✨️Sarapan Spesial

64 34 0
                                    

🌟
.
.
.

Ceklek

"Sembunyi?"

Pertahanan Estelle hancur seketika. Tubuhnya luruh ke lantai. Namun sebuah lengan kekar menahannya.

Estelle tak berani membuka mata. Ia mulai menangis. Bukan isakan lirih melainkan tangis yang meraung kencang.

Ia tak tau siapa yang ada di depannya saat ini. Jika itu Faro, tamatlah riwayatnya!

"El! Heh kok nangis? Lo kenapa anjir!"

Ini bukan suara bajingan itu! Estelle membuka matanya takut-takut. Namun ia kembali menangis dan memukul manusia di depannya dengan tangan kiri.

Tidak sakit, namun pukulan bertubi-tubi itu mampu membuat korbannya mundur.

"Hiks lo ngapain ngagetin sih Kak! Gue takut! HUWAAAA!"

"Lah bocah aneh! Ngagetin di mananya?! Lo kira gue demit?" protes orang itu.

"Mendingan demit! Hiks lo- LO NGAGETIN HUWAAAA Hmmppttt!"

Orang itu langsung membekap mulut Estelle dengan kuat karena tangisan gadis itu sangat berisik.

Estelle meronta minta dilepaskan, tapi orang itu tak peduli dan malah menyeret Estelle ke kasur. Hal itu tentu membuat gadis itu makin takut.

BUGH

"LO MAU NGAPAIN BANGSAT!"

Bekapan itu terlepas dan Estelle langsung berlari menuju Elior. Bersembunyi di belakang punggung cowok itu.

"Sakit nyet! Cewek lo tantrum tiba-tiba. Mau gue bawa ke kasur biar tidur, dari pada dia di toilet! Lo mikir apa!"

"LO APAIN DIA SAMPAI NANGIS GINI?!" murka Elior.

Ia heran sendiri, kenapa banyak sekali orang yang senang membuat emosinya meledak seperti ini?

"Sumpah nggak gue apa-apain! Gue muncul udah tantrum dia!"

Elior berbalik menghadap Estelle yang masih sesenggukan. Mengecek dari wajah, leher, tangan dan baju gadis itu. Semuanya aman. Bajunya juga masih rapi.

Dengan lembut diusap kepala gadisnya. "Dia ngapain lo?"

"Tadi ada orang mencet bel berkali-kali. Gue cek di monitor nggak ada siapa-siapa tapi. Akhirnya gue lari ke kamar sembunyi di kamar mandi. Terus ada suara orang ngedeket dan tiba-tiba dia buka pintu kamar mandi. Gue keinget kejadian kemarin. Mana dia muncul di depan muka gue kayak psikopat!" adu Estelle buru-buru.

"Kan! Gue nggak salah! Gue lupa pin apart lo makanya gue pencet bel. Begitu inget ya langsung masuk—"

"Intinya lo yang salah!" seru Elior tanpa mau mendengarkan perkataan orang itu.

"Wah lo berdua! Heh bocil! Durhaka lo sama gue!"

"Kak Gilang yang durhaka!" kesal Estelle sambil terus bersembunyi di belakang Elior.

Gilang merasa benar-benar dinistakan pasangan di depannya. Dan terlebih Elior. Apa-apaan sahabatnya itu? Tanpa tau apa-apa langsung menonjok wajah tampannya!

...

Keadaan di ruang tamu menjadi hening. Elior sibuk memainkan tangan Estelle yang di perban, Gilang sibuk melotot pada Estelle, sementara Estelle sendiri gabut.

"Kak Gilang mau main tahan kedip? Taruhan 1 juta kalau mau!"

Mendengar kata taruhan, Elior menatap Estelle sejenak sebelum melirik pada Gilang yang masih dalam posisinya.

ELLE  -La dernière lumière pour l'étoile-Where stories live. Discover now