Awal bertemu

2.3K 47 1
                                    

Rayna, seorang wanita muda berusia 23 tahun, merasa terjebak dalam dilema yang memilukan. Dia adalah satu-satunya penopang keluarganya, harus bekerja keras untuk menghidupi adiknya yang masih remaja dan membiayai perawatan ibunya yang sangat sakit dan memerlukan operasi mahal.

Namun, Rayna merasa dirinya terperangkap dalam sebuah perjanjian yang sangat menyiksa. Untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, dia terpaksa menjadi "pelakor" di dalam rumah tangga bosnya, Rian, seorang pria yang sudah menikah dengan Marsya melalui perjodohan.

Saat ini Rayna tubuhnya sangat lelah sekali karena harus menyelesaikan tugas dari bosnya. Tiba-tiba, bosnya meminta Rayna untuk membuatkan kopi. Meskipun dalam hati Rayna ingin mengundurkan diri dari pekerjaannya saat ini, dia tetap merasa terikat karena harus membayar biaya sekolah adiknya dan memenuhi kebutuhan pengobatan ibunya.

Rayna berjalan menuju dapur, membuat kopi untuk bosnya. Dirinya melihat ada banyak toples, isinya tidak tahu benar gula atau garam. Rayna dengan yakin memilih salah satu di antara toples itu, dirinya tak tak perduli mau dimarahi oleh bosnya atau tidak. Yang terpenting, dirinya sudah menuruti perintah bosnya. Setelah itu, dirinya buru-buru pergi menuju ruangan bosnya.

Memasuki ruangan bosnya, melihat bosnya sedang berkutik dengan laptopnya. Sepertinya, bosnya itu begitu sangat sibuk sekali saat ini.

"Ini kopinya, Pak."

Rayna meletakkan cangkir kopi di atas meja kerja bosnya.

"Kopi apa ini? Rasanya sungguh tidak enak!" keluh Rian sambil memuntahkan kopi yang telah diminumnya sebelumnya.

Rayna menarik nafas dalam-dalam, mencoba menjaga emosinya tetap terkendali, dan berkata, "kalau Bapak nggak suka dengan kopinya, seharusnya Bapak tidak perlu meminta saya membuatkannya." Rasanya dirinya ingin sekali menampar mulut bosnya sendiri.

"Kamu berani melawan saya?" tanya Rian dengan tatapan tajam kepada sekretarisnya yang telah berani menantangnya.

"Mau saya membuatkan kopi lagi atau tidak?" tawar Rayna.

Meski dihujani tatapan tajam oleh Rian, Rayna memilih menghindari masalah lebih lanjut dengan tawaran untuk membuat kopi baru, seolah berusaha memadamkan api pertengkaran yang hampir meledak, sambil berusaha membersihkan lantai yang kini basah oleh kopi yang dibuang bosnya secara semena-mena.

"Tidak perlu, nanti saya malah keracunan. Keluar dari sini," pinta Rian meminta sekretarisnya segera meninggalkan ruangan.

"Baik, saya permisi dulu."

Rayna, semakin kesal menghadapi bosnya yang seenaknya saja memarahinya.

Tawaran Pelakor Bayaran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang