Masalah Keuangan

883 17 0
                                    

Baru saja, Rayna sedang istirahat di kamarnya. Tiba-tiba, adiknya datang mengadukan masalah tentang tunggakan sekolah yang belum dibayarkan. Rayna merasa perlu mencari solusi untuk mendapatkan uang yang banyak.

Uang gajian Rayna yang kemarin saja sudah habis dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, apa lagi dirinya harus membiayai pengobatan Ibunya yang akhir-akhir sering sakit.

"Kak Rayna, tadi di sekolah aku ditanya sama Bu guru kapan aku akan membayar tunggakan sekolahku."

Adiknya, mengadu kepada kakaknya kalau di sekolah tadi Ibu gurunya sudah meminta dirinya untuk membayar tunggakan sekolahnya.

Adiknya bernama Keyla, sebenernya dirinya juga tak ingin berbicara tentang tunggakan sekolah kepada kakaknya hanya takut membebani kakaknya saja. Tetapi tunggakan sekolahnya semakin menumpuk, jika dibiarkan tidak melunasinya.

"Nanti, Kakak akan mencari uangnya dulu. Kamu fokus saja pada belajar, sayang," jawab Rayna dengan penuh perhatian.

Rayna meminta kepada adiknya agar tetap fokus pada belajar sambil ia berusaha mencari solusi untuk mengatasi masalah keuangan keluarga mereka. Kepalanya benar-benar pusing memikirkan masalah keluarganya terus-menerus.

"Tapi Kak, aku sudah nunggak 8 bulan. Aku takut dikeluarkan dari sekolah," ungkap adik Rayna dengan kekhawatiran tentang tunggakan sekolah yang sudah cukup besar.

"Jangan khawatir, Kakak akan segera membayar tunggakan kamu," kata Rayna sambil memeluk adiknya dengan erat.

"Maafkan aku, Kak. Aku selalu merepotkan Kakak," ucap adiknya dengan nada menyesal.

"Kamu nggak salah, sayang. Sudah menjadi kewajiban Kakak untuk membiayai sekolah kamu."

Rayna memberikan pengertian dan dukungan pada adiknya. Dirinya tak ingin adiknya merasa dibebankan oleh dirinya.

Malam hari, Rayna terbangun dari tidurnya. Berjalan keluar dari dalam kamarnya, dirinya merasa haus ingin minum. Saat melewati kamar Ibunya, dirinya tak sengaja melihat kondisi Ibunya yang semakin memburuk. Wajahnya sudah sangat pucat sekali, Rayna masuk ke dalam kamar Ibunya untuk melihat kondisi Ibunya.

"Astaga, Badan Ibu panas," Rayna terkejut ketika menyentuh kening Ibunya yang sangat panas.

"Ibu gapapa sayang, nanti juga sembuh sendiri kok," Santi mencoba menenangkan Rayna, meskipun dia sendiri merasa sangat khawatir.

"Kita harus ke dokter sekarang, Bu," kata Rayna, memutuskan untuk membawa Ibunya ke dokter setelah melihat kondisinya yang memburuk.

"Tapi kita nggak punya uang. Ibu nggak mau nyusahin kamu terus," ucap Santi, hanya tak ingin membebani anaknya. Masalah perekenomian keluarganya saja sudah membuat anaknya itu terbebani.

"Ibu tenang aja, aku yang akan membayar semuanya. Sekarang kita ke rumah sakit ya," ujar Rayna, dengan penuh cinta dan tanggung jawab.

Rayna memberikan jaminan bahwa dia akan mengatasi masalah keuangan dan membayar semua biaya yang diperlukan. Rayna sangat peduli terhadap Ibunya dan ingin memastikan bahwa Ibunya mendapatkan perawatan yang pantas.


****

Tawaran Pelakor Bayaran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang