x. ー awakened

242 36 5
                                    

[ Still Flashback ]

“Hiruka, tadi Mei-san menelepon ibu.” Ibunya Hiruka sedang duduk di sofa ruang keluarganya dan mengatakan hal tersebut saat Hiruka baru saja pulang sekolah.

Hiruka yang tadinya mau memasuki kamarnya, langkahnya jadi terhenti. “Menelepon? Apa yang jalang itu katakan apa ibu?”

Shaki– ibunya Hiruka menggelengkan kepalanya karena Hiruka selalu menjelekkan Mei.

“Benar kamu selalu merundung (Name)?” Ibunya langsung bertanya, tidak basa-basi terlebih dahulu.

Hiruka yang mendengarnya kaget bukan main. Masalahnya, darimana ibunya tau kalau selama ini ia selalu merundung (Name)?

Hiruka nyaris menahan tawanya. “Ibu percaya dengan ucapan jalang itu?”

“Hiruka, bersikaplah seperti seorang yang selalu di didik,” ibunya sedikit menaikkan suaranya. “Ibu tanya sekali lagi, benar kamu suka merundung (Name)?”

Hiruka menyatukan rahangnya, tanda kesal. “Memangnya ibu tidak membencinya?” Alih-alih menjawab pertanyaan sang ibu, Hiruka malah menanyakan hal lain.

Shaki menghela napas dan memijat pangkal hidungnya. Shaki menghela napas dalam-dalam. “Sudah ibu katakan, (Name) tidak ada hubungannya dalam masalah keluarga ini. Kau tidak boleh semena-mena membencinya hanya karena dia saudara yang beda ibu.”

“Ibu malah membela (Name) daripada aku? Ibu malah membela anak orang lain daripada anaknya sendiri?” Hiruka semakin kesal, ia menahan mengepalkan tangannya.

“Bersikap dewasalah, Hiruka. Berdamai dengan keadaan.” Shaki tidak menjawab pertanyaan anaknya, ia malah menceramahinya kembali.

Hiruka tersulut emosi, dipikirannya hanya memikirkan bagaimana caranya (Name) pergi dari kehidupannya.

“Ibu tanya sekali lagi. Apa benar dengan semua kejadian itu, kau merundung (Name)?” Ibunya kali ini berbicara dengan nada yang tegas sambil menatap tajam anak tunggalnya.

“Jika aku berkata ‘iya’, bagaimana?” Hiruka menjawab.

Shaki membulatkan bola matanya, karena tidak menyangka dengan perilaku anaknya selama ini. Anak yang selama ini ia besarkan malah menjadi seorang perundung? Shaki beranjak dari duduknya dan menghampiri Hiruka.

“Kurang ajar. Apa nanti yang akan ayahmu katakan jika mengetahui hal ini, hah?!” ibunya sudah naik darah, tapi tetap menstabilkan emosinya.

“Aku tidak peduli. Lagian ayah sudah tidak peduli juga kan pada kita? Sekarang dia malah sering menghabiskan waktu bersama jalangnya.”

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi Hiruka. Shaki kali ini benar-benar tersulut oleh emosinya sendiri.

“Jaga perkataanmu, Hiruka. Dia juga masih ayahmu.” Shaki memelototi Hiruka. Hiruka hanya memegangi pipinya yang berubah menjadi warna merah karena tamparan ibunya sendiri.

“Memang lebih baik aku tidak pernah ada didunia ini. Aku juga tidak pernah meminta ibu untuk melahirkanku.” Hiruka memasuki kamarnya dan membanting pintu kamarnya didepan ibunya.

Shaki kini hanya memejamkan matanya, lantaran masih tidak menyangka dengan perilaku anaknya tersebut.

[ Flashback Off ]

(Name) memerjapkan matanya beberapa kali, guna menetralkan penglihatannya dengan cahaya yang ada diruangan. (Name) melihat ke kanan dan ke kiri, ini bukan disekolah. Tunggu dulu.

(Name) refleks duduk dari tidurnya tetapi tangannya merasa tersangkut akibat ada infusan dipergelangannya.

Kepala (Name) terasa sangat pusing. Pakaiannya juga sudah berubah menjadi pakaian pasien, bukan seragam sekolah lagi. Apa yang terjadi pada (Name)?

𝐀𝐍𝐗𝐈𝐄𝐓𝐘 :: tsukishima kei [HIATUS]Where stories live. Discover now