Selama bekerja dulu, paman sering menggunakan perahu sebagai alat transportasi utama. Aku tidak bisa menceritakan dengan detail tentang pekerjaannya. Namun, dia adalah seorang konsultan teknisi. Karena pekerjaan, dia terpaksa menetap di sebuah desa di bagian utara Eropa. Suatu hari, dia mengenal tentang 'mata iblis' saat tinggal disana.
Paman juga punya seorang teman teknisi disana yang bisa berbahasa jepang. Pria itu menceritakan pada paman kalau dia tahu sesuatu yang pasti ingin dilihat paman. Pamanku dibawa ke sebuah gang sepi yang jarang dilintasi oleh orang-orang. Paman berpikir tempat itu pasti semacam *red-light district atau sejenisnya.
Sesampainya di ujung gang, paman dibawa ke halaman depan sebuah rumah yang tampak kecil, kotor dan kumuh. Namun, saat diajak masuk, paman begitu terkejut saat melihat isinya. Tampak jauh dari kesan kumuh. Bagian dalamnya diisi oleh berbagai perabotan mahal - karpet mewah, vas antik dan ornamen dari logam berharga.
Tercium juga aroma harum dimana-mana. Paman akhirnya masuk, tapi dia tidak tahu apa yang akan terjadi setelahnya. Dia dibawa masuk ke sebuah ruangan yang lebih kecil di dalam bagian rumah itu. Ruangan itu diterangi oleh cahaya lilin dan tampak seorang pria yang kelihatan berusia 60-an sedang duduk disana.
Satu hal yang aneh dari pria tua itu adalah dia mengenakan kacamata hitam walaupun hari sudah malam dan hanya diterangi cahaya lilin. Temanku memanggil pria tua itu dengan sebutan 'Si mata iblis'.
Kenyataannya, legenda serupa tentang mata iblis telah tersebar luas di berbagai belahan dunia. Banyak tradisi secara lisan dan takhayul mengenai mata iblis, sebuah tatapan penuh kebencian dan kedengkian yang tidak jarang berhasil membuat targetnya jatuh ke dalam kutukan kegelapan.
Di dalam bahasa jepang, mata iblis disebut jashi (邪視), jagan (邪眼), dan magan (魔眼). Dikatakan saat seseorang tergoda pada kekuatan mata iblis (menjual jiwanya kepada iblis untuk kemampuan itu), maka nasib malang, sakit, penderitaan, bahkan kematian akan menanti sebagai konsekuensinya.
Paman berusaha menahan tawa saat mendengar penjelasan itu. Rupanya, mata iblis punya kekuatan gaib yang tidak biasa. Pria tua yang sedang duduk itu berbisik ke telinga temannya dan disampaikan pada paman. Walau tidak terdengar jelas, pria tua itu bilang akan memberikan semacam demonstasi kecil untuk menunjukkan kekuatan matanya.
Pamanku, setengah tidak percaya, berpikir hal itu akan menyenangkan untuk dicoba. Dia setuju dengan tawaran pria tua itu. Lagi-lagi, pria tua itu berbisik pada temannya.
"Dia bilang kami harus mengikatmu di kursi," kata teman teknisiku yang menerjemahkan.
"Jangan salah paham pada niatku. Kekuatanku besar dan ini untuk keselamanmu juga. Kau pasti akan segera lari dan kabur kalau kami tidak menahanmu. Aku hanya akan menatap matamu untuk beberapa saat. Aku tidak akan melakukan hal apapun selain itu."
Pamanku mungkin berpikir kalau pria tua itu pasti telah melakukan sesuatu pada matanya. Mungkin matanya hilang, atau mengenakan lensa kontak berwarna. Atau bisa saja aroma dupa yang paman hirup punya semacam efek halusinasi...
Paman tidak punya insting apapun yang peka akan diikat, tapi paman tahu temannya dapat dipercaya, jadi paman setuju. Dia duduk di kursi dan lalu diikat dengan tali. Pria tua itu pun bangkit dari kursi dan berjalan menuju pamannya. Teman pria tua itu pun berbalik badan. Pria tua itu pun membuka kacamata hitamnya dalam keheningan dan melihat ke arah pamanku.
"Aku bersumpah, tatapan itu terlihat sama seperti makhluk yang melihat ke arah kita," paman berbisik seraya menaruh kopinya di meja.
"Seketika saat melihat matanya, aku merasa ingin mati. Matanya.. Hanya terlihat seperti mata orang normal. Tapi membuatku merasa gelisah. Dia melihatku hanya sekilas, hanya satu, mungkin dua detik. Tidak ada suatu pesan tersembunyi dan dia tak punya cukup waktu untuk dapat menghipnotisku."
Menurut temannya, pria tua dengan mata iblis itu tidak ragu membunuh orang hanya untuk mendapat uang. Dia diduga telah disewa dan jadi rebutan oleh mafia lokal dari waktu ke waktu.
Seminggu sebelum paman kembali ke Jepang, dia mendengar kabar kalau pria dengan mata iblis itu telah mati. Entah bagaimana, dia telah menyebabkan organisasi tenmpatnya bekerja kehilangan reputasi, dan dia dibunuh untuk aksinya. Dia diikat pada sebuah kursi di sebuah pondok prostitusi. Saat jenasahnya ditemukan, urin dan feses bertebaran di lantai, dan dia mungkin berusaha sangat keras untuk memutuskan tali. Dia telah mencungkil matanya keluar dan mati saat kehilangan banyak darah.
"Seperti dikatakan sebelumnya, mata iblis membenci hal-hal najis," pamanku melanjutkan. "Aku yakin dia disiksa dengan menggunakan benda-benda najis dan mungkin dipaksa untuk menonton penari striptis atau adegan s*ks."
Aku hanya bisa mendengar, tidak dapat berbicara sepatah kata pun. Aku berasumsi kalau monster yang kami lihat menguasai mata iblis. Pamaku terus berbicara, seperti dia mengetahui apa yang sedang aku pikirkan.
"Aku tidak yakin dengan yang kami lihat tadi, apakah seekor monster atau seorang manusia yang coba bertindak seperti itu. Tapi, aku rasa seperti mendapat perasaan kalau makhluk itu tidak akan pergi begitu saja meninggalkan kami sendiri. Itulah kenapa kami harus ambil risiko dan mempertaruhkan nyawa kami untuk bertemu dengannya. Maksudku... Dikatakan kalau kappa membenci liur manusia, kan?"
Saat aku mendengar cerita paman, aku teringat mimpi tentang adik laki-lakiku.
"Kupikir dia hanya mencoba untuk menyelamatkanku," kataku saat selesai bercerita pada paman. Aku menangis dan dia mendengarnya dengan sungguh-sungguh. Tidak dari kamu berbicara apapun hampir semenit kemudian, akhirnya paman membalas.
"Hal itu mungkin saja terjadi. Dia selalu punya penilaian yang lebih baik darimu." paman pun berhenti sejenak.
"Ingat saat ponsel paman berbunyi? Panggilan itu berasal dari mantan pacar paman... Hal yang aneh, tidak mungkin ponsel paman mendapat sinyal di atas gunung seperti ini." paman menyerahkan ponselnya padaku.
"Lihat. Aku bahkan tidak memiliki satu batang sinyal pun. Mungkin panggilan darinya adalah sebuah tanda... Bagaimana pun, mari kita pulang ke rumah sekarang. Aku akan menyingkirkan pondok ini juga. Tapi, aku harus menelepon pacarku dulu."
Paman tersipu malu dan berdiri setelah menegak sisa kopi di cangkirnya.
The End.
Sumber: okaruto.tumblr.com
Akhir cerita yang bahagia.
Kisah asmara paman pun bersemi kembali dengan mantan pacarnya.
Sindrom Cinta Lama Belum Kelar.
Feedback + vote kalian sangat berarti dalam menetukan seberapa menarik kisah ini.

YOU ARE READING
Creepypasta Jepang (Horor) Japan
Horror#1 - Horor (12/9/2015) Negara Jepang unik dan mempunyai latar belakang sejarah yang berpijak pada hal supranatural. Masyarakat Jepang meyakini adanya kekuatan batin manusia yang dapat memasuki dimensi lain penuh kekuatan luar biasa. Dunia supranatur...