17. Rekonsiliasi dan Penebusan

5 1 0
                                    

LORI

Aku ingat betul langit-langit kamarku warnanya bukan kombinasi hitam putih, bahkan aku tak pakai pengharum ruangan bau hutan pinus. Tak mungkin kalau aku sudah mati, sepertinya desain peti mati juga tak seluas ini. Aku berusaha bangkit perlahan dengan denyut di kepala dan pusing yang tak kunjung reda. Jendela di sebelah tempat tidur masih menampilkan langit pagi pukul enam yang sudah agak panas di penghujung musim semi. Tunggu, bagaimana rumahku terlihat sangat jelas dari sini?

Aku menatap segelas air di nakas dengan catatan bahwa ini air penghilang pengar sebelum meminumnya. Ada bingkai foto di sebelahnya yang memuat perawakan dua anak kecil yang baru belajar mengayuh sepeda. Salah satu di antaranya berambut pirang panjang dan satunya lagi rambut keriting pendek. Itu aku dan Kirk. Ternyata ini kamar Kirk, aku menghela napas agak lega. Meski sedetik kemudian segera memeriksa sekujur tubuhku yang masih dilapisi bajuku dengan lengkap dan tak ada tanda-tanda aneh di kulitku.

"Aku tidak macam-macam denganmu."

Suara itu datang dari Kirk yang sudah berdiri di ambang pintu. Aku berusaha mengingat apa yang terjadi semalam, tetapi aku hanya bisa melihat bayangan kalau kami berdua ada di rumah Ilesse setelah prom. Aku mengurungkan niatku menuduh Kirk lagi, sudah cukup aku membuat hubungan kami kacau karena kecurigaanku yang tak berdasar. Padahal Kirk mungkin saja bisa membunuh orang demi diriku, setelah semua pengakuan cintanya aku tak akan percaya dia melakukan sesuatu yang aneh padaku. Tapi aku masih agak marah dengan perbuatannya semalam yang malah menari dengan cewek lain.

Dia membawakan air putih dan menaruhnya di nakas yang satunya lagi. Kirk duduk di sudut ranjang, penampilannya kelihatan lebih rapi dalam balutan seragam Newman Scott Private School. "Lalu kenapa kau tadi malam malah berdansa dengan orang lain saat kita bahkan baru sampai di sekolah?"

Kirk tersenyum sangat lebar, ah sepertinya dia sengaja ingin aku menunjukkan rasa cemburu padanya. Jadi begitu cara mainnya. "Kau cemburu?"

Aku menggeleng. "Tidak."

"Lalu, kenapa kau kelihatan kesal?" Dia mencondongkan badannya untuk melihatku lebih dekat.

"Siapa yang kesal?"

Kirk tertawa penuh kemenangan. Begini ya rasanya habis mabuk? Mulutku jadi tak terkontrol. Aku memalingkan muka dan menatap rumahku sendiri dari sini, terlihat masih sepi. Aku tak tahu apakah Mom sudah pulang.

"Lain kali jangan mabuk kalau tak ada aku," peringatnya setelah puas tertawa.

"Kenapa?" Tanyaku bingung.

Kirk menghela napas. "Tadi malam kau nyaris diperkosa Jarred. Untung saja aku segera datang."

Aku diam mematung. Tak kusangka Jarred masih terobsesi ingin menyentuhku. Aku jadi menyesal mau-mau saja datang ke pesta yang seliat itu tadi malam, seharusnya aku pulang saja seperti kata Doria yang merasa ada hal tidam beres dengan pestanya sebab Ilesse juga tak mengajak dia membantu menyiapkan. "Terima kasih sudah menyelematkanku."

Kali ini giliran Kirk yang terdiam canggung sebelum akhirnya mengangguk dengan kikuk.

Apa-apaan itu? Dia sedang salah tingkah?

"Ya sama-sama." Dia mengalihkan pandangan sesaat. "Lain kali kalau kau kesulitan dengan bahasa spanyol katakan saja padaku, aku tak mau lagi mendengar ocehan kurang fasihmu lagi," lanjutnya.

Aku mengangkat alis bingung. "Memangnya aku habis melakukan apa?"

"Kau mabuk dan bicara dalam bahasa spanyol yang jelek sekali."

Ah, memalukan. Berbicara dalam bahasa asing di depan penutur aslinya jelas sangat memalukan dan aku bersumpah tak akan pernah mengulanginya lagi lain kali, apa lagi di hadapan Kirk. "Aku bisa bahasa Spanyol."

Moonlight And RosesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang