Angelo

1.5K 76 6
                                    

Author WildaRahmalia

"Ada apa Nya? Tumben ngajak ketemuan," tanya Elo yang baru saja tiba di kafe itu.

Kanaya Zafanya, yang biasa dipanggil Anya hanya diam sambil menggigit bibir bawahnya yang bergetar. Dia menangis.

"Nya, ko nangis? Lo kenapa?" tanya Elo mulai khawatir saat melihat gadis di depannya itu menangis.

"Gue putus, El," kata Anya ditengah isakannya.

"Putus?" Anya mengangguk. "Kenapa? Ko bisa?"

"Gue juga ga ngerti, tiba-tiba Raka mutusin gue gitu aja tanpa ngasih tau alasan yang jelas."

"Kurang ajar!" umpat Elo.

Amarah laki-laki dengan postur tubuh yang tegap itu sudah mencapai ubun-ubun setelah mendengar ucapan sahabatnya. Marcello Agara. Dia tak suka melihat perempuan menangis, apalagi yang sedang menangis saat ini adalah orang yang dia sayang. Ya, sayang. Dia sayang pada gadis di depannya itu. Kalau boleh memilih, mungkin Elo akan memilih menjadi kekasihnya, tapi apa boleh buat, Anya hanya menganggapnya sebagai sahabat, dan dia lebih memilih Raka untuk menjadi pacarnya.

"Tenang aja Nya! Gue bakal kasih dia pelajaran." Elo berdiri berniat untuk mencari orang yang sudah membuat Anya menangis.

"Jangan El!" Anya mencekal tangan Elo. "Jangan! Gue sayang sama dia," lirihnya.

Deg, jantung Elo mencelos setelah mendengar itu. Sesayang itukah Anya terhadap Raka?

"Gue juga sayang sama lo Nya." Kini mereka hanya saling menatap.

***

"Ada apa El?" Suara berat terdengar di telinga Elo yang sedang duduk di taman belakang sekolahnya. Akhirnya, orang yang dia tunggu datang juga.

Bughh....

Satu pukulan berhasil mendarat di wajah tampan milik Raka. Raka Rasya Winata, sahabat Elo sejak SMP sekaligus pacar Anya.

"Lo apaan sih?" tanya Raka tanpa membalas pukulan dari Elo.

"Maksud lo apa mutusin Anya gitu aja tanpa ngasih alasan yang jelas, hah?"

Raka diam sejenak sebelum menjawab, "Gue udah ga sayang lagi sama Anya."

Bughh....

Satu pukulan mendarat di pipinya lagi.

"Lo tau? Lo udah buat Anya nangis, tolol."

"Bukannya itu bagus? Lo kan bisa deketin dia, lo sayang kan sama dia? Lo pengen ngerebut dia dari gue kan?"

"Gue ga setolol lo Ka," balas Elo.

"Jangan munafik El! Gue tau lo seneng pas denger gue putus sama Anya, iya kan?" kata Raka santai. "Semangat yaa El! Semoga lo bisa gantiin posisi gue. Tenang aja, gue ga bakal muncul di kehidupan lo sama Anya lagi ko," ejek Raka sambil menepuk punggung Elo dua kali, lalu pergi meninggalkan Elo sambil mengusap darah di sudut bibirnya.

***

"Waktu kamu tinggal seminggu lagi, kita harus segera mendapat donor ginjal yang cocok," kata pria dengan jas putih itu.

"Seminggu?" Dokter spesialis ginjal itu pun mengangguk.

"Kamu tidak bisa hidup hanya dengan mengandalkan satu ginjalmu, bahkan satu ginjalmu itu sudah tak dapat bekerja dengan baik. Kalaupun mau, kamu harus rutin cuci darah setiap hari."

Laki-laki itu terdiam, 'seminggu? Waktu gue tinggal seminggu? Apa gue siap ninggalin dia?'

"Saya hanya manusia, saya hanya memprediksi berdasarkan ilmu medis, selebihnya Tuhan yang menentukan. Hanya keajaiban dari-Nya yang bisa menyelamatkanmu. Jadi berdoalah! Jangan takut!" ucap dokter itu menyemangatinya setelah melihat perubahan ekspresi pada lelaki itu.

Kumpulan One ShotWhere stories live. Discover now