✨️Bolos

33 20 0
                                    

Yang punya pacar modelan Elior di rl ada nggak sih?

🌟
.
.
.

Elior memukul setir mobilnya dengan kuat. Ucapan Galang sore tadi berhasil memporak-porandakan hatinya.

“Gue bukan orang yang suka ikut campur dan lo pasti tau itu. Tapi lo sahabat gue dan Estelle itu udah dianggep adek kandung sama kembaran gue, jadi suka nggak suka gue bakal tetep ngomong ini.”

“Raya, dia saudara tirinya Estelle. Gue tau waktu nggak sengaja denger bocah itu cerita soal keluarganya ke Gilang. Tapi gue nggak paham apa yang terjadi sama mereka berdua. Intinya hubungan Raya sama Estelle itu buruk. Dan menurut gue, nggak seharusnya lo bersikap kayak tadi ke Estelle. Dia cewek lo dan lo main tangan ke dia. Estelle emang salah, tapi lo nggak perlu nyakitin cewek lo sendiri dengan alasan apapun. Dia bahkan nggak pernah nyakitin lo, El. Lo sadar? Sejak lo jadian sama Estelle, lo lebih manusiawi dan lo lupa gimana perlakuan Estelle selama ini? Apa dia pernah jahat ke lo?”

“Sekarang persahabatan kita jadi kepecah gara-gara masalah cewek. El gue mohon, kalau lo masih peduli sama Raya tolong lepasin Estelle. Jangan nyakitin dia lagi.”

“Bahkan saat Estelle hilang dan semua orang sibuk nyariin dia, lo malah lebih mentingin Raya. Apa? Kasian? Ngerasa nggak enak karena Raya luka gara-gara cewek lo? Yakin itu alesannya? Pahami hati lo sendiri. Jangan sampai lo nyesel setelah Estelle pergi. Secinta-cintanya orang, mereka bisa capek. Dan hubungan kalian juga baru sebentar, masih rawan.”

Elior mengacak rambutnya frustasi. Baru semalam mereka baikan, dan kini ia yakin Estelle tidak akan semudah itu memaafkannya.

Ia sendiri juga shock begitu menyadari kelakuannya tadi. Maka dari itu ia tak bersembunyi di UKS dengan dalih menemani Raya sebagai bentuk pertanggung jawaban. Tapi tindakan pengecutnya di salah artikan oleh yang lain.

Elior kembali melajukan mobilnya. Pikirannya saat ini hanya tertuju pada Estelle. Gadis itu pasti kesakitan saat ini. Ia akan meminta maaf bahkan jika perlu berlutut pada gadis itu.

...

Harapannya kandas. Begitu memasuki unit apartemennya, sosok gadis yang ia cari tak ada di sana. Bahkan saat mencari di rumah gadis itu juga kosong. Ia menghubungi Flower setelah mendapat nomor sahabat gadisnya itu dari Bram. Tentu Elior disambut makian oleh Flower dan orang yang dicari juga tak ada di sana.

“Estelle kamu di mana sayang arghh!”

Elior sungguh frustasi. Ia melajukan mobilnya menuju basecamp. Berharap ada seseorang di sana.

...

Bianca dan Ray tidak tau harus bangga atau kasihan pada Estelle saat ini.

“Pelampiasannya oke juga,Bi.”

Bianca melirik jengah Ray yang mencarkan sorot kagum pada adiknya itu.

“Mending buruan kamu periksa deh dari pada makin menjadi itu bocil!” sungut Bianca yang sudah tidak tahan melihat adiknya berkutat dengan setumpuk kertas yang ia yakin merupakan kumpulan soal.

“Eh bentar, suruh makan dulu. Baru periksa!” lanjut gadis itu.

Ray terkekeh melihat wajah khawatir Bianca yang bercampur gurat gemas gemas kesal itu.

Bianca mendekat dan semakin berdecak kagum saat melihat kertas soal yang memuakan itu.

“Bocil ayo makan. Jangan kripik mulu yang lo telen.”

“Mabok kripik baru tau rasa!” sahut Ray sambil berlalu menuju ruang makan. Ia bersumpah tak akan menyentuh kripik kentang dalam jangka lama. Cukup muak melihat mukbang kripik hari ini.

ELLE  -La dernière lumière pour l'étoile-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang