°Selamat membaca 📖°
ASHLAND. Pria itu sebenarnya kenapa si? Apa yang salah dengannya? Ini bukan sekali dua kali Adrea tidak sengaja bertatapan dengan Ashland, dan pria itu selalu berada ditempat-tempat yang gelap. Tingkahnya itu seperti penguntit yang tengah memantau seseorang, siluetnya seakan bisa Adrea rasakan tanpa melihat. Ashland membawa aura negatif bagi hidup Adrea.
Dan apa tadi? Adrea justru kembali diperlihatkan dengan sosok menyeramkan itu yang berada dibalik pohon. Tidak! Adrea bukannya merasa geer atau kepedean. Tapi Adrea yakin Ashland tadi itu mengintainya, bisa dibaca dari pancaran matanya yang aneh dibarengi sebuah seringaian mengerikan dibibir pria itu.
Lepas dari kejadian malam itu dimana ia melangsungkan rencana bodohnya untuk mempertemukan Ashland dan sang tokoh utama wanita. Adrea jadi bertanya-tanya, apa rencananya sungguh gagal total?
Tapi Adrea menyaksikan dengan matanya sendiri, keduanya sempat terlibat obrolan entah membahas apa tapi masa iya Ashland tidak menaruh rasa tertarik sedikit pun? Oh ayolah, Erliza cantik, baik, lugu dan penuh pikat. Apa Ashland tidak melihat itu semua? Walaupun Erliza sedikit tinggi dari Adrea tapi gadis itu juga memiliki sisi imut dengan pipi tirusnya.
Ashland, dengan tingkahnya yang bak seorang stalker Adrea yakin pria itu hanya penasaran padanya, sebelum kejadian ia yang memergoki Ashland menikam seorang pria paruh baya, pria itu tidak pernah Adrea dapati diredarnya terus. Justru Adrea saat diawal-awal kepo dengan perkembangan kedekatan tokoh antagonis itu dengan si pemeran utama wanita.
Aish...Harusnya Adrea tidak pingsan saat itu, andai saja katak sialan itu tidak melompat ke wajahnya mungkin Adrea bisa melihat kelanjutan apa yang terjadi pada kedua tokoh itu.
Adrea berdecak kesal tanpa sadar, membuat pria yang berjalan beriringan dengannya menoleh. Pria itu menunduk guna melihat wajah gadis disampingnya yang lebih pendek, tinggi gadis itu hanya sebatas dadanya. Nathan mengerutkan dahinya saat mendapati Adrea mengerucutkan bibir plum itu disertai alis yang menyatu, menjelaskan bahwa sang gadis tengah menahan kesal.
Nathan yang pasalnya tidak tau apa penyebab Adrea begitu tak tahan untuk bertanya. "Kenapa? Masih kesel sama yang tadi?"
"Hng?" Adrea mendongak dengan wajah bingung juga.
"Kamu masih kesel sama aku?" Tanya Nathan lembut bahkan telah mengganti kosakata. Adrea mengerjap beberapa kali lalu tak lama tertawa kecil.
"Aku kamu ni? Eumm~" Adrea menutup mulutnya, salting karna Nathan tiba-tiba merubah cara bicaranya, apalagi suara pria itu saat bertanya tadi begitu lembut dipendengaran Adrea. Siapa yang tidak salting coba? Pemeran utama pria nih coy!
Nathan bukannya ilfill dengan tingkah Adrea justru terkekeh seraya menggelengkan kepala. Ia kira gadis itu kenapa tadi, setelah melihatnya bersikap seperti ini Nathan jadi lega.
"Kepala lo masih sakit?" Nathan kembali melempar pertanyaan.
"Apasih? Kenapa tiba-tiba jadi perhatian gini?" Jawab Adrea disusul suara tawa yang membuat Nathan yang hendak membuka mulut kembali mengatupkan mulutnya. Ia tertegun sejenak. Matanya memandang wajah Adrea dengan intens. Aneh, kenapa Adrea terlihat cantik saat tertawa seperti itu?
Nathan jadi ingin melihatnya lagi. Dan lagi.
Nathan memalingkan wajah, ia mengusap wajahnya dengan gusar. Ia tidak mengerti dengan dirinya sendiri.

YOU ARE READING
Male lead Antagonist
Science Fiction[ BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] @rryaxx_x8 Adrea tidak percaya dengan yang namanya transmigrasi. Mungkin didalam novel itu wajar. Tapi bagaimana jika ia yang mengalami sendiri? Novel yang sedang booming dikalangan remaja berjudul 'Obsessed...