CHAPTER 22-2: SEA OF KIDS' BLOOD

1.5K 200 5
                                    

DETEKTIF BEX

Manitoba St, Shaugnessy, Canada

January 6th, 02.05 P.M



Kubuka sebungkus lolipop lagi dengan ganas dan memakannya untuk menenangkan otak ku yang sedang bergerak liar. Entah sudah berapa banyak permen yang kuhabiskan dan seberapa tinggi kemungkinanku mendarat di kursi mengerikan dokter gigi, tapi lolipop adalah penyelamatku. Sementara Calvin membeli beberapa kue lapis untuk Grey nanti (kuduga dia pasti lapar setelah dijadikan sandera), aku menunggu di mobil sambil bersantai-santai. Tapi tentu saja, organ tubuh paling pentingku tak bisa santai sekarang. Sebaliknya, dia malah sibuk sekali.

Ini perkara Lamia.

Sejak tadi, aku masih terus memikirkan, siapa kemungkinan tersangka yang bisa menjadi sosok Lamia ini. Siapapun dia, pasti dia memiliki ketertarikan khusus terhadap mitologi Yunani, karena dia juga mengirim gambar sosok Lamia yang cukup menyeramkan (setidaknya bagi semua orang, tidak bagiku). Belum lagi, dia mengaitkan mitologi itu dengan serentetan teror tak berguna yang pada akhirnya nyaris kubongkar.

Tapi soal itu, bahkan orang tuli pun tahu. Sekarang ada satu hal yang terus kupikirkan. Ini akan menjadi sesuatu yang, jauh lebih besar dari yang pernah dibayangkan, tapi aku benar-benar yakin, ada sesuatu yang berhubungan di sini. Selain Lamia, ada lagi yang lainnya, yang sekarang mungkin masih bersembunyi entah dimana. Tapi itu tak penting. Aku memiliki rencana sendiri sekarang.

Pertama.

Aku akan menyelamatkan Grey.

Kedua.

Aku akan pergi ke suatu tempat yang mungkin akan membuat Calvin terkejut.

Ketiga.

Terlepas dari kalimatku pada Javier dan Sierra tadi kalau aku akan menyusul ke tempat mereka kalau kasusku sudah selesai, aku malah akan langsung ke sana. Dengan atau tanpa informasi dari mereka.

Masalahnya hanya satu. Apa setelah ini semua terbongkar, mereka akan percaya dengan inti masalahnya?

Kalau aku jadi mereka sih, aku tak bakal percaya, Bex.

Konyol.

Satu kata itu yang bisa kukatakan sekarang. 

Mendadak kudengar ketukan di sebelahku yang berasal dari kaca mobil yang dibela-belai lembut oleh Calvin. Kontan aku membukakan pintu untuknya yang sibuk membawa beberapa porsi sandwich dan minuman.

"Enam dolar untuk ekstra keju?" kata Calvin tak percaya. "Aku tak akan kembali ke sini lagi."

Aku tersenyum kecil. "Simpankan satu untukku," kataku sebelum mulai mengemudi dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya, membuat minuman Calvin tumpah sedikit ke bajunya. "Maaf, aku harus cepat-cepat."

"Oke, begini, kamu harus katakan dulu padaku apa yang akan kamu lakukan, ke mana kita akan pergi, dan apa rencanamu, karena kamu berhutang nyawa sudah menumpahkan empat tetes teh lemon yang paling enak di kota ini," katanya sambil menggigit kue lapis nya. "Smoked beef yang enak."

Aku berusaha fokus dengan jalan dan berusaha keras menemukan nama jalan East 14 Avenue, satu-satunya akses menuju Quebec Street. Setelah beberapa perempatan, akhirnya aku melihat palang bertuliskan East 14 Avn, dan segera berbelok. Dari sana, aku sudah mulai merasakan sesuatu yang tak enak. Bangunan-bangunan di sana lebih seperti bangunan yang ditinggalkan, tapi masih ada orang yang membuka toko kecil di pinggir-pinggir jalannya. Walaupun begitu, dibandingkan jalan-jalan besar seperti Alexander atau Main Street, jelas jalanan ini tergolong sepi.

TFV Tetralogy [4] - Journal Of Truth (2015)Where stories live. Discover now