#47 - Bunyi Langkah Kaki

16.4K 1.1K 115
                                        

Belakangan ini aku mencoba menelpon pacarku Rin dan hasilnya nihil.

Akhir-akhir ini dia seperti menghilang ditelan bumi. Tak ada kabar, bahkan hanya untuk bertukar sms. Aku bingung dengan sikapnya yang tiba-tiba menjadi pemalas sampai tak masuk kantor lebih dari seminggu.

Aku sadar posisiku sebagai bos, walau dia pacarku tapi dia tetap bawahanku yang harus mentaati semua peraturan di kantor. Aku tak mau sampai dianggap tebang pilih nantinya dalam mengambil keputusan. Jika sampai lusa dia belum masuk kerja, aku terpaksa memecatnya, pikirku.

Namun pada malam harinya...

"Kringgg kringggg". Teleponku berbunyi dan ternyata telepon dari Rin.

"Moshi-moshi, halo Rin? Kemana saja kau selama ini?". Ucapku kesal.

"Tolong... Tolong aku." Pintanya lirih

"Ada apa? Kau juga belum menjawab pertanyaanku."

"Kau harus menolongku segera Takuya!"

"Baiklah, kedengarannya kamu sedang panik, ada dimana kamu sekarang?"

"Aku ada di rumah sekarang, rumahku.. sepertinya berhantu! Aku takut!!"

"Baiklah, cepat kau pergi dari sana dan temui aku dirumahku, ceritakan padaku nanti!". Ucapku

"Baiklah, tapi..."

"Tapi apa lagi?" Tanyaku heran

"Aku begitu panik dan ketakuan, sampai lupa alamat rumahmu!"

"Lucu sekali kau ini Rin, baiklah, akan kukirim nanti lewat sms." Ucapku sambil tertawa

"Oke, cepat kirim alamatmu, aku benar-benar ketakutan!"

"Tetap tenang, oke? Selalu waspada selama perjalanan, aku sayang kamu."

"Terima kasih sayangku Takuya, kau memang bisa kuandalkan."

Setelah Rin memutus telepon, langsung kukirim alamat rumahku padanya lewat sms. Aku gemas dengan tingkah laku Rin, dasar ceroboh.

Aku menonton berita di tv malam itu, dan salah satu berita di tv membuatku sedih sekaligus merinding.

"Telah ditemukan mayat tanpa kepala di kediaman Rin Sakuragi, setelah diotopsi dapat dipastikan itu adalah mayatnya. Polisi sampai saat ini masih mengusut motif pembunuhan sadis ini, berita ini..."

Aku shock setelah menonton acara berita itu, dan tanganku tak hentinya bergetar.

Saat hendak menghubungi kerabat dekat Rin, suara bel rumahku berdering.

"Ting tong Ting tong." Terdengar suara bel di pintu.

"Siapa diluar?" Tanyaku gemetar

"Hei Takuya, ini aku Rin, masa kau lupa?"

"Tidak! Kau sudah mati sayang, tolong jangan ganggu aku, aku mohon!"

"Bicara apa kau Takuya, kalau aku sudah mati bagaimana aku bisa berada disini?"

"Kau pasti hantu! Kumohon tinggalkan aku sendiri, jangan ganggu aku!"

Sontak saja aku langsung berlari ke kamar dan mengunci semua pintu dan jendela. Tapi, tiba-tiba terdengar suara ketukan persis di pintu kamarku..

"Takuya, ada apa denganmu? Kenapa kau mengusirku? Kau marah padaku?"

"Tidak, bukan itu! Bagaimana kau bisa masuk padahal pintu rumahku terkunci!"

"Apa kau lupa? Kau yang memberikanku kunci rumahmu 3 minggu lalu."

"Bohong! Kau bohong! Pasti kau masuk rumahku dengan menembus dinding!"

"Jangan membuatku takut Takuya, cepat buka pintunya, aku kesini ingin segera menceritakan kisahku!"

"Aku.. Aku tahu ceritamu! Kau dibunuh! Lalu dipenggal!" Ucapku gemetar

"Hahaha! Kau lucu sekali, bagaimana aku mampu berbicara kalau sudah dipenggal?" Dia tertawa kecil manja

Setelah aku tidak mendengar suaranya, aku memberanikan diri keluar kamar untuk mengecek keadaan.

Sekejap muncul tangan menyentuh bahuku, aku langsung menjerit.

"Akhirnya kau keluar juga, aku kangen padamu."

"Oh Tuhan, mengapa hantu ini masih ada di rumahku!"

Tanpa pikir panjang aku pun langsung mengambil pisau yang ada disampingku kemudian kuhantam pisau ke arahnya. Tubuhnya mengejang hebat dan darah mengucur ke segala arah.

Belum puas, aku kalap menggorok lehernya dan mencabut mata kananya hingga keluar cairan berwana kuning. Namun, kalimat terakhir yang kudengar darinya adalah..

"Me.. mengapa.. kau menyerangku.?"

"Diam kau hantu! Aku tak mau punya pacar hantu, kita sudah berbeda alam!" Jawabku lirih..

Ia pun tampak tak bergerak lagi. Aku pun bernapas lega, namun aku terkejut saat melihat kartu namanya yang bersimbah darah tepat dibawah kakiku. Aku lantas mengambilnya dan baru sadar selama ini nama pacarku Rin Otohime.

"Haha, ceroboh sekali diriku! Sekarang aku harus membersihkannya."

Aku dengan hati-hati memungut mata kanannya yang sudah hancur dan mulai menyeret mayatnya, menguburnya di belakang rumah dan mulai mengepel lantai yang penuh darah.

"Dasar, mengganggu jam tidurku saja.."

Sejak saat itu, selalu terngiang bunyi langkah kaki misterius dalam kepalaku bahkan saat tidur.

Sumber: creepypastaindonesia Fb

Seru kan twist ending yang saya buat? Hihihi ^^

Semoga bisa jadi inspirasi buat mimpi readers nanti malam #Digetokreaders

Jangan lupa comment + vote, update setiap malam selasa dan malam jumat.

Creepypasta Jepang (Horor) JapanWhere stories live. Discover now