#80 - Jauhi Ruang Gelap - Part 1/2

16.8K 740 75
                                        

Catatan: Cerita ini mungkin terkutuk. Terdapat cerita sejenis di luar sana yang aku yakini bisa kau temukan kalau kau berusaha cukup keras untuk mencarinya.

Pesan #26 berasal dari: *****

Waktu: 97/04/30 1:02:02 Kategori 8: Percakapan bebas

Subj: Tolong baca dengan risiko yang ditanggung sendiri

Aku mendapat email ini. Sepertinya terlihat cukup berbahaya. Baca semua bagiannya, oke?

*****-san, hati-hatilah (;゚Д゚)

o(x_x)o

%%%%%%%%

Aku akan memperingatkanmu sebelumnya, terdapat kemungkinan sesuatu terjadi kepadamu setelah membaca ini. Aku tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi.

*Tolong baca dengan risiko yang ditanggung sendiri.

*Aku tidak bertanggung jawab sedikit pun atas apa yang tertulis disini dan tidak bisa menjamin keselamatanmu.

Lima tahun lalu, seorang temanku dari SMP meninggal.

Secara awam, hal itu terlihat seperti diakibatkan oleh sebuah sakit mental yang memburuk, tapi kenyataannya... Dia dirasuki oleh sesuatu.

Di hari lainnya, aku berkesempatan untuk berbicara dengan seorang teman lama. Aku berharap bisa melupakan semua yang terjadi. Tapi, saat sedang berbincang dengannya, aku mengingat semuanya.

Aku akan menuliskannya di bawah sini, akan menjadi lebih objektif dibanding saat aku mengalaminya. Banyak dari ketakutan yang kualami mungkin akan hilang dalam tulisan ini. Tapi, aku akan mencoba untuk menceritakannya sebaik mungkin.

Kami adalah lima orang sahabat (Abe, Matsumoto, Yamaguchi, Igarashi, dan aku) masing-masing berencana untuk berkecimpung dalam bisnis keluarga. Karena itu, kami sering kelelahan di kelas saat sekolah, terutama selama persiapan untuk tes melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA. Kami memiliki banyak waktu luang. Terlalu banyak, sungguh.

Kami berlima bolos dari kelas dengan alasan kalau kami tidak akan menjadi pengganggu bagi murid lain yang cukup peduli untuk berhasil dalam tes masuk ke SMA favorit. Setelah festival olahraga sekolah berakhir, kami membolos di tengah hari kedua. Tidak seorang pun pernah marah pada kami karena hal itu.

Pada suatu hari, Abe dan Matsumoto bercerita tentang sebuah kisah yang pernah mereka dengar. Kisah tentang sebuah rumah lokal. Rumah itu sudah direnovasi, namun pemiliknya tewas gantung diri. Keluarganya juga segera pindah setelah kematian sang ayah, rumah itu telah ditinggalkan sejak saat itu.

Kami benar-benar tertarik. Kami pun sepakat kalau rumah terbengkalai itu akan menjadi tempat nongkrong baru kami saat bolos dari kelas dan ingin merokok atau hanya minum-minum. Pada hari berikutnya, kami semua pergi meninggalkan sekolah setelah makan siang untuk menuju ke rumah itu.

Saat sampai di sana, kami terkejut karena tempat itu terlihat bagus. Kau tidak akan menyangka jika sesuatu yang kelam pernah terjadi di sana. Tapi, kami penasaran apakah tempat itu cukup aman untuk dimasuki. Apa tempat itu benar-benar ditinggalkan? Abe dan Matsumoto berkata kalau tempat itu cukup aman, jadi kami mengikuti mereka berdua dari belakang.

Seseorang pasti sudah mengecek ke dalam sini sebelumnya, karena pintu dapur dalam keadaan sudah terbuka. Kami menuju ke suatu tempat yang terlihat seperti penyelidikan tempat kejadian perkara (TKP), jadi kami berusaha berhati-hati saat melewati jendela, dan mulai minum-minum.

Tapi kami hanya anak muda. Kami mulai tidak tahan hanya berdiam diri dan mulai mengobrak-abrik isi rumah itu. Seketika, Yamaguchi sadar kalau terdapat sesuatu di bagian atas dari dinding ruangan tempatnya berada saat itu.

"Apa-apaan?" Disana terdapat dua jendela kecil di atas dinding. Tampak mirip seperti jendela kecil yang kau lihat di ruang musik, gimnasium, dan ruang aula sekolah; mereka tidak sebesar jendela biasa, dan mereka terlalu tinggi untuk diintip tanpa bantuan tangga. Apakah terdapat sebuah ruang juga di sana?"

Dia melihat sepanjang dinding dan melihat kalau terdapat sebuah pintu, tapi terhalang oleh sebuah lemari buku. Kami semua berkumpul di ruang itu, setelah saling menopang dan memanjat menggunakan bahu, kami akhirnya berhasil membuka jendela paling kanan.

Jika mengingat saat-saat itu, kami seharusnya tidak melakukannya dan segera curiga dengan aroma aneh yang menyeruak keluar dari ruang di balik jendela itu.

Tapi, sebagai anak-anak, kami tidak berpikir sampai sejauh itu. Kami semua berhasil masuk ke ruang itu lewat jendela. Tercium aroma jamur, debu dan sesuatu yang membusuk. Atap ruangan itu tampak rusak dan retak, hingga menambah kesan seram bagaikan kami sedang diamati oleh sesuatu dari balik kegelapan.

Ruang itu tidak tampak seperti studio musik, tapi terdapat sejenis material kedap suara yang melapisi bagian dinding. Selain itu, direkatkan pula kertas dinding. Ruangan itu terasa begitu lembab dan tampak banyak jamur halus yang melapisi seluruh bagiannya.

Di sana tidak terdapat sesuatu yang menarik perhatian. Ruang itu cukup simpel, sungguh. Terdapat sebuah meja di salah satu sudut, dan di atas meja terdapat sebuah foto. Anehnya, separuh foto itu dilukis dengan cat hingga benar-benar berwarna hitam pekat. Mungkin sesuatu yang begitu kelam. Foto itu ditaruh dalam sebuah bingkai besar.

"Itu cukup menyeramkan..." kata Abe saat melihat gambar itu, kemudian mengambil bingkainya. Saat sedang melakukannya, sebuah lipatan kertas yang tampak seperti amplop jatuh dari balik bingkai. Beberapa helai rambut yang sepertinya berasal dari amplop jatuh dan kini berceceran di lantai.

Saat melihatnya, kami pun sadar itu bukan kertas biasa, tapi sebuah jimat.

Kami mulai ketakutan, tapi tidak satu pun dari kami berteriak. Abe tampak sangat pucat ketakutan. Matsumoto mengatakan sebaiknya kami keluar. Dia mulai berusaha keluar dengan memanjat kembali ke atas dinding untuk meraih jendela. Seketika, saat itu kertas dinding tiba-tiba robek.

Sisanya mungkin akan terdengar seperti cerita seram biasa, tapi...

Baik, aku perlu membagi cerita ini menjadi 2 bagian, oke? Kalian akan segera mendapat bagian selanjutnya.

Bersambung...

Sumber: Okaruto.tumblr.com

Setidaknya, sejauh ini semua masih tampak baik-baik saja.

Feedback + vote kalian sangat berarti dalam menentukan seberapa menarik kisah ini.

Creepypasta Jepang (Horor) JapanWhere stories live. Discover now