vi. ー hoodie

249 36 1
                                    

Klub volly selesai dengan latihannya, Tsukishima membereskan barang-barangnya. Terlihat Hiruka memasuki gymnasium dengan pakaian basketnya. Tsukishima awalnya hanya memandangi teman sekelasnya itu. Tapi, kakinya malah menghampiri Hiruka.

Hiruka terbingung-bingung karena Tsukishima yang tiba-tiba menghampirinya. “Apa?” tanya Hiruka ketus namun masih bertanya-tanya kenapa pemuda surai pirang itu menghampirinya.

Tsukishima tidak menjawab pertanyaan Hiruka, Tsukishima hanya mematung. Ia pun berpikir, kenapa ia malah menghampirinya?

“Kau mau berbicara, kan? Cepat, aku sibuk.” Hiruka langsung to the point.

Tsukishima memandangi teman sekelasnya ini. Cih, tampangnya saja so keren, batin Tsukishima. “Kenapa kau selalu mengganggu (Name)?” Tanya Tsukishima langsung to the point juga.

Hiruka hampir tertawa sarkas tapi ditahan saat mendengarnya. “Eh? Apa ini? Ternyata kau pacarnya (Name)?”

Tsukishima hanya menyipitkan matanya, bingung. “Apa maksudmu?”

“Kalau kau peduli padanya, sudah pasti kau pacarnya.” Hiruka menjawab pertanyaan Tsukishima.

Tapi Tsukishima hanya terdiam, tidak mengerti dengan jawaban Hiruka. “Aku tidak mengerti. Lagipula aku bukan pacarnya (Name).”

“Oh? Aku salah sangka berarti,” Hiruka tertawa lega. “Aku juga tidak akan percaya, sih jika (Name) mempunyai pacar. Lihat saja dirinya- maksudku apa ada yang mau dengannya jika dia mempunyai mental issues? akan sangat merepotkan, kan?”

Tsukishima mendengarkan semua ocehan Hiruka. Tidak tau mengapa, tangan Tsukishima mengepal, seolah menahan emosi disana.

“Bukannya kau saudaranya?” Tsukishima kembali bertanya.

“Bukan.”

“Iya, kau saudaranya.”

“Aku bilang bukan.”

“Kau saudaranya.”

Hiruka tiba-tiba mencengkeram kerah baju Tsukishima dengan tatapan kesal. Tsukishima hanya menatap heran kearah Hiruka. Sampai se-marah itu? Padahal jelas-jelas mereka bersaudara.

Tsukishima tidak melawan, hanya membiarkan Hiruka yang terus mencengkeram kerah bajunya yang semakin kuat.

“Tau apa kau, hah?! Tau apa tentangku dengan dia?!” Hiruka berteriak lumayan keras samapi bergema diseluruh gymnasium.

Semua yang berada diruangan itu langsung memisahkan Hiruka dengan Tsukishima. Disana juga masih ada Daichi dengan Sugawara yang tengah mengepel lantai.

Tsuda- si kapten basket yang melihat anak buahnya berlaku kasar seperti itu langsung berlari menghampiri keduanya. Tidak beda jauh dengan Daichi, ia pun langsung menghampiri Tsukishima.

“Ada apa ini?” Tanya Tsuda yang menarik tubuh Hiruka supaya melepaskan cengekeramannya dari kerah baju Tsukishima.

Tsukishima hanya berdiri santai, ingin melihat reaksi Hiruka selanjutnya.

“Urusan kita belum selesai.” Ucap Hiruka yang langsung pergi dari hadapan Tsukishima yang diikuti kapten basketnya.

“Tsukishima? Ada masalah apa?” Sugawara bertanya sambil memegang bahu Tsukishima.

“Tidak ada apa-apa, Sugawara-senpai, ia hanya bereaksi berlebihan saja.” Jawab Tsukishima dengan santai.

Daichi terkekeh sambil menggelengkan kepalanya karena melihat kelakuan junior nya itu. “Kau ini, aku kira kau akan benar-benar akan berkelahi. Yah, walaupun sangat aneh jika kau sampai berkelahi, sih.”

𝐀𝐍𝐗𝐈𝐄𝐓𝐘 :: tsukishima kei [HIATUS]Where stories live. Discover now