Key's Heart

1.9K 114 1
                                    

Author: aliyahptr

***

Hai, aku Keyza Maulitha. Seorang gadis kecil, yang bersahabat dengan lelaki kecil bernama Ale. Persahabatan kami cukup singkat, namun bermakna.

Aku dan Ale duduk di ayunan taman belakang rumahku. Hampir setiap sore, kami menghabiskan waktu berdua, di ayunan ini.

"Ini buat buat kamu" Ale mengulurkan lima tangkai bunga mawar putih.

"Cantik banget. Makasih Ale" aku mengambil bunga mawar putih favoriteku.

"Eza" panggil Ale.

"Apa Ale?"

"Eza, kamu jangan lupain aku ya. Aku janji bakal terus sama kamu sampai besar nanti" Ale mengarahkan janji kelingkingnya ke arahku.

Aku menutkan jari kelingkingku pada jari kelingking Ale. Promise. Aku ingin selalu bersama Ale, hanya Ale satu-satunya sahabatku.

Seperti biasa, aku menuju rumah Ale, mengajaknya bermain.

"Ale! Ale!" aku berkali-kali memanggil namanya tapi tak seorang pun menyahut.

Aku pun kembali ke rumah.

"Nek, aku dari tadi manggil Ale, tapi kok Ale enggak keluar ya, nek?" aku duduk di sofa disamping nenek.

"Sayang, Ale udah pindah sayang. Dia tadi mau pamit ke kamu, tapi kamu masih tidur" nenek mengelus rambutku sayang.

"Nenek bohong kan? Ale udah janji sama Keyza, enggak akan ninggalin Keyza" cairan bening mengalir deras dari mataku.

Sejak kejadian tersebut, kebahagiaanku perlahan mulai sirna. Dokter memvonisku menderita penyakitleukimia, kanker darah stadium lanjut. Aku mencoba bangkit, Papa dan Mama masih berada disisiku saat kondisiku terpuruk. Hingga suatu hari, Mama meninggalkanku, untuk selamanya.

Aku dan Papa memutuskan pindah ke Jakarta. Mencoba melupakan kenangan yang tertinggal di Kota Hujan. Dan disini aku sekarang. Aku memasuki gerbang SMA Harapan Bangsa, sekolah baruku.

"Perkenalkan nama saya Keyza Maulitha, panggil saja Key" perkenalanku yang singkat tersebut, cukup membuat semua murid menyambutku ramah.

Aku duduk dibangku belakang, hanya itu bangku yang tersisa. Seorang pria menghuni bangku tersebut, dia akan menjadi temen sebangku ku selama setahun ini. Alexander Irawan.

Alex menyambutku dengan tatapan tajam, hanya dia yang memperlakukanku seperti itu.

Mata kami bertemu, aku menatap manik mata pria itu. Untuk pertama kalinya aku menatap mata itu, entah kenapa mata itu sangat familiar bagiku.

Entah sudah berapa hari aku duduk diam di samping Alex. Alex typical pria pendiam. Aku mencoba menegurnya, tapi yang aku terima hanya tatapan intimidasi dari Alex.

Hari ini, pengambilan nilai olah raga lari jarak jauh. Aku merasa ragu, apa aku bisa berlari sampai finish? Penyakitku ini sungguh membuatku lemah. Aku memulai start dengan baik. Aku berlari dengan kencang, garis finish di depan mata. Langkahku terhenti, kepalaku terasa sakit.

Terdengar seseorang berteriak padaku "Kalau enggak kuat jangan dipaksa!". Aku merasa pandanganku mulai buram, dunia seakan berputar, dan sekarang semua gelap.

Aku membuka mataku perlahan. Cahaya putih menusuk tepat di manik mataku. Dimana aku sekarang? Apa aku sudah berada di surga?

"Key, akhirnya lo sadar" suara seorang pria menyadarkanku, bahwa aku masih ada di dunia. "Elo lagi di UKS. Kan udah gue bilang, kalau enggak kuat jangan dipaksa" aku menyipitkan mataku untuk melihat siapa pria itu. Ternyata Alex.

Kumpulan One ShotWhere stories live. Discover now