Nadir

1.2K 65 7
                                    

Gemericik air hujan yang saling bersahutan secara riang membuat suasana malam hari ini menjadi lebih ramai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gemericik air hujan yang saling bersahutan secara riang membuat suasana malam hari ini menjadi lebih ramai. Deruman suara knalpot motor menambah indahnya malam di kota Jakarta. Seorang pemuda tengah menikmati secangkir kopi hangat di sebuah kafe klasik di kawasan Kota Tua. Ditemani seorang gadis cantik yang tengah bersidekap sembari menatap jendela besar kafe yang berembun.

"Rik? Ngelamun aja. Mikirin apa?" tanya Adi sambil menyesap kopinya yang sudah tidak mengepul itu.

Rika tersadar kembali dari lamunannya. Ia menatap Adi lantas tersenyum manis, "gak papa Di. Gue cuma suka aja sama suasana hujan kaya gini."

"Serius Rik? Haha, tapi, gue ngajak lo kesini bukan cuma buat liatin lo ngelamun lho ya. Ayolah, sedikit aja lo tatap gue. Gue ganteng kan malam ini?" tanya Adi penuh kepercayaan diri. Untuk sosok Adi Siswanto, tentu bukan hal yang mudah untuk mengajak makan bersama sosok Rika---gadis pendiam dengan sejuta warna yang telah menghiasi hari-hari Adi di bangku SMA ini.

Rika mendengus kesal, jengah dengan kelakuan Adi yang sedikit slengean ini. "Apa-apaan sih lo!"

Adi tersenyum simpul. Hampir saja Adi membiarkan kopi yang ia pesan berhenti mengepul karena asik memandangi wajah cantik Rika. Adi harus sadar dari lamunannya. Gadis yang tengah duduk di hadapannya ini adalah gadis yang sama yang sering ia temui di sekolah. Lantas, apa yang membuat Adi jadi sebegitu terpesonanya dengan Rika malam ini. Jujur, ini adalah pertama kalinya Adi mengajak jalan sosok Rika di malam hari. Tidak hanya sekedar untuk menikmati secangkir kopi bersama, bukan pula hanya sekedar untuk bercengkrama tak jelas. Tentu ada maksud lain dari Adi untuk mengajak Rika kemari.

"Rik, lo tau gak? Ada yang suka sama lo," celetuk Adi.

Rika mengerutkan dahinya heran. Apa maksudnya? Ia tak mengerti, "maksud lo?"

"Ah masa gak peka. Itu si Adi suka sama lo!"

Rika menatap Adi terheran-heran, sedetik kemudian ia tertawa girang, "Adi? Lo dong?!"

"Menurut lo?"

"Apa sih Adi! Lo itu kan sahabat gue, mana mungkin lo suka sama gue. Ada-ada aja." ucap Rika tak percaya. Jujur, perkataan Rika yang spontan itu sedikit membuat hati Adi menciut. Tapi, Adi tahu, bukan saatnya ia berhenti hanya sampai disitu.

Rika mungkin terlalu menurut pada lingkaran persahabatan, hingga, pahamnya itu dapat membutakan segalanya. Mungkin Rika tidak menyadari bahwa terselip makna khusus dari apa yang Adi katakan tadi. Tapi, percaya ataupun tidak, Adi mulai menyukai gadis ini secara perlahan. Kedekatan yang telah mereka jalin selama setahun terakhir dirasa cukup untuk menumbuhkan benih-benih cinta diantara mereka berdua. Sayangnya, Rika menutup mata untuk itu.

"Ahaha, tau aja lo kalau gue... Bercanda," ucap Adi berusaha menutupi kekecewaannya. Rika ikut tersenyum girang.

"Oh iya Di. Lo ekskul basket, 'kan?"

Kumpulan One ShotWhere stories live. Discover now