CHAPTER 14-2 : THE BRACELET'S OWNER

1.8K 206 27
                                    

CARLO INDIGO


Mengejar? Aku menoleh ke belakang sambil tetap berlari kecil, berharap bukan hantu yang mengejar kita karena sekarang jalanan sedang kosong dan memang besar kemungkinannya kalau yang mengejar adalah roh dan semacamnya. Tapi aku sudah bolak-balik memeriksa dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Aku masih ingin mengajak Kathy bicara, tapi sepertinya cewek itu sedang ingin diam.Jadi kuikuti saja dia berjalan cepat, dan akhirnya kita malah berlari ke toko tempat Jay dan Pierre berhenti tadi. Perasaanku mulai campur aduk. Apa yang terjadi dengan Kathy? Apa mungkin yang dia khawatirkan itu benar, bahwa ada yang mengejar kita? Tapi siapa? Otakku mulai berkata, mungkin itu orang-orang yang tadi menyerang kami, tapi jarak mereka kemari terlalu jauh. Paling minim,mereka bisa menemui Ricco dan Callen serta Gris, dan kuharap tiga anak itu sudah bersama Jay dan Pierre karena kalau tidak, semuanya bisa gawat.

Tapi memang benar. Firasatku tidak enak. Semakin dekat dengan deadline waktu, rasanya semakin aneh. Kathy masih tetap berjalan cepat dan sesekali dia menoleh ke belakang, tapi saat dia menoleh untuk yang kelima kalinya, matanya membelalak lebar dan segera menarikku menjauh.

"Awas!" teriaknya sambil menendang seseorang yang mendadak ada di belakangku.

Sosok dengan pakaian warna biru tua itu menyerang Kathy dengan berusaha untuk menjauhkannya dari sana, tapi aku segera bangkit berdiri untuk melumpuhkannya.Karena posisiku masih tidak bagus, aku menendang betisnya dengan keras sehingga orang itu terjatuh (untungnya Kathy menjauh dari sana), lalu kuinjak betisnya dan sekuat tenaga kutarik tangan sebelah kanannya. Aku memutar tubuh orang itu dan tampaklah sosok pria berkumis yang tampak seram, sedang memandangiku dengan mata belo yang gedenya ngalah-ngalahin batu akik. Orang itu berusaha melawan dan aku sudah siap menjotos, tapi kepalanya mendadak berdarah.

Kusadari, Kathy memukul kepala orang itu dengan batu.

Aku langsung berdiri dan jauh-jauh dari bapak itu.

"Nice move and... feeling."

Kathy mengangguk padaku. "Aku sudah lihat dia mengendap-endap daritadi, makanya aku khawatir banget. Kita harus pergi dari sini, kulihat tadi tidak hanya ada satu,Carl."

Kali ini, aku memercayainya. Dengan cepat kami berlari sehingga dalam waktu lima menit, sosok Jay yang rupanya sudah mulai bosan dan Pierre yang sekaku patung terlihat. Tapi aku tidak hanya melihat mereka di sana. Mereka memang berdiri diam sambil menungguku, oke, mereka sudah melihatku dan Kathy, dan mereka langsung menyuruh kami untuk cepat, tapi sosok di belakang Jay begitu menganggu pandanganku. Sebisa mungkin aku berteriak keras dalam radius satu meter,memberikan sinyal waspada terhadap Jay yang tidak ditanggapinya.

"Sial," kataku saat kulihat sosok itu memukul leher Jay, membuatnya terjatuh.

Kupercepat lariku dan kutarik tangan Kathy untuk bisa segera sampai di sana.

"Carlo!" teriak sebuah suara dari sebelah kiri, tepatnya di seberang jalan. 

Aku menoleh dan mendapati Callen sedang melambai ke arahku. Tak lama kemudian, Ricco datang menghampiri.

"Bawa Kathy ke Callen, orang itu kudu dikasih pelajaran," kata Ricco menggebu-gebu.

Sambil mengangguk, aku memegang pundak Kathy yang tampak syok.

"Kath, tenangkan diri kamu dan pergi ke seberang jalan sama Callen dan Gris. Awasi sekeliling kamu dan kalau ada yang menyerang, tonjok saja itu-nya."

"Itu?"

Astaga, apa anak ini sepolos itu?

"I-iya," kataku canggung sendiri. "Itu, anu, Kate. Masak kamu nggak tahu?"

TFV Tetralogy [4] - Journal Of Truth (2015)Where stories live. Discover now