#4 - Hachishakusama (Si Tinggi Delapan Kaki)

37.7K 2.1K 261
                                        

Kakek dan nenekku tinggal di Jepang. Setiap musim panas tiba, orang tuaku akan membawaku kesana pada hari libur untuk mengunjungi mereka. Mereka tinggal di sebuah pedesaan kecil dan memiliki halaman belakang yang luas. Aku suka bermain disana selama musim panas. Saat kami tiba, kakek dan nenek selalu menyambut dengan tangan terbuka. Aku adalah satu-satunya cucu mereka, jadi mereka selalu berusaha memanjakanku.

Terakhir kali aku melihat mereka adalah pada saat musim panas tahun lalu, ketika aku masih berusia 8 tahun. Seperti biasa, orang tuaku akan memesan tiket pesawat ke Jepang dan kami berkendara dari bandara menuju ke rumah kakek dan nenek. Mereka sangat senang saat melihatku, dan punya banyak hadiah kecil untuk diberikan padaku. Orang tuaku ingin menghabiskan beberapa waktu berdua saja. Setelah beberapa hari, mereka melakukan perjalanan ke daerah lain di Jepang, dan meninggalkanku dalam pengawasan kakek dan nenek.

Suatu hari, aku sedang bermain di halaman belakang. Kakek dan nenek berada di dalam rumah. Saat itu siang hari, cuaca agak panas dan aku mulai berbaring di rerumputan untuk beristirahat. Aku memandangi awan-awan, menikmati sinar matahari yang lembut, dan hembusan angin sepoi-sepoi. Pada saat aku akan bangun, terdengar sebuah suara aneh.

"Po... Po... Po... Po... Po... Po... Po..."

Aku tidak tahu suara apa itu, dan sulit untuk membayangkan darimana suara itu berasal. Suaranya terdengar seperti seseorang yang sedang berbicara sendiri. Suaranya terdengar seperti, "Po... Po... Po", terus-menerus dengan suara maskulin yang terasa dalam.

Aku melihat sekeliling, mencoba mencari sumber suara itu. Tiba-tiba, aku melihat sesuatu berada di atas pagar tinggi yang mengelilingi halaman belakang. Tampak sebuah topi jerami. Benda itu tidak tergeletak di atasnya, tetapi berada di baliknya. Dari situlah suara itu berasal.

"Po... Po... Po... Po... Po... Po... Po..."

Kemudian, topi itu mulai bergerak seperti ada seseorang yang sedang memakainya. Topi itu berhenti tepat di atas sebuah celah kecil di pagar, dan tam[ak sebuah wajah sedang mengintip. Wajah seorang wanita. Tapi, pagar itu sangatlah tinggi. Hampir 8 kaki tingginya.

Aku terkejut mengingat betapa tingginya wanita itu. Aku mulai bertanya-tanya, apakah ia sedang mengenakan jangkungan atau semacam sepatu berhak sangat tinggi. Lalu, dalam sekejap wanita itu berjalan pergi dan suara aneh itu pun ikut menghilang bersamanya.

Merasa bingung, aku mulai beranjak dan berjalan masuk ke dalam rumah. Kakek dan nenek sedang minum teh di dapur. Aku duduk di meja dan setelah beberapa saat, aku menceritakan semua yang telah kulihat pada mereka. Mereka tidak terlalu memperhatikan, sampai aku mulai menirukan suara aneh itu.

"Po... Po... Po... Po... Po... Po... Po..."

Tidak lama setelah aku menirukan suara itu, pandangan mereka berdua tiba-tiba membeku. Nenek tampak kaget dan dia menutup mulut dengan tangannya. Wajah kakek tampak sangat serius dan dia menarik tanganku.

"Ini sangat penting," katanya serius. "Kau harus mengatakan dengan jujur semuanya pada kami. Berapa tingginya?"

"Setinggi pagar kebun." Jawabku, mulai merasa ketakutan.

Kakek terus menanyakan pertanyaan-pertanyaan seperti, "Dimana dia berdiri? Kapan hal itu terjadi? Apa yang kau lakukan? Apakah dia sempat melihatmu?"

Aku mencoba menjawab semua pertanyaan semampuku. Tiba-tiba saja, kakek bergegas pergi ke lorong dan mulai menelepon. Aku tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang dia katakan. Aku memandang nenek dan dia terlihat gemetar.

Kakek kembali ke dalam ruangan dan mulai berbicara kepada nenek.

"Aku harus keluar sebentar," katanya. "Kau tinggal di sini bersama anak itu. Jangan lepaskan pandanganmu darinya sedetik pun juga."

Creepypasta Jepang (Horor) JapanWhere stories live. Discover now