✨️Penyelamat

51 34 0
                                    

Chapter ini ada unsur 18+ ya teman-teman semua.
Dan bagi yang masih dibawah umur harap di skip bagian dewasanya.
Juga bagi yang tidak nyaman dengan adegan semacam itu silahkan skip juga, dan bisa langsung ke chapter selanjutnya aja okay.

Selamat membaca!
Enjoy✨️!

🌟
.
.
.

Kak Faro :
Mau kabur?
Jangan main-main El.

Estelle mematikan ponsel beserta GPSnya. Chat dari Faro hanya ia baca dari notif. Estelle memilih berdiam di kamar setelah mengunci rapat dari mulai pagar, jendela hingga semua pintunya.

Flower sudah pergi sejak jam tiga sore. Ia harus menemani kakaknya ke dokter hari ini. Awalnya Flower memaksa agar Estelle menginap di apartemennya. Tapi Estelle menolak karena Flower satu gedung dengan Faro. Akan sama saja jika menginap di sana. Terlebih unit mereka hanya berjarak 1 lantai.

Tak lama sebuah chat masuk lagi. Dengan takut-takut, gadis itu melihat notif di lockscreen.

085×××××× :

Esteh!
Ini gue Elior.
Sv nomor gue!
Heh bocah!
Gue tau lo udah baca dari notif ya!
Nggak usah tanya tau dari mana!
Bales!

Estelle berdecak kesal. Cowok itu benar-benar brisik.

Namun tak lama, suara pagarnya terdengar. Seolah seseorang memanjat pagar besi itu. Keringat dingin langsung membasahi keningnya.

Secara refleks Estelle menghubungi Elior yang posisinya sedang online saat ini.

Me :
Kak lo di mana?
Tolong.
Gue takut.
Ada yang mau nrobos rumah gue.
Gue di rumah sendirian.

085×××××× :
Shareloc!
Cepetan!

Me :
📍Location.
Tolong cepetan Kak.
Gue takut.


Ketakutan Estelle bertambah saat pintu rumahnya mulai diketuk. Ia langsung bersembunyi di dalam lemari baju dengan gemetaran.

Suara dobrakan pintu membuat jantung Estelle seolah akan loncat dari tempatnya. Ia sudah menangis tanpa suara.

"Estelle!"

"Gue tau lo di rumah sayang!"

"Keluar sendiri atau perlu gue seret?"

"Gue udah peringatin jangan buat gue marah Estelle!"

Tak lama suara langkah kaki terdengar semakin mendekat dan berhenti tepat di depan pintu kamarnya.

"Peringatan terakhir Estelle. Lo keluar sendiri maka gue nggak akan apa-apain lo. Atau gue dobrak pintu ini dan gue bakal hamilin lo saat ini juga! Biar lo nggak bisa lari lagi dari gue!"

Estelle tau itu suara Faro. Tapi ia tidak percaya pada perkataan siluman itu. Ia terus berharap Elior segera datang. Jika pria itu masih di sekolah, maka ini sudah lima menit dan kurang lebih masih 10 menit lagi ia harus bertahan.

BRAKK BRAKK BRAKK

Tamat sudah riwayatnya. Itu yang saat ini Estelle fikirkan. Ia secepat kilat menghapus pesannya dengan Elior. Lalu perlahan menyembunyikan ponselnya di sudut dalam lemari.

Untuk bernafaspun saat ini sungguh sulit. Bahkan telapak tangannya sudah ikut berkeringat.

"Lo ternyata pilih yang ke dua ya?"

ELLE  -La dernière lumière pour l'étoile-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang