CHAPTER 15 - ALIBY KEPT THE HIDDEN CUP

2K 209 16
                                    

ETHAN RAY

Aliby's Room, Alexander St, Vancouver

January 5th, 07.18 P.M



Sudah lebih dari lima menit sejak Sierra pingsan karena alasan dan Sam menarik kaki cewek itu dengan keras hingga posisi kakinya yang semula rada kasihan menjadi jauh lebih baik. Untung saja aku mengambil keputusan untuk membuatnya tidur sebentar, kalau tidak aku cukup yakin dia akan berteriak-teriak karena kakinya nyaris patah. Kulihat, kakinya sudah jauh lebih baik, walau begitu aku ragu kalau dia bisa berjalan jauh, atau lebih tepatnya, berlari-lari berhubung waktu kita sangat amat terbatas.

30 menit.

Tak kurang, tak lebih.

Monorail berhenti satu menit kemudian, dengan sigap Sam menggendong adiknya yang sedang tertidur pulas di atas punggungnya, seperti koala clingy yang tidak mau lepas dari batang pohon (iri deh melihatnya, jadi lupa kapan terakhir kali aku tidur). Kami berempat keluar dari dalam sana dan secepat mungkin menuruni tangga yang membawa kami ke jalanan Alexander Street yang tidak seberapa ramai dan penuh dengan bangunan kotak-kotak yang membosankan. Kalau bukan karena suasana malam yang dipenuhi oleh lampu di mana-mana dan beberapa pedagang kecil di pinggir jalan, jalanan ini sudah mirip jalan yang sedang dalam proses perbaikan pasca gempa.

"Sejak tadi aku merutuki diriku, kenapa juga aku bisa terlibat dalam permainan bodoh macam ini," ujar Javier kesal. "Ngomong-ngomong, aku melihat plang Alibi's, di sana."

Kami semua menoleh ke arah yang ditunjuk Javier. Plang yang bisa dibilang kecil terlihat sekitar lima meter dari tempat kami berdiri sekarang. Kulihat, tidak terlalu banyak orang yang pergi ke sana, karena dari luar, bangunan yang juga mayoritas terdiri dari kaca itu tampak memperlihatkan bagian dalam restoran dan bar yang tidak seberapa penuh. Hanya ada dua tiga meja yang terisi, dan nampaknya dua bartender yang bertengger di sana sedikit santai.

Aku merasa kita bisa menjalankan tugas dengan lancar.

What the heck, kaki aku kenapa mendadak oke gini?

Kontan aku menoleh ke arah suara itu. Kulihat, Sierra yang sudah bangun meminta Sam untuk menurunkannya, walaupun kakak yang kelewat protektif itu tampaknya tidak setuju, tapi akhirnya Sierra berhasil turun sendiri sambil melompat-lompat kecil.

"Bagus, kalau kamu tidak sembuh, bisa-bisa aku memotongmu, kaki," ujarnya pada si kaki yang sebenarnya juga sembuh karena bantuan Sam dan aku.

"Kalau gitu tunggu apa lagi? Kita mending segera kabur sebelum jejak kita dilacak sama si polisi kampret itu," kata Bri semangat. "Tapi kalau kita ketangkep, kita nggak salah, kan?"

"Kalaupun kita salah, yang bakal aku lempar ke kubangan polisi itu kamu, Bri. Kamu yang tanggung kesalahan kita."

Kudengarkan pembicaraan Sam dan Bri yang tampak seru itu, tapi ada sesuatu yang lebih menarik perhatianku sejak tadi. Mataku tertuju pada Javier, temanku yang entah sejak kapan memandangi Sierra yang masih melihat-lihat jalanan sekitar. Dari cara dia menatap, sekali lagi, aku bisa menduga kalau cowok ini menyimpan rasa. Aku tidak melarang, hanya saja rasa cemburu yang sejak kemarin sudah tumbuh itu semakin menjadi-jadi. Berusaha keras kutekan rasa cemburu itu agar tidak berujung pada kemarahan, tapi rasanya seperti ada sesuatu yang menghalangi.

Aku tidak bisa cemburu dengan teman sendiri.

Tapi ini masalah cinta, gitu loh. Mana bisa aku membohongi perasaan sendiri?

"Than, yuhu," tangan Sam diayun-ayunkan di depan wajahku yang, shit, sedang melamun ini, membuatku langsung sadar dan segera mengikuti Sam yang sudah berjalan di depanku, sementara Bri dan Javier serta Sierra ada di belakang. Aku ingin sekali berjalan di sebelah cewek itu, tapi anak-anak pasti akan mengiraku terlalu protektif atau apalah kalau aku mendadak muncul di sebelah Sierra, mana aku memang selalu ada di sebelahnya like all the time pula.

TFV Tetralogy [4] - Journal Of Truth (2015)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora