#72 - Mata Iblis - Part 2/4

11K 815 51
                                        

"Ada apa?!", pamanku berteriak.

" Monster!", aku sangat ketakutan hingga tidak dapat berbicara jelas.

"Apa?"

"Teleskop! Gunung keramat itu!"

Pamanku melihat sendiri melalui teleskop.

"Ggrraaahh!", makhluk itu terdengar meraung kencang bagai binatang buas, sungguh tidak manusiawi. Makhluk itu tampak menggengam kepalanya sendiri seperti sedang kesakitan. Aku melihat ingus mulai mengalir dari hidungnya saat dia mulai menangis.

Aku mulai menenangkan diri, dan mencoba berbicara pada paman. " Makhluk apa itu?!"

"Maiko... Maiko...", dia memanggil nama mantan pacarnya, sambil tersedu-sedu.

"Plak!" Aku pun menampar paman.

Sial! sambil mengebaskan tanganku yang sakit. Pertama kalinya dalam hidup, aku menampar seseorang tepat di wajahnya. Paman mulai bergeming. Sepuluh detik... Dua puluh detik telah berlalu sebelum dia melihat ke arahku.

"Mata iblis", jawabnya.

"Huh?"

"Tolong dengarkan saja, oke? Ambil kacamata hitam dari lemari baju, dan bawa kesini. Ada satu juga untukmu."

"Kenapa?", aku bertanya, tidak tahu apa hubungan benda itu dengan kejadian ini.

" Diam dan lakukan saja!" aku pun melakukannya dan membawanya pada paman. Tangannya bergetar saat memakai benda itu. Dia pun melihat melalui teleskop dan mulai mencari monster itu. Di menelan ludah dan memebri isyarat padaku untuk mendekat padanya.

"Pakai kacamata hitammu, dan coba lihat monster itu lagi", kata paman.

Dengan gugup, aku memakainya dan melihat melalui teleskop. Penglihatanku menjadi buram karena kacamata itu, tapi aku dapat melihat makhluk itu lagi. Mata kami bertemu. Lagi-lagi aku merasakan rasa depresi, tapi tidak sekuat tadi. Tetap saja, jantungku berdegup kencang.

Aku mulai menyadari sesuatu. Dia mulai bergerak dari tempatnya. Dia bergerak sambil melakuakn tarian anehnya. Satu hal yang tetap stabil adalah tatapan matanya, yang tepat mengarah padaku. Dia tampaknya akan menuruni gunung.

Tunggu, apa artinya dia akan menuju kemari...?!

"Hey, Hirota!", paman membuatku tersentak dari lamunanku. "Apa kau ingin pipis?"

"Huh? Kenapa paman bertanya hal itu dalam kondisi seperti ini..?

"Kalau mau, aku punya beberapa botol soda bekas di dapur. Aku akan membawanya kesini, oke? Aku akan ke bawah dan membawanya untukmu saat aku selesai pipis." Dia berlari ke bawah, tapi aku tidak tahu apa yang sedang dia bicarakan.

Apa tadi aku menampar paman terlalu keras? hmm, tidak mungkin aku bisa berpikir untuk pipis di saat seperti ini.

Aku duduk tercengang, sampai dia kembali ke atas membawa sebuah botol soda yang sudah terisi urin.

"Kalau kau mau pipis, pakai ini." Dia menyerahkanku sebuah botol soda bekas.

"Oke, baik, terserah. Tapi paman belum menjawab pertanyaanku. Apa fungsi benda sialan ini?"

"A... sesuatu dari gunung tadi... Aku tidak begitu yakin. Apa yang kutahu adalah ayahku pernah bilang suatu hal padaku. Kami sering kemping saat aku masih anak-anak. Yah, sebenarnya di gunung itu, banyak hal aneh terjadi disana, kau tahu.. Jadi, saat kami kemping disana dan berada dalam tenda, aku sering mendengar suara orang-orang sedang berbicara di luar, bahkan saat malam hari. Anehnya, tidak ada seorangpun selain kami. Saat aku keluar tenda, aku masih bisa mendengarnya, hingga aku mulai pipis. Lalu suara itu tiba-tiba saja berhenti, seperti tidak pernah terjadi apa-apa."

Creepypasta Jepang (Horor) JapanWhere stories live. Discover now