✨️Hadiah Berang-Berang

29 23 0
                                    

🌟
.
.
.

“Sekarang obatin punya gue yang di bawah. Dia bangun gara-gara tingkah lo,” geram Elior.

Estelle terkejut dan hendak meninju wajah Elior namun pria itu lebih dulu bisa membaca pergerakannya dan langsung menahan kedua pergelangan tangan Estelle di sisi kepala gadis itu.

Gadis itu mencoba memberontak, namun sialnya hal itu malah semakin membuat pandangan Elior menggelap.
Namun sebuah ide melintas di otak Estelle. Estelle segera melemaskan tubuhnya yang tegang. Raut panik Estelle pun seketika sirna. Ia malah kembali nyengir dan terkekeh sesaat.

“Boleh. Nanti gue bantu. Tapi sekarang makan dulu ya. Gue laper banget kak dari siang belum makan. Nanti terserah Kak Leo deh mau ngapain sepuasnya.”

Elior tersenyum sinis. Ia mendekatkan bibirnya pada telinga Estelle. Menggigitnya kecil cuping gadis itu sebelum berbisik.

“Gue tau akal bulus lo.”

“Tapi gue beneran laper. Ayo makan,” rengek Estelle. Ia mati-matian menahan ketakautan dan gemetar di tubuhnya.

“Gue mau makan lo dulu,” geram Elior.

Estelle menggeleng ribut. “Gue makan nasi dulu. Nanti gantian Kak Leo, ya.”

“Makan di kamar. Gue ambilin.”

“Enggak mau. Mau di luar. Gue mau ngomong penting juga sama Kak Ancel.”

Elio menatap tajam kedua mata Estelle yang begetar. Lucunya bibir gadis itu tetap tersenyum. Estelle sungguh tak tau caranya berbohong pikir Elior.

“Makan di sini atau nggak sama sekali.”

Estelle diam sesaat sebelum memajukan bibirnya dan mengecup ringan bibir Elior. Hanya sekedar menempelkan benda kenyal itu saja tanpa bergerak.

Mata Elior melebar mendapat serangan mendadak dari Estelle. Ia melepaskan cengkramannya. Kedua tangan Elior beralih menangkup lembut wajah Estelle dan ia mulai melumat bibir yang selalu menjadi candunya itu. Memejamkan mata, menikmati rasa manis yang dirindukannya. Hingga—

BUGH

“Arrghh!”

Estelle meninju kuat pipi kiri Elior hingga orangnya terguling ke samping dan mengerang kesakitan. Dengan cepat Estelle berlari membuka pintu.

Tanpa peduli dengan barang bawaannya yang masih terongok di sofa. Tak peruli pula pada Elior yang meneriakinnya dari dalam kamar, Estelle hanya fokus pada tujuan utamanya. Yaitu keluar dari sarang singa!

“Gagal kuda-kudaan deh sohib gue. Kasian,” ledek Ancel dengan nada sok sedih kala melihat Elior keluar dari kamar. Wajah Elior sangat keruh dan napasnya mengebu.

“Gue tandain itu anak!” geramnya.

...

Paginya saat Bianca sedang pergi, Estelle diam-diam kembali menyelinap keluar rumah sakit. Ia harus mengambil ponsel juga tasnya yang masih tertinggal di unit Elior.

Estelle sama sekali tidak takut karena ia yakin saat ini pria itu pasti sedang berada di sekolah. Mengingat lukanya hanya di wajah.

Dengan mudah Estelle masuk ke kediaman Elior. Untung saja pria itu tak merubah pin unit apartemennya. Dan sesuai dugaan, Elior tak ada di sini.

Akan tetapi, Estelle tak menemukan barang-barang yang dicari di tempat terakhir dia meninggalkannya. Saat sibuk mencari, matanya menangkap makhluk menggemaskan di dekat kandang hamster. Seekor berang-berang kecil yang belum lama diinginkannya.

ELLE  -La dernière lumière pour l'étoile-Where stories live. Discover now