✨️Kisah Kita Selesai dan Cerita Reine

16 9 0
                                    

Awalnya mau aku bikin dua part. Tapi karena salah satu terlalu pendek, jadi aku gabut hehe.

Selamat membaca.
Eits! Votenya ya manteman jangan lupa!


🌟
.
.
.


Estelle melirik jam di atas nakas. Hatinya memberat kala mengetahui ini sudah jam setengah enam pagi. Tinggal 30 menit waktu yang dimiliki bersama Elior.

Ia mengutuk waktu yang berlalu terlalu cepat saat ia rasanya ingin mengehentikan putaran waktu tersebut.

Ia belum siap berpisah dengan Elior. Ah, ia sadar ia tidak akan pernah siap dengan perpisahan itu.

Sejak semalam, ia memutuskan untuk tidak tidur dan mengobrol dengan Elior. Meski awalnya Elior memaksanya tidur, Estelle mengacuhkan dan memilih untuk mengoceh hal lainnya hingga Elior mengalah.

“El mandi sana. Udah jam segini. Si Reine jemput jam 6 kan?”

“Nggak nanti aja. Aku mau sama Kak Leo.”

Elior mengangguk. Ia menatap lamat Estelle dengan senyum yang senantiasa terpampang di wajah tampannya.

Elior tau saat ini Estelle sedang menahan diri untuk tidak menangis.

“El buka laci paling atas di meja belajarku. Ambil buku sama kotak yang ada di sana.”

Estelle menurut. Ia bangkit dari kasur dan melangkah menuju meja belajar.

Di laci yang di maksudkan Elior memang hanya terisi sebuah buku dan kecil berwarna pink muda.

“Buka kotaknya. Itu hadiah buat kamu,” ucap Elior yang sudah berdiri di samping Estelle.

Estelle membulatkan mata saat melihat isi dari kotak tersebut. Sebuah kalung dengan liontin bintang yang sangat indah.

“Pakai ya. Maaf nggak bisa makaiin.”

“Kak Leo ini bagus banget makasihh!” ucap Estelle tulus sembari mendongak menatap pria itu dengan mata berkaca-kaca.

Senyum Elior semakin lebar. Ia mengangguk senang dan memperhatikan Estelle yang memasang kalung itu.

“Sayang. Mulai sekarang jangan sedih ya. Kalau kamu kangen aku kamu bisa pakai kalung itu. Dan satu lagi, ingat janji kamu dan tepati.”

“Iya kak.”

“Estelle, kisah kita selesai ya.”

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Estelle masih diam dengan senyum yang belum luntur. Meski begitu air matanya mulai mengalir. Jantungnya serasa diremas kuat mendengar kalimat itu. Kalimat yang ia benci.

Elior tersenyum getir melihat kembali air mata sialan itu.

“Estelle tolong jangan jadikan kisah kita sebagai luka ya, meskipun akhirnya kayak gini. Anggap semua ini sebagai salah satu halaman terindah di kisahmu ya? Jadi kamu bisa melangkah ke depan dengan bahagia.”

“Iya pasti Kak Leo. Terimakasih dan maaf buat semuanya ya Kak,” jawab Estelle dengan suara bergetar.

Sejenak semua kembali hening. Elior yang terus tersenyum menatap Estelle. Sedangkan Estelle yang berusaha menekan rasa sakit di hatinya.

“Datang ke sini setiap kamu rindu. Tapi nggak boleh nangis.”

“Itu buku diaryku. Kamu bisa baca nanti. Ada surat di belakangnya tolong kamu kasih ke Kak Ares ya?” lanjut Elior.

ELLE  -La dernière lumière pour l'étoile-Where stories live. Discover now