Aku dan seorang temanku sedang berlibur ke Jepang. Sasaran pertama kami adalah mengunjungi sebuah teater tua. Kini aku dan temanku sampai disana, di sebuah teater opera tua di Jepang. Teater itu bukanlah sebuah bangunan yang kecil. Kami hanya berdiri di depan teater tersebut tanpa alasan yang jelas.
"Hei, Akemi! Kau yakin kita akan berkeliling sendirian di tempat ini?" Tanya Ichiro. "Banyak yang pernah masuk ke teater ini, tetapi hanya sedikit dari mereka yang keluar", katanya lagi.
"Oh, rumor tentang lantai 3 itu. Kenapa? Kau takut?"
"Tidak. Aku hanya sedang berpikir. Gedung ini memiliki 3 lantai, sedangkan kita hanya berdua."
"Sudahlah, itu masalah yang mudah. Aku di lantai 1, kamu di lantai 2. Nanti pukul 2 tepat, aku akan menemuimu di lantai atas. Setuju?" Tanya Akemi.
"Setuju." Jawab Ichiro.
Kami pun masuk ke bagian dalam teater tersebut. Krek.. Krek.. Lantai kayu yang sudah lapuk itu adalah saksi bisu pembunuhan brutal yang dilakukan seorang 'Geisha' gila terhadap semua penontonnya. Setelah dia membunuh sekitar 50 orang dengan pedang katana yang ia sembunyikan di balik lantai panggung. Dia mencongkel matanya dan menusukkan katana ke perutnya sendiri (harakiri). Ya, dia memang sudah gila, sangat gila.
Kami berdua mulai berpencar. "Huh, baru pukul 11." Kataku. Malam itu sunyi, tak ada lagi orang yang berani lewat didepan teater itu saat malam. Jam 12... 1... 2... Sekarang sudah pukul 2. Selama jam ini, aku tidak melihat atau merasakan apapun. Aku berjalan menuju tangga untuk naik ke atas...
"AAAAAAA!!"
Kudengar teriakan, suara itu tidak asing.
Astaga, itu Ichiro! Aku berlari menuju lantai atas. Jantungku berdegup sangat kencang. Aku sampai dilantai 2 dan tidak merasakan kehadiran Ichiro disana. Tess.. Tess... Aku merasakan cairan hangat yang jatuh di atas kepala dan mengalir deras ke dahiku. Kuraba cairan hangat itu dan melihatnya.
"Merah... jangan-jangan... darah!" Gumamku kencang. Aku takut, perlahan aku mundur dan berencana untuk pergi. Tapi, aku ingin tahu. Darah apa itu? Rasa ingin tahu ku mengalahkan segalanya. Sambil mengendap-endap, aku berjalan kelantai atas. Krek... Aku menginjak...
"Tulang manusia?!" Aku baru sadar, lantai tiga ini penuh dengan tulang-belulang manusia. Aku melihat Ichiro sudah tak berkaki disana. Keadaan tubuhnya membuat ia terlihat seperti dimakan oleh hewan buas. Berarti, darah yang mengalir tadi adalah darah ichiro?!
Belum sempat aku membalikkan badan untuk mencari bantuan, kulihat seorang wanita nampak di ujung ruangan. Dia menutupi wajahnya dengan kipas putih bernoda coklat, itu terlihat seperti darah yang sudah mengering. Dia mulai menari dengan molek diiringi musik yang entah dari mana munculnya. Musik itu membuatku mengantuk, dan perlahan mataku mulai terlelap dalam alam bawah sadarku.
Tapi... Tidak! Aku tidak boleh tertidur!
Baru saja sadar, wajah wanita tadi berada 5 cm didepan wajahku. Aku tak bisa berkutik dan hanya bisa terdiam. Dia mengedipkan matanya beberapa kali dalam satu detik. Seperti pelawak yang sebelumnya kulihat di televisi, dengan... rongga mata yang kosong. Sepertinya dia adalah si Geisha yang gila itu.
Sekuat tenaga kucoba untuk bergerak, akhirnya aku bisa mengatasi rasa takut ku. Kucoba untuk turun melalui tangga, tapi firasatku mengatakan itu adalah ide yang buruk. Aku tak bisa berpikir jernih saat itu, kakiku yang bergetar hebat berlari ke arah jendela ketika Geisha itu hampir saja menerkamku.
PRANGG!! BRUK!!...
Aku terbangun dan merasa ngilu di kepalaku. Kulihat sekelilingku.
"Rumah Sakit? Ngh, Ichiro! Dimana dia ?!" Pikiranku serasa diterpa ingatan tentang Geisha itu. Tak berapa lama kemudian datang seorang polisi ke kamar rawat inap ku.
"Akemi, aku disini ingin memberitahumu sesuatu."
"Apa?"
"Temanmu Ichiro, dia telah tiada."
"Tidak mungkin!" Aku baru sadar bahwa semua kejadian itu benar-benar terjadi.
"Aku tahu, ini adalah berita yang sangat mengejutkan bagimu. Tapi tak apa. Aku akan membantumu untuk bertemu dengannya lagi."
"Apa maksudmu?"
Seketika lampu di kamar rawat ku mati sekitar 5 detik dan kembali menyala. Kini kulihat sosok wanita geisha gila itu duduk di tempat polisi tadi dengan seringai bengis.
"Akan kukirim kau ke alam Baka!"
Bssppp... Seketika semuanya menjadi gelap.
Sumber: inisial-a.mwb-id.com (Saya ubah sedikit - Myth404)
Wah, si Akemi, udah tau itu ada yang gak beres malah disamperin -_-
Mungkin tuh Geisha kepincut Akemi, sampe dijenguk ke rumah sakit.
Feedback + vote kalian sangat berarti dalam menetukan seberapa menarik kisah ini.

YOU ARE READING
Creepypasta Jepang (Horor) Japan
Horror#1 - Horor (12/9/2015) Negara Jepang unik dan mempunyai latar belakang sejarah yang berpijak pada hal supranatural. Masyarakat Jepang meyakini adanya kekuatan batin manusia yang dapat memasuki dimensi lain penuh kekuatan luar biasa. Dunia supranatur...