CHAPTER 13-2 - FADING TO THE NEXT STOP

1.4K 213 13
                                    

SIERRA LANEY 



Tanpa banyak tanya, aku langsung mengikuti Bri yang menarik tanganku dengan keras. Di belakangku, kurasakan delapan orang sedang ikut berlari ke arah kami.

Aku sempat menoleh dan melihat Ethan serta Javier masih berlari sambil sesekali memperlambat lima orang yang mengejar kami itu. Kubalik tubuhku untuk melihat jalan, dan kami sedang berada di jalan yang penuh dengan manusia yang tampak bingung dengan kelakuan kami berdelapan, seperti sedang ikut color run saja. Aku berusaha menembus kerumunan sambil berkata sorry bolak-balik, sementara Bri tampak tidak peduli dengan tatapan orang-orang. Dia fokus berlari hingga akhirnya kami sampai di pertigaan.

Aku langsung berbelok dan berlari secepatnya menyusul Bri. Di belakangku, Sam sempat terjatuh dan diinjak oleh si pirang, membuatku berhenti dan reflek menyebut nama Sam. Kulihat Bri yang sudah satu meter di depanku memanggil namaku dengan keras lalu menyuruhku untuk berlari, tapi aku malah berbalik ke arah Sam untuk menolongnya.

Si pirang melihatku mendekat, dan dia sudah bersiap untuk menyerangku atau apa, tapi seakan dirasuki oleh arwah Jet Li, aku berlari sambil melancarkan tendangan memutar yang cukup keras mengenai pipi si pirang, kemudian kuinjak dadanya dua kali sebelum mengambil batu dan menampar wajahnya dengan batu itu. Seorang ibu-ibu tampaknya syok melihat apa yang terjadi, tapi aku tidak peduli. Ini Kanada dan kita memang sedang dalam bahaya. Sebisa mungkin kita harus selamatkan diri kita.

Aku mendekati Sam yang sedang berusaha berdiri sambil berhati-hati agar tidak ada siapapun lagi yang menyerang.

"Sierra, bodoh, apa yang kamu lakukan? Lari sana!" bentak Sam sambil berusaha berdiri.

"Kamu yang bodoh, bego! Kenapa bisa jatuh?!"

"Aku kesandung batu, tolol!" balas Sam. "Susul Bri, biar aku hadapi orang-orang ini!"

"Ngurus beginian aja nggak becus!" ujarku sambil menendang si pirang yang kesakitan sekali lagi.

Belum selesai aku marah-marah, si Sam sudah menarik tanganku, membuatku reflek nyaris tersandung oleh tubuh si pirang. Tapi, kurasakan kakiku ditarik oleh seseorang, dan setelah aku menoleh, rupanya si pirang itu tidak menyerah. Dia menahan kakiku dengan kerasnya, menekan bagian pergelangan kakiku dan memutarnya, sehingga mau tidak mau aku berteriak dan terjatuh.

"Sierra! Sentuh adikku dan kukirim kamu ke neraka yang paling dalam! Tanganmu bahkan lebih hina daripada bakteri paling menjijikkan!" bentak Sam emosi, sambil menonjok wajah si pirang sekali lagi.

Aku meringis kesakitan saat Ethan datang untuk membantuku berdiri.

"Oh, God, ayo bangun, dear," aku nyaris meledak saat mendengar Ethan memanggilku seperti itu, "Tahan sebentar, kita cari tempat berlindung dulu!"

Karena aku tidak ingin dicap lemah, lagi, aku memaksa diriku untuk berdiri dan mengikuti Ethan yang masih sempat-sempatnya menendangi beberapa orang yang mengejar kami itu. Kulihat Javier dengan santai menonjok si gondrong yang menjadi rival terkuatnya sambil menjotos hidungnya dengan siku.

"Makanya, suruh your mom and dad bikin sister, biar tahu rasanya kalau adik disakiti orang sialan seperti kamu itu bagaimana!" bentak Sam sekali lagi. "Than, bawa Sierra lari!"

"Nggak, Sam! Jangan diam di sana! Tinggalin aja mereka dan lari tanpa menoleh!" Tapi Sam malah sibuk membantu Javier melumpuhkan orang-orang yang masih berdiri tegak seakan-akan mereka die hard sekali. "Matilah! Punya kakak bego luar biasa, temen juga keras kepala macam batu akik!"

TFV Tetralogy [4] - Journal Of Truth (2015)Where stories live. Discover now