tangannya dengan Eliot, Tetapi Eliot malah Semakin menggenggam tangannya erat."Maaf menyela, Benar juga, Ini terlalu terburu buru. Tolong Abaikan perkataan Eliot tadi." 

"Jadi Kamu bukan kekasih Putra saya?."

Alby terdiam, tidak tahu mau jawab Apa. Kalau di Pikir Pikir, Apa mereka pernah meresmikan hubungan mereka sebelumnya?. Apa dia dan Eliot Benar benar sepasang kekasih?., Alby menatap Eliot yang juga menatapnya menunggu jawaban yang darinya.

Alby mengangguk. "Saya Kekasihya, Tetapi Soal A--."

"Anak mu, ya tentunya Anak Eliot juga, Dan Anak Eliot pastinyanya Penerus keluarga Frans." Potong Anya yang membuat Alby lagi lagi terdiam, Kenapa Perginya kesana lagi?. 

Eliot mengangguk, membenarkan lontaran kata yang di ucapkan Oleh Mamanya. "Itu benar, Yasudah Sayang. Tinggalkan saja Bocah nakal itu bersama Mama, Dan mari kita lanjutkan Apa yang kita tunda tadi."Ujarnya menggoda 

Duk!.

"Aww.."

Entah sejak kapan, Spatula berada di tangan Anya lagi membuat ia berhasil mendaratkan pukulannya pada kepala Eliot. 

Alby meringis kasihan, lalu kemudian melirik Dinding tempat Ia melihat spatula tadi, dan spatula itu masih ada di sana, Lantas yang di tangan Anya?. Eliot kembali menggosok Kepalanya, Dia Lupa kalau mamanya punya dua spatula Yang selalu di bawanya ketika Dia menggunakan satu. 

"Jangan dengarkan Bocah bodoh itu." lalu kemudian Anya mengangkat tangannya, yang membuat Alby spontan menutup matanya . Tetapi Akhirnya hanya elusan Lembut yang terasa. "Terima kasih Sudah mencoba menjaga Putraku." 

Alby menegrutkan keningnya, apa maksudnya?.

"Tapi, Veo Akan tetap menjadi Penerus keluarga Frans."

Tetapi mendengar perkataan itu lagi membuat Alby mengerutkan keningny kesal. Ada Apa dengan Keluarga ini?. Kenapa Mereka begitu Egois dan keras kepala?. Kenapa mereka selau membenarkan apa yang mereka inginkan untuk tetap terjadi?. Tidak Eliot, Tidak Mamanya, Mereka tidak ada bedanya. Apa Mereka Fikir, Bahwa Mereka adalah Tuhan?.

Mana mungkin Veo akan menjadi penerus Keluarga Frans?.  Sedangkan Mereka tidak sedikitpun memiliki hubungan darah. "Nyonya, Maafkan saya. Bukankah ini bukan waktunya untuk membicarakan ini?. Tapi perlu saya katakan lagi. Veo bukanlah Anaknya Eliot. Jadi dia tidak bisa menjadi penerus keluarga Frans. Lagipula, Dia akan menjadi penerus keluarga Joel." Ntah kenapa Alby jadi ingin berdebat dengannya, Benar benar bertolak belakang dengan sikapnya.

Anya Mengangguk sembari bersidekap dada Tak mau kalah. "Kalau begitu, Berarti Kamu masih menganggap kami orang asing. Dan tentu saja, Saya tidak akan membiarkan putraku untuk pergi dengan orang asing."

Alby membulatkan matanya sempurna, Pemikiran semacam apa itu?. lagian kenapa Mama Eliot begitu keras kepala menginginkan Putranya yang tidak Memiliki hubungan darah dengan keluarga Frans menjadi penerus dan keluarga Sendok emas ini? Bukankah itu aneh?.

"Ma, mana bisa begitu. Masak gara gara itu mama nggak ngerestuin hubungan kami." Tanpa menatap Anya, Eliot kembali berujar. "Walaupun Mama tidak merestui hubungan kami, Dan Aku Akan tetap Membuat Alby tetap di sisiku." Dengan Tergesa gesa Eliot Mulai melangkahkan kakinya pergi, Dengan Anya yang menatapnya sembari terkekeh Geli. "Seru Juga." Gumamnya.





TBC

Target Lagi Cintaa 

[BXB] TRANSMIGRASI DOMINANT S2 : El & Al's new world! [END]Where stories live. Discover now