Curiga dengan sekretarisnya

1.1K 29 2
                                    

Rian sama sekali tak melihat keberadaan Sekretarisnya, dirinya mencoba mencari di tempat kerja sekretarisnya saja. Dan benar saja, sekretarisnya masih sibuk bekerja lagi.

"Kamu nggak istirahat?" tegur Rian menegur sekretarisnya mengapa gadis itu tidak istirahat.

"Nggak," sahut Rayna hanya menggelengkan kepalanya tanpa menatap wajah bosnya.

"Kenapa nggak makan siang? Nanti yang ada kamu sakit Ray," kata Rian tak ingin terjadi sesuatu dengan sekretarisnya.

"Mau saya sakit atau nggak, bukan urusan Bapak! Tolong jangan mengganggu saya," ucap Rayna meminta bosnya untuk tidak mengganggu dirinya lagi. Dirinya hanya ingin kembali melanjutkan pekerjaannya saja, dari pada berbicara dengan bosnya itu.

"Saya mau ajak kamu makan siang," ajak Rian ingin mengajak gadis itu untuk makan siang berdua.

"Nggak bisa, saya sibuk. Makan siang sama istri Bapak aja sana," tolak Rayna menolak ajakan dari bosnya, padahal bos-nya itu bisa makan siang dengan istrinya.

"Kamu cemburu?" pikir Rian sempat berpikir kalau gadis itu memang sedang cemburu.

"Pakai tanya lagi! Yah, jelas gue cemburu Pak. Tuh orang lama-lama makin nyebelin banget," batin Rayna rasanya ingin sekali menimpuk bosnya dengan komputer miliknya itu.

"Saya ini bukan siapa-siapa Bapak, saya nggak berhak cemburu dengan Bapak. Udah deh, mendingan Bapak pergi jauh-jauh dari hidup saya." Rayna malas berdebat dengan bosnya, terus mengusir bosnya dari meja kerjanya.

"Saya akan tunggu disini, sampai kamu mau makan siang bersama saya." Rian masih tidak mau pergi dari meja kerja sekretarisnya.

"Sana pergi Pak, nanti ada yang lain malah jadi salah paham." Rayna hanya takut karyawan lain berpikir negatif tentang dirinya.

"Itu handphone kamu bunyi, dari siapa?" tegur Rian, melihat handphone sekretarisnya berbunyi.

"Bukan siapa-siapa," ketus Rayna, langsung mengambil handphonenya jangan sampai bosnya tahu kalau adik bosnya itu menelpon dirinya.

"Saya lihat nama kontaknya Pak Alby, siapa dia?" pikir Rian.

"Pacar saya Pak, diam jangan berisik. Saya mau angkat telpon dari dia dulu," pinta Rayna meminta bosnya untuk diam, dirinya ingin menerima telpon dari kekasihnya.

{Halo, sayang.}

{Sayang, maksud kamu apa Ray?} tegur Alby yang ada di sebrang sana merasa heran dengan gadis itu. Tiba saja ada sebuah pesan dari Rayna, lalu membukanya.

Rayna :

Disebelah saya ada Pak Rian, tolong buat dia cemburu. Anggap aja Pak Alby jadi pacar saya.

Setelah baca pesan dari gadis itu, dirinya jadi paham. Ternyata Abangnya itu sedang bersama gadis itu, sepertinya dirinya bisa membuat Abangnya itu jadi cemburu.

{Ada apa telpon aku?}

{Nanti malam aku mau ajak kamu nonton sayang,}

{Wah, mau banget sayang. Nanti kamu jemput aku di kantor aja yah,}

{Iya, nanti aku pasti jemput kok. Kamu udah makan siang?}

{Belum sayang, aku masih mau lanjut kerja dulu.}

{Jangan kerja terus sayang, kamu juga perlu makan. Aku ke kantor kamu sekarang yah, kita makan siang bareng.}

{Ok, aku tunggu sayang.}

"Kamu mau makan siang bareng dia?"

"Iyalah Pak, saya mau makan siang sama pacar saya. Tolong minggir!" tegas Rayna bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan melewati bos-nya.

"Siapa pacar Rayna? Apa saya nggak salah lihat, namanya Alby? Saya harus ikutin dia," gumam Rian.

Tawaran Pelakor Bayaran Donde viven las historias. Descúbrelo ahora