E P I L O G U E

3K 254 82
                                    

Mountain Forest CMHC, North Vancouver

Date/Time: January 12nd 2014, 08.30 A.M




Dua mobil Jip berhenti dengan mulus di depan sebuah palang kecil yang terbuat dari kayu dan sulur-sulur tanaman anggur yang melingkar ringan di sekitarnya. Terdapat pos kecil di samping palang itu, dengan ukuran empat kali enam meter, yang kemungkinan hanya diisi dengan seperangkat meja dan kursi bagi para penjaga. Seorang pria berambut abu-abu dengan sebelah mata yang dijahit tertutup bersandar di depan pintu pos itu, membuang rokoknya ketika melihat dua mobil yang berhenti di depan wilayahnya. Setelah menginjak rokoknya hingga mati dan menyisakan asap yang melingkar-lingkar sebelum hilang bersama angin,  pria itu menghampiri mobil jip yang pertama, mengetuk-ngetukkan jarinya ke jendela depan.

Jendela dibuka dan tampaklah wajah seorang cowok berambut semi cepak dengan mata berwarna cokelat tua mengangkat sebelah alisnya sambil menunjukkan kartu tanda pengenal pada pria itu.

"Hmm, kau rupanya," ujar si pria dengan suara parau. "Bukankah ini bukan jadwal kalian kemari?"

Cowok itu mengangguk sekali. "Kami menunjukkan teman-teman baru kami tempat ini, Sir. Semacam rally. Lagipula satu-satunya jalan terdekat sebelum kita melanjutkan perjalanan masuk ke Garibaldi," cowok itu terdiam sejenak. "Maksudku, ke pinggiran Garibaldi."

"Aku sudah hampir menganggapmu gila karena berani membangun lokasi sekolah di Garibaldi-nya, Nak," ujar si pria terkekeh. "Gerald tentu memikirkan beberapa kesehatan anggotanya kan?"

"Selama ini belum ada yang kena hipotermia," mendadak seorang cewek berambut wavy dengan semburat warna ungu dan pirang yang mendominasi hampir empat puluh persen warna rambutnya, muncul dari belakang kursi kemudi si cowok. "Hai, Sir Edwin."

"Violet," ujar pria bernama Edwin itu, dengan wajah ditekuk. "Jangan kau coba bikin keributan di sini. Singkirkan apimu dari area minyak."

"Tenang saja, Sir," ujar Violet singkat. "Memangnya aku kurang kerjaan apa?"

Edwin hanya meringis, lalu dia berjalan mendekati portal yang menghalangi perjalanan dua mobil itu.

"Mobil di belakangmu?" tanya Edwin pada si cowok.

"Mereka dengan kami," balasnya. "Ada Rosetta di mobil sana, dan Liana."

"Liana?" ulang Edwin kaget. "Ah, ya sudah ya sudah, silahkan masuk."

Mobil pertama berjalan melewati Sir Edwin, di mana si cowok berkata sambil tersenyum lebar, "Makasih, Sir. Donatmu menyusul."

"Bah, kenapa pula kau dan Rosetta pisah mobil? Kalian kan saudara kembar, tidak boleh dan tidak bisa terpisahkan," tanya Sir Edwin bingung.

"Yang jelas kelak kita tidak akan pisah ranjang," balas cowok itu santai.

"Rose bakalan ngamuk kalau mendengar jawabanmu barusan," gerutu Violet yang sepertinya cukup kesal dengan perkataan si cowok barusan. "Dah, Sir Edwin."

"Sana pergi," kata Edwin sambil mengusir mobil pertama yang sudah melaju masuk, sementara saat mobil kedua memasuki area Mountain Forest, wajah Liana muncul dari balik jendela yang ditanggapi dengan hormat oleh Edwin. "Liana."

"Edwin, senang melihatmu lebih sehat dari sebelumnya," ujar Liana dengan suara lembut. "Kuharap tidak ada masalah di sini, mengingat tempat ini hanya satu hektar luasnya."

Edwin mendengus sambil tertawa. "Mereka bisa menjaga tempat ini dengan baik, Liana. Lagipula, anak-anak jarang kemari sekarang."

Kali ini Liana yang terkekeh pelan. "Itu karena aku sudah merenovasi Pine Hunter, lebih banyak arena baru di sana. Kurasa mereka akan suka."

TFV Tetralogy [4] - Journal Of Truth (2015)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz