CHAPTER 21 : THE MAN WHO HAD THE ROCK

2.2K 197 22
                                    

SIERRA LANEY

Vancouver Aquarium, Stanley Rd, Vancouver

January 6th, 10.50 A.M



Tidak ada yang lebih melegakan dari terbukanya rahasia demi rahasia yang tersimpan rapat.

Suasana di depan salah satu wahana paling diminati di wilayah Stanley Park ini sangat meriah. Selain karena parade serba ikan yang sedang berlangsung, kami baru saja mendapat kabar yang menarik, sekaligus menegangkan.

Di sampingku, Sam sedang memegang telepon yang langsung tersambung ke Om Calvin, yang tampaknya sedang terkurung di suatu tempat yang tidak bisa kami ketahui. Tapi sejak tadi kami mencoba menelepon Om Calvin, dia tampaknya sedang kesulitan, berbicara? Sinyal pun tidak tampak bagus karena kami harus naik-naik tangga segala untuk mendapat sinyal sebagus mungkin. Kulihat, Javier bolak-balik berdiri di atas kursi dan menjadi tontonan karena tubuhnya yang atletis dan wajahnya yang tampan, membuat beberapa cewek mendekati dia untuk meminta tanda tangan (hebat kan temanku ini, disangka artis), dan foto bersama dengannya, karena menurut mereka Javier mirip dengan aktor Brenton Thwaites.

Selagi dia foto-foto, tidak bermaksud untuk GR, matanya terus tertuju padaku, yang entah kenapa juga terus memandangi dia. Aku sampai harus ngumpet di belakang seorang bapak-bapak gendut agar tidak melihatnya, tapi aku tidak bisa. Warna merah yang mulai mendominasi pipiku ini semakin menjadi-jadi, membuatku rasanya mau membenamkan diri di laut terdekat.

"Halo...krskksksrsk...Iya, jadi begini, Anak-anak," kata Om Calvin. "Aku sedang terjebak di sebuah tempat sekarang. Mobil kami meluncur jatuh ke laut..."

"APA?!" Kontan kami berempat berteriak, sementara Javier masih sibuk foto-foto dengan seorang cewek yang mengaku fans beratnya Brenton dan kepingin sekali main bareng dia dan Odeya di The Giver.

"Jadi mobil tadi itu, mobil Om?" tanya Ethan tak percaya. "Astaga, kita semua berpikir penumpangnya pasti sudah kembali ke Surga, Om!"

"Jadi maksud kalian Om sudah mampus begitu?" tanyanya tidak terima. "Technically, yes, Om mampus sekarang. Mampus semampus-mampusnya."

"Tapi Om masih hidup!"

"Sial! Eh, maksud Om," dia berdeham, "Maksud Om, jangan begitu dong. Iya, Om masih hidup sehat. Di samping Om ada Bexton sama Brey."

"Siapa?" tanyaku dan Sam bersamaan.

"Ah, hai anak-anak! Aku polisi yang menangani kasus kalian bersama detektif Bex dan-auh! Apa sih pak bos?! Ini kan perkenalan diri, formalitas! Anak-anak, apa kalian melihat ada polisi berkeliaran di sana?" tanya si polisi Brey ini.

Aku segera memandang ke sekeliling, berharap menemukan sesuatu, dan ya, aku memang melihat sebuah mobil polisi di ujung jalan, dengan dua polisi sedang bertugas.

"Ya, ada satu mobil, Pak. Ada yang bisa kami bantu?" tanyaku halus.

"Jelas! Kamu pasti, siapa, yang cewek sendirian itu, Silvia?" Lalu aku mendengar suara detektif Bex menyebut namaku dengan benar. "Ah, Sierra, maaf. Bisa kamu ke sana dan bilang ke mereka untuk melacak nomor telepon Om mu ini?"

Aku langsung mengangguk. "Ya, tentu saja. Tunggu sebentar."

Sambil berlari kecil, aku langsung berlari kea rah mobil polisi itu, bertemu dengan seorang polisi perempuan yang nampaknya garang luar biasa, lalu segera memberitahu mereka bahwa mereka harus melacak nomor telepon Om Calvin.

TFV Tetralogy [4] - Journal Of Truth (2015)Where stories live. Discover now