✨️Curiga

38 23 0
                                    

Ada kejutan apa hari ini? Hohoho🤭

🌟
.
.
.


Seorang gadis kecil dengan rambut yang berantakan dan gaun tidur compang-camping terikat mengenaskan di sebuah ruangan gelap yang lembab. Mulutnya tertutup lakban hitam dan kakinya turut diikat. Wajahnya memerah dengan kedua mata bengkak akibat terlalu lama menangis.

Ia terus memberontak berusaha melepaskan ikatan yang menahannya namun tak berhasil. Gadis itu terus menangis kala suara tembakan terdengar begitu nyata di tengah derasnya hujan malam itu. Petir saling bersautan menghantam bumi seolah turut memeriahkan kesengsaraan gadis itu.

“Ada kata-kata terakhir?” suara seorang pria dewasa terdengar angkuh mengalun layaknya bisikan malaikat maut.

“ANAK SIALAN! TIDAK TAU DIUNTUNG! SAYA MENYESAL MEMPUNYAI ANAK SEPERTIMU! AKU BERSUMPAH KELAK KAU AKAN MATI LEBIH MENGENASKAN DARI PADA DIRIKU! BAHKAN ANAK MU DENGAN JALANG ITU JUGA AKAN MATI TAK KALAH MENGENASKANNYA SIALAN!”

“Sudah? Hanya itu? Oke.”

DOR

“ARGHHHH!”

JDARR

Estelle terbangun bersamaan dengan suara guntur yang begitu kuat. Napas gadis itu memburu, keringat mengucur deras memenuhi wajahnya. Perlahan ia menangis meraung sambil terus menutupi telinganya.

“MIMPI SIALAN! MIMPI SIALAN! HIKS BERHENTI HIKS EL TAKUT! HIKS TOLONG HIKS HIKS.”

Gadis itu terus meraung dan meringkuk di kasur. Kedua tangannya menutup telinganya dengan kuat. Dan matanya terpejam begitu erat dengan air mata yang terus merembes deras.

“Kak Leo tolong hiks Kak Leo di mana? El takut tolong,” lirihnya. Badannya bergetar hebat. Petir terus menggelegar seolah bahagia menyaksikan tangis gadis itu.

Malam ini semua ketakutannya kembali menghampiri. Malam ini ia kembali merasakan sakit. Rasa sakit yang membuatnya nyaris mati kala itu. Dan malam ini untuk kedua kalinya setelah kejadian bertahun-tahun lalu, ia benar-benar sendiri di tengah kekalutannya.

...

“Estelle mukamu pucat. Sebaiknya kamu ke UKS. Salah satu tolong antar Estelle ke UKS!” ujar Bu Ratih  yang baru saja memasuki kelas. Ia terkejut mendapati sosok yang dikiranya makhluk astral berada di bangku pojok dengan ekspresi datar.

“Sudah kami bujuk dari awal datang tapi Estelle nggak mau, Bu!” adu Hana yang diangguki seisi kelas.

“Paksa!” tukan Bu Ratih.

Johan menatap ketiga sahabat Estelle sejenak sebelum beranjak mendekat. Tanpa basa-basi ia menggendong gadis itu secara bridal dan keluar diikuti Flower.

“Loly curiga,” gumam Loly pada Abel.

Abel melirik teman sebangkunya itu. “Gara-gara si bangsat?”

Loly mengangguk sekali. Ia lantas menarik Abel untuk ikut keluar kelas setelah izin pada Bu Ratih.

...

“LO SEMALEM BILANG BAIK-BAIK AJA TAPI KENAPA SEKARANG KAYAK GINI HA?” pekik Kevin yang sedang berjaga di UKS begitu melihat kondisi Estelle.

Pria itu dengan cekatan menyiapkan obat turun panas dan Johan yang juga anggota PMR pergi untuk membawakan makanan serta teh hangat.

Flower memandang sahabatnya yang membisu sejak datang ke kelas tadi. Ia mengelus pelan surai coklat yang sedikit berantakan itu. Bahkan gadis itu tak menata rambut seperti biasanya.

ELLE  -La dernière lumière pour l'étoile-Where stories live. Discover now