✨️Terluka Lagi

29 18 1
                                    

🌟
.
.
.

"-Kalau emang dia ditakdirin buat lo, dia akan balik ke lo. Tapi kalau enggak, lo bisa tetap mencintai dia sampai perasaan lo ke dia habis. Baru setelahnya lo bisa ngelepas semua itu dengan mudah.-"
-Darrel Leonardo Gautama-


Estelle sangat yakin, jika juara untuk manusia paling menyebalkan di SMA Ganesha akan dimenangkan oleh Leon. Pria ini benar-benar membuatnya ingin memaki, menendang, menggigit dan menenggelamkannya andai Estelle punya nyali sebanyak itu di depan Leon. Sayangnya karena keterbatasan nyali, Estelle hanya mampu melakukannya dalam imajinasi saja.

“Kak Leon turunin gue!” kesal Estelle ketika Leon dengan tampang watadosnya membopong Estelle dari depan pintu menuju kamar.

“LO NGAPAIN BAWA GUE KE KAMARRRR” teriak Estelle sekuat tenaga yang mampu membuat Leon meringis kesal.

Seketika Leon menjatuhkan tubuh kecil Estelle ke kasur dan segera menahannya di bawah kungkungan Leon. Kedua lengannya mengunci pergerakan Estelle dan telapak tangannya mencengkeram pergelangan tangan gadis itu.

Estelle melotot horor melihat Leon yang begitu menakutkan dari bawah sini. Bayang-bayang ketika Faro hendak memperkosanya dulu muncul kembali membuat tubuh Estelle lemas ketakutan.

Leon tersenyum miring mendapati kedua netra gadis dibawahnya yang bergetar.

“Kak Leon mau apa? Gue salah apa sama lo sebenernya? Gue udah minta maaf Kak,” ujar Estelle dengan suara bergetar.

“Maksud lo apa mau ngejauhin gue?”

Estelle memejamkan matanya. Ia semakin takut kala menatap sorot tajam Leon juga mendengar suara Leon yang memberat sarat akan ancaman.

“Gue udah jelasin semuanya. Itu udah cukup jelas. Lo serem, bahkan lebih serem dari Kak Faro. Kak Leon bikin gue tertekan!”

“Buka matanya!” titah Leon merasa kesal karena Estelle tak mau menatapnya.

Estelle menggeleng, ia terlalu takut. Dulu ada Elior yang membantunya. Tapi sekarang ia tak punya siapapun utuk menyelamatkannya. Bahkan Bianca sendiri turut mendorongnya pada Leon.

“Gue bilang buka mata lo Liora!”

“Berhenti bikin gue takut! Berhenti bikin gue tertekan! Lo siapa berlaku kayak gini ke gue ha? Gue benci sama lo Leon!” isak Estelle.

Leon menghela napas gusar ketika melihat gadis di bawahnya menangis. Sepertinya ia sudah kelewatan kali ini. Tapi ia tetap tidak mengerti apa yang ditakutkan Estelle dari dirinya? Leon sadar wajahnya bahkan lebih tampan dari Faro, tapi kenapa Estelle takut? Ah ia curiga Estelle phobia cowok tampan.

Dan kemudian dalam sekali sentakan, Leon menarik tubuh Estelle agar duduk dan masuk ke dalam pelukannya. Gadis itu memberontak, akan tetapi pelukan Leon malah semakin erat. Sebelah tangan Leon mengusap punggung Estelle yang bergetar.

“Gue minta maaf,” ujar Leon parau.

“Gue kebawa emosi waktu lo bilang bakal jauhin gue. Gue nggak mau. Gue mohon jangan menjauh, Lio. Dan soal ucapan gue kemarin, gue kelepasan karena emosi. Maafin gue. Gue nggak pernah nganggep lo beban ataupun ngerasa lo ngerepotin. Semua murni omongan ngaco gue karena emosi. Gue tadinya mau ke tempat lo buat jelasin, tapi keduluan lo.” Leon menjelaskan dengan sabar. Suaranya tak lagi dingin, meski begitu tubuh Estelle tetap bergetar di pelukannya. Leon tau Estelle menangis dalam diam.

“Lepasin!” seru Estelle setelah dirinya cukup tenang.

Leon menurut dan melepaskan pelukannya. Dipandanginya wajah Estelle yang sembab dengan rambut yang menutupi sebagian wajah itu. Leon sebenarnya ingin merapikan rambut gadis itu, tapi ia takut Estelle marah jika ia menyentuhnya.

ELLE  -La dernière lumière pour l'étoile-Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz