Rian terus mengikuti sekretarisnya, sampai di tempat restoran. Dirinya melihat sekretarisnya sedang bersama dengan lelaki, ternyata lelaki itu adalah adik kandung dirinya. Jadi, selama ini sekretarisnya menjalin hubungan dengan adiknya. Bukankah adiknya sangat mencintai Marsya, lalu kenapa dia bisa berpacaran dengan sekretarisnya.
"Kenapa Bapak mengikuti saya?" tanya Rayna sontak saat melihat bosnya mengikutinya.
"Dia Alby adik kandung saya, apa kamu tidak tahu kalau Alby hanya mencintai Marsya?" tegur Rian, bertanya apakah mungkin sekretarisnya tidak tahu kalau adiknya mencintai perempuan lain.
"Saya tahu Pak, Alby sudah bercerita dengan saya," kata Rayna sambil menganggukkan kepalanya, sudah mengetahui semuanya.
"Terus kenapa kamu masih berpacaran dengan dia? Jelas-jelas dia sama sekali tidak mencintaimu?" pikir Rian, bingung dengan pikiran sekretarisnya, padahal kekasihnya itu sudah mengkhianatinya.
"Gue emang mencintai Marsya, apa salah kalau gue mau buka hati buat Rayna? Bukannya lu sendiri yang bilang, gue harus cari wanita lain," ujar Alby, memulai penjelasannya bahwa dia memang sangat mencintai istri dari abangnya, tapi apakah salah jika dia ingin membuka hati untuk kekasihnya. Dirinya berpacaran dengan Rayna hanya berpura-pura saja agar abangnya cemburu dengan hubungan mereka berdua.
"Iya, tapi nggak harus Rayna juga, Al," tegur Rian, menatap tajam ke arah adiknya, benar-benar sangat tidak masuk akal.
"Memangnya kenapa sama Rayna? Lu cemburu?" tanya Alby.
"Saya cuma nggak mau sekretaris saya merasakan sakit hati karena perlakuan kamu yang hanya mencintai Marsya saja," jelas Rian.
"Sudahlah Pak, lebih baik bapak pergi sana. Ganggu aja," kata Rayna, menegur.
"Awas aja, kalau kamu buat Rayna sakit hati. Saya nggak akan segan-segan memukuli kamu," ancam Rian, memberi peringatan.
"Haha galak banget Pak Rian kalau lagi marah," canda Rayna.
"Saya rasa dia udah mulai suka sama kamu, Ray," kata Alby, mencoba menghibur.
"Yah, bagus deh. Itu 'kan yang Pak Alby mau?" ucap Rayna, berusaha memperlihatkan kegembiraannya.
"Tapi masalahnya, Marsya masih belum nerima saya. Dia mulai jaga jarak dengan saya, Ray," jelas Alby, merasa sedih.
"Gimana ya Pak? Kalau masalah Mbak Marsya, saya nggak bisa bantu," kata Rayna, bingung.
"Ya sudah gapapa, yang terpenting Rian sudah mulai menyukai kamu. Tinggal saya yang akan mencoba mendekati Rasya lagi," ujar Alby, memberi semangat.
"Semangat, Pak," kata Rayna, memberikan dukungan.
"Makasih," balas Alby, mengucapkan terima kasih kepada Rayna.
YOU ARE READING
Tawaran Pelakor Bayaran
RomanceWarning !!! Dilarang memcopy paste cerita saya ini murni karangan saya! Jangan lupa follow Biar selalu ada Notification ketika update !! hargai karya orang. "Kopi apa ini? Rasanya sungguh tidak enak!" keluh Rian sambil memuntahkan kopi yang telah di...