CHAPTER 12-2 - NOT A LUCKY DAY

1.5K 200 27
                                    

50 Umberton St

January 6th, 01.10 A.M





"Pak Bos, Anda yakin kita menunggu di balik semak begini?" tanya Brey sambil membetulkan letak kacamatanya.

Setelah sepuluh detik yang lalu kami sampai di lokasi, aku langsung mengajak dua anak buahku untuk bersembunyi bersamaku di balik semak-semak yang cukup tinggi, tepat mengarah ke rumah berwarna kuning gading yang tampak sederhana. Di depan rumah itu, ada pagar yang cukup tinggi, entah apa alasan pemiliknya memasang pagar itu mengingat rumah di Kanada jarang dipasang pagar. Dua buah jendela yang mengapit pintu utama menampilkan bagian dalam rumah yang tertutup oleh korden tipis diterangi oleh lampu berwarna kuning. Tidak ada tanda-tanda kehidupan dari dalam sana, bahkan yang bergerak saja hanya pohon-pohon di depannya.

Aku melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 01.18. Biasanya aku sudah akan tidur kalau tidak ada urusan. Tapi karena urusan dari William ini, mau tidak mau aku berjaga sambil didampingi oleh dua anak kembar yang mengabdikan hidupnya menjadi penegak keadilan ini.

"Pak Bos, boleh aku bertanya?" tanya Brey tiba-tiba.

"Fokus pada rumah itu, Brey. Kalau kamu ngomong, nanti perhatiannya terpecah," jawabku ketus.

"Aduh, Pak Bos seperti tidak tahu kita saja," balas Grey, kembarannya. "Kita ini kan sudah sering bersama Pak Bos. Biasanya saat kita sedang sibuk makan donat saja 20 penjahat tidak lepas dari tangan kami."

"Jangan menganggap remeh sesuatu, Grey. Kali ini lawan kita tidak bisa diremehkan begitu saja."

"Darimana Pak Bos tahu? Kemungkinan pelakunya kan wanita."

"Iya, memang wanita. Tapi kalian harus tahu kalau wanita itu kejam dan sedikit tidak berperasaan," jawabku masih bete. "Tidakkah kalian ingin mengecilkan suara kalian?"

Perhatianku kembali terpusat pada rumah kuning gading itu. Sekilas, aku melihat ada bayangan yang melintas dengan cepat, membuatku nyaris berteriak kalau saja aku tidak mengenali siapa sosok itu. Si Calvin dan William yang mengekor di belakangnya. Sial, apa yang mereka lakukan di jarak sedekat itu!? Kalau si pelaku curiga bagaimana?! Begini rupanya bekerja dengan orang yang tidak mengerti strategi pengintaian!

Aku ingin sekali berteriak tapi aku tahu kalau aku bisa membangunkan setiap orang di kompleks wilayah ini, jadi aku menahan diri dan berharap bisa segera menghubungi Calvin. Temanku itu mengendap-endap dan bersembunyi di balik mobil milik tetangga pemilik rumah ini, entah apa maksudnya. Kalau dia hanya sendiri, oke, aku tidak masalah. Tapi dia membawa si gendut William. William bisa kesandung lalu jatuh kalau tidak berhati-hati! Dan rencana kita bisa gagal untuk memergoki si pelaku pada jam segini.

"Pak Bos, kita masih punya sekitar 41 menit lagi, yakin kita harus menunggu di sini?" tanya Grey.

"Jelas. Karena itu aku menyebar tim di hampir seluruh arah. Dia bisa saja datang dari arah yang berlawanan, atau dia datang lewat depan."

"Rumah itu tidak punya pintu belakang?" tanya Brey bingung. "Kalau dia kabur lewat pintu belakang bagaimana?"

"Menurut salah seorang anak buah William, tidak ada pintu belakang di rumah itu. Mereka sudah memeriksanya tadi siang," ujarku cepat. "Sekarang bisakah kalian diam dulu?"

"Tidak bisa," jawab mereka serempak, membuatku harus menghela napas dan memaksa diri untuk bersabar menghadapi mereka. Bagaimana bisa aku dihadapkan pada situasi seperti ini, bersama dua detektif yang adalah anak kembar yang entah mengapa akhir-akhir ini jadi penakut sekali, lalu harus memelototi rumah selama 41 menit penuh tanpa boleh kehilangan fokus. Bisa-bisa aku kesurupan setelah ini.

TFV Tetralogy [4] - Journal Of Truth (2015)Where stories live. Discover now