✨️Nasi Goreng Pembawa Bencana

60 38 0
                                    

Aku nulis ini sambil kepikiran nasi goreng, dan berakhir ngeributin mama minta dibikinin nasi goreng beneran😭.
Dah, yok langsung baca!
Enjoy✨️!

🌟
.
.
.

"Topeng lo bagus juga. Banyak lagi," ujarnya.

Estelle tersenyum sinis tanpa mau membuka mata.

"Mau satu? 2 juta rupiah aja buat lo," candanya membuat Flower tertawa lagi. Ia masih memperhatikan lamat wajah Estelle. Gadis itu tak memakai topeng hanya saat di depannya.

"Lo tidur sini aja—"

"Emang siapa yang bilang gue mau balik rumah malem ini?" Estelle membuka matanya dan memotong perkataan Flower dengan nada jailnya. Ia lantas menjulurkan lidahnya untuk membuat Flower makin emosi.

"Nggak perlu dibaikin lo emang!" Flower memukulkan bantal sofa pada tubuh Estelle. Sementara korbannya sibuk tertawa sambil menangkis pukulan itu.

...

Flower yang masih nyaman di alam mimpinya harus terbangun dengan paksa akibat oknum menyebalkan yang sayangnya adalah sahabat sendiri.

Melihat Flower membuka mata, Estelle yang sudah mengenakan seragam lengkap itu nyengir. Sementara Flower mati-matian tidak melempar guling atau menyembur makhluk hidup di depannya itu.

"Mau apa lo!"

"Ayo bangun mandiii! Temenin gue sarapan di depan gue males ke kantinnn."

Flower spontan melirik jam di atas nakas. Ia langsung memijit pangkal hidungnya sendiri.

"Jam setengah 6 astaga El?!"

Jarak apartemen Flower dengan sekolah hanya 7 menit. Dan ia biasa bangun jam setengah 7. Tapi iblis di depannya merecoki pagi tenang Flower.

"Jangan kebiasaan kebo deh. Gue traktir seharian ini gimana?" bujuk Estelle dan ternyata manjur.

Flower langsung mengacungkan kedua jempolnya dan lompat dari kasur dengan semangat 45. Traktiran dari Estelle adalah sesuatu yang sangat menggiurkan. Pasalnya gadis itu tak pernah tanggung-tanggung dalam mentraktir orang.

...

Di sinilah mereka sekarang. Sebuah rumah makan yang terkesan kecil namun nyaman. Suasananya asri dan mereka memilih duduk di saung dekat kolam ikan untuk makan.

Jam masih menunjukkan pukul enam pagi. Tempat ini juga hanya ada mereka berdua. Mereka sama-sama memesan nasi liwet dan apple tea untuk menu sarapan.

"Lo tau tempat ini dari mana?" tanya Flower sambil terus melahap makanannya.
Benarkan, sahabatnya itu selalu royal soal urusan traktir mentraktir. Makanan di tempat ini sangat enak walau harganya lumayan mahal.

"Dari Kak Faro. Enakkan? Waktu itu gue pengen ayam kremes. Terus dia ngerekomendasiin tempat ini. Gara-gara enak ya jadi langganan sampe sekarang."

Flower menghentikan kegiatannya. Ia menatap Estelle tajam seolah akan mengintrogasinya.

"Lo sama Kak Faro HTS apa gimana sih?"

"Nggak ada ya. Dia baik ya gue baik udah sesimple itu," bantah Estelle.

"Haih jangan pura-pura bego deh. Dari MOS gue udah liat sendiri Kak Faro itu suka sama lo."

Estelle nyengir saja. Ia juga tau sebenarnya. Dan bukan sekali dua kali dia sudah menekankan secara tidak langsung bahwa status mereka akan selalu menjadi teman.

"Tapi El, dibanding Kak Elior, mending si Kak Faro kalau kata gue. Dia kayaknya tulus sama lo dan nggak beresiko kayak Elior."

"Kaum mendang mending! Nggak ada yang mendingan. Kak Elior jelas tipe problematic kalau Kak Faro, bentar lagi lulus. LDR atau putus kan entar pilihannya kalau sampai jadian. Big no, Flo."

ELLE  -La dernière lumière pour l'étoile-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang