✨️Teror

31 18 1
                                    

🌟
.
.
.

“Galih Atmaja anak tunggal kakek dan nenek gue. Dia dipaksa nikah sama anak rekan bisnisnya kakek dengan ancaman kalau dia nolak dia nggak akan dapat warisan apapun. Semua bakal diserahin ke keponakannya kakek. Akhirnya mereka nikah dan gue lahir. Mereka berdua sebenernya udah punya pasangan masing-masing bahkan punya anak walau belum nikah. Tapi karena dapat ancaman yang sama dari kedua keluarga ya mau nggak mau mereka nurut,” jelas Estelle.

Ia mengambil napas sejenak. Ini adalah cerita kelam yang membuatnya sesak.

“Setelah hak waris beralih ke mereka, mereka cerai dan ninggalin gue ke kakek nenek pihak ayah. Mereka balik ke keluarga masing-masing dan ngelupain gue gitu aja. Awalnya semua aman sampai Galih tau masih ada satu perusahaan kakek yang belum dipindah tanganin ke dia. Bukan perusahaan utama sebenernya. Tapi karena hasutan Raya yang waktu itu masih baru masuk SMP, Galih akhirnya nyamperin  kakek dan ribut besar sama kakek buat minta perusahaan itu. Raya bilang dia pengen banget perusahaan itu dan nggak mau kalau sampai jatuh ke tangan gue. Galih nurut dan ngelawan kakek demi itu.”

Estelle memejamkan matanya mencoba menghalau semua ingatan yang menyakitkan agar tidak membuatnya lemah.

“Kami terus-terusan diteror sama preman suruhan Galih karena kaket nggak mau nyerahin perusahaan itu. Sampai puncaknya, sore hari waktu gue tidur di kamar, nggak tau gimana tiba-tiba kebangun udah malam dalam posisi mulut gue dilakban, tangan kaki gue diikat dan badan gue juga diikat. Gue ditaruh di ruang bawah tanah. Kondisi di luar hujan tapi gue bisa denger ada suara ribut di atas. Kakek debat sama Galih dan Galih udah emosi banget kayaknya sampai gue pikir dia mukulin kakek kalau dari suaranya. Dan terakhir dia nembak kakek.”

Estelle lagi dan lagi menghirup rakus oksigen. Ia mengatur napasnya sebelum melanjutkan.

“Gue baru dikeluarin dari ruang bawah tanah pagi. Yang ngeluarin Flower sama Kak Andin. Mereka cerita kalau kakek itu rencana kakek karena kakek udah ngerasa kalau hari itu Galih bakal datang dan ngelakuin hal buruk. Kakek sengaja nyuruh nenek pergi ke luar kota ke tempat saudara. Dan gue disekap  di basement yang kuncinya dititipin ke Flower sama Kak Andim. Dia takut kalau gue pergi bareng nenek dan ketangkap, kami semua mati. Alhasil setelah kakek nggak ada, Galih main kotor dan ngerebut perusahaan itu. Nenek sama gue udah nggak lagi diteror. Tapi sekarang Raya muncul lagi dan gue bersumpah bakal balesin kematian kakek gue.”

Estelle mengakhiri ceritanya. Ia mati-matian mencoba menahan semua gejolak emosi yang perlahan naik ke permukaan.

Kenangan buruk malam itu terus berputar di otaknya layaknya kaset rusak. Suara neneknya yang menangis setiap malam setelah kakek meninggal masih terdengar begitu nyata.
Kehidupan sulit yang ia dan neneknya jalani selama beberapa tahun pun masih jelas di ingatan Estelle.

Sebuah pelukan hangat membuatnya membuka mata.

“Gue bakal bantuin lo ngebalesin semua yang udah mereka lakuin. Gue janji itu” bisik Elior yang masih memeluk Estelle. Hal itu membuat hati Estelle menghangat.

Cerita yang disampaikan Estelle membuat Elior membuka ingatan lama. Dimana saat itu, Raya baru saja menjadi kekasihnya dan bercerita bahwa dia mendapat hadiah perusahaan dari ayahnya walau sekarang masih dikelola oleh ayahnya. Sekarang Elior tau, itu adalah perusahaan yang diceritakan Estelle.

“Aku bisa bantu kamu tapi aku dapat apa kalau berhasil?”

Ucapan Reine membuyarkan semua orang yang ada di sana kecuali Elyn.

“Ei, di saat kayak gini lo masih mikir imbalan? Lo berkecukupan dan nggak butuh apa-apa lagi,” ujar Leon tak habis pikir dengan adik sepupunya.

Reine menatap tajam Leon yang berdiri di sampingnya. Leon mengangkat kedua tangannya ketika menyadari peringatan yang ada di sorot mata Reine.

ELLE  -La dernière lumière pour l'étoile-Where stories live. Discover now