✨️Kecewa

32 16 0
                                    

Hai semua!
Jangan lupa vote dan komentarnya yaw ^^
Nggak bayar kok!✨️
Happy reading!✨️

🌟
.
.
.

“El!”

Suara seseorang dari arah belakang membuat Estelle menoleh pada seorang gadis yang tersenyum manis di gerbang sekolah. Estelle membalas senyuman itu dengan tatapan binggung. Sementara orang tersebut berlari dengan raut gembira mendekat pada Estelle.

Semburat mentari pagi menerpa wajah cantik gadis yang sedang berlari itu. Ada perasaan asing menjalar di hati Estelle ketika melihat pemandangan itu.

“El kantin yuk!” ujar gadis itu riang ketika tiba di depan Estelle.

Wajah gadis itu mengeluarkan sedikit keringat di keningnya dengan sinar matahari yang senantiasa menyiram lembut wajahnya membuat gadis itu sedikit menyipitkan mata.

“El kok bengong? Ayok!”

Estelle tersentak ketika tangannya digoyangkan gadis di depannya. Ia mengangguk dan membiarkan gadis itu merangkul akrab lengannya menuju kantin.

...

“Lo mau pesen apa El? Gue traktir sepuas lo hari ini. Mumpung gue lagi baik nih,” kelakar gadis itu.

Estelle tersenyum simpul dengan pemikiran rumit. Ia lantas menyebutkan pesanannya.

Pandangan Estelle terus mengunci pada setiap pergerakan gadis itu. Hingga tanpa sadar senyum sinis terbit di wajahnya.

Apa yang lo rencanain, Flo?” batin Estelle.

Tak lama Flower kembali dengan sebuah nampan berisi dua mangkuk bubur ayam dan dua gelas teh hangat.

“Lo kenapa deh? Seneng banget kayaknya?” tanya Estelle setelah memakan beberapa suap makanannya.

Flower yang awalnya fokus pada bubur ayam itu langsung mendongak menatap Estelle di depannya.

“Apa? Emang gue nggak boleh seneng tanpa sebab?”

Estelle mendengus dan menggeleng.

“Bukan gitu kembang sajen. Tumben aja mood lo bagus pagi-pagi. Btw thanks traktirannya!” balas Estelle dan kembali fokus pada makanannya.

Flower berdehem. Ia menatap rumit Estelle. Ia mengecek jam di pergelangan tangannya.

Sorry El gue harus egois kali ini,” ujar Flower dalam hati.

...

Di sisi lain, 2 orang berbeda gender dan umur tengah bersitegang di sebuah ruang keluarga yang luas. Sebenarnya tak hanya mereka berdua, ada 6 orang lain dan beberapa pengawal yang berjaga tak jauh dari sana. Namun mereka semua hanya memilih menonton dengan raut pasrah.

“Kali ini aja turutin omonganku! Sekali ini doang Reine!” bentak Sean frustasi.

“Kalau aku bilang enggak itu enggak! Aku mau sekolah persetan sama rencana si Rayanjing! Aku udah pernah ngadepin dia!” bantah Reine tak kalah kuat.

“Ini demi keselamatan kamu! Berhenti keras kepala dan bersikap kekanak-kanakan begini!”

Sebuah bantalan sofa melayang nyaris mengenai wajah Sean jika pria itu tidak cepat menghindar.

“Bodo amat! Berhenti ngatain aku kekanak-kanakan! Salahmu sendiri suka sama bocah!”

Reine bangkit dari duduknya dan hendak meninggalkan tempat itu yang tak lain kediaman nenek dan kakeknya. Namun Sean segera berlari dan membopong gadis itu bak karung beras.

ELLE  -La dernière lumière pour l'étoile-Where stories live. Discover now