✨️Pembalasan

50 34 0
                                    

🌟
.
.
.

"Gue aja!"

Keduanya menoleh ke asal suara tersebut.

"Sejak kapan lo di situ?" tanya Flower kaget.

"Sejak kalian nggak dibolehin masuk toilet. Sorry gue tadi diem aja nggak bantu misah. Gue sibuk ngevideoin soalnya hehehe."

Awalnya, Abel hanya ingin ke UKS karena diminta guru yang mengajar di kelas mereka untuk memanggil Estelle dan Flower agar masuk kelas. Namun saat melewati toilet, terdengar sedikit suara yang membuat jiwa keponya meronta. Dan gotcha! Drama singkat Celine yang sedang melancarkan aksinya tersaji di depan mata.

Sebenarnya Abel ingin menonton saja tanpa mau ikut campur. Tapi begitu melihat sahabatnya yang menjadi korban, ia langsung mengamankan bukti perundungan itu.

"Abel makasihhhh! Gue bisa lapor BK kalau gini!"

"Oke juga lo!"

Abel tersenyum sombong pada Estelle dan Flower.

"Bagi videonya, Bel," pinta Flower.

"Unduh aja. Udah gue up ke web sekolah. Tapi tenang. Bagian dia ngomongin soal ortu lo udah gue cut," ujar gadis itu bangga.

...

Tak perlu menunggu hitungan jam. Baru semenit video itu diunggah, sudah langsung menjadi trending topic.
Ada beberapa yang turut menghujat Estelle, tapi tak sedikit pula yang menghujat Celline dan merasa iba pada Estelle. Terlebih, penampilan Estelle sangat memprihatinkan akibat ulah Celine.

Namun berita heboh itu belum mencapai telinga Elior, karena kelas mereka sedang kemasukan guru Killer. Semua murid di kelas itu saat ini bertransformasi menjadi patung batu.

Tapi sepertinya hal itu tidak berlaku bagi Galang. Ia dengan santai membuka aplikasi whatsapp sejak tadi. Sibuk membalas chat lima gebetannya sambil menahan senyum.

Senyum itu luntur ketika salah satu gebetannya memberi link video perundungan Estelle. Awalnya, ia hanya ingin mengajak Galang ngerumpi saja.

"Cek web sekolah sekarang," ujar Galang pada Elior yang duduk di belakangnya dengan suara pelan seperti berbisik.

"Males."

"Cewek lo dibully nyet!" kesalnya.

Galang tak membalikkan badan. Ia hanya memundurukan kursinya saja.

Elior langsung membuka ponselnya diam-diam. Ia hanya bisa melihat videonya tapi tak bisa mendengar percakapan mereka. Tapi yang ia tau saat ini hanya dua hal. Satu, mencari keberadaan gadisnya. Dan dua, memberi pelajaran pada manusia jahanam bernama Celine.

"Pak! Saya izin keluar!" ujar Elior sambil berdiri dengan ponsel di tangannya.
Ia lantas berlari keluar tanpa menghiraukan guru yang mulai mengamuk memanggil namanya kini. Persetan bila dia dihukum nanti. Nanti ya nanti!

Ancel dan Gilang turut menyusul Elior tak lama setelahnya setelah mereka melihat video tersebut.

...

Elior berlari menuju UKS di lantai dasar. Ia yakin Estelle ada di sana saat ini. Ia membuka pintu putih itu dengan kasar. Dan benar, gadis itu sedang duduk bersandar di kepala kasur dengan seorang dokter yang mengobati tangannya. Di kursi, nampak Abel dan Flower ikut menemani.

"Ke rumah sakit ya? Jangan nolak lagi. Luka lo parah Estelle!"

Elior memindai semua luka gadisnya dan matanya terpaku pada pipi yang kemarin baru ia kompres kini semakin memar. Juga punggung tangan Estelle yang sudah dibalut perban.

ELLE  -La dernière lumière pour l'étoile-Where stories live. Discover now