Elaza

1.4K 67 13
                                    

Author mattespibiebs


01 Januari 2013

Nggak kerasa ya, sekarang udah ganti tahun aja. Nggak kerasa juga aku udah suka sama kamu setahun lebih dari waktu pertama kali kita masuk SMA tahun lalu.

Kamu juga nggak berubah-berubah, aku kesel! Kamu itu jahil, tapi entah kenapa malah banyak yang suka dan seneng sama kamu. Aku heran, hehe, ya walaupun termasuk aku, sih. Semoga di tahun yang baru ini kamu bisa lebih peka sama aku. Bukannya aku mau kamu mutusin pacar kamu, tapi, coba deh kamu sapa aku atau sekedar senyum. Aku bakal seneng banget, intinya, aku nggak mau rebut kamu dari pacar kamu. Dan, aku doain kamu langgeng selalu! Hehehe. Aku nggak bakal berpaling dari kamu, kamu tenang aja.

Kalo kata Charlie Puth, sih, gini, Za:
"I'm only one call away, i'll be there to save the day."

Hehe, aku juga mau bilang ini sama kamu;

Tenagaku masih tersisa banyak hingga aku masih kuat dan bisa menunggumu disini walaupun tahun silih berganti. Selamat tahun baru, Irza.

-Elaine F

Elaine menutup buku harian polkadotnya yang sudah lusuh bersamaan dengan senyuman yang merekah dari bibirnya. Hawa dingin perpustakaan yang menusuk kulitnya terasa sedikit pudar karena pintu utama terbuka.

"Udah lama, El?" Tanya Avery-yang notabene sebagai sahabatnya-sembari duduk di kursi yang berada disampingnya.

Elaine tersenyum. "Lumayan."

Avery melihat buku harian Elaine yang terletak tidak jauh darinya. Avery menggeleng lalu terdengar selaan nafas dari sahabat Elaine tersebut. "Nggak capek, juga, ya? Padahal udah satu tahun lebih, El."

"Kayaknya Tuhan cuma mentakdirkan kalo gue cuma bisa suka sama dia." Elaine nyengir, lalu Avery menjawab, "Itu, sih, lo nya aja yang nggak mau berusaha mencari yang lain. Nggak bakal nguras keringet, kok!"

Elaine terlihat acuh tak acuh, tetapi menjawab, "Iya, tapi bikin sakit jiwa!"

Sampai-sampai pintu perpustakaan sedikit berdecit lalu terbuka menampilkan lelaki berseragam yang senada dengan Elaine tetapi dibalut dengan sweater biru dongker bersama perempuan cantik disampingnya. Sarah. Tentu saja, karena itu kekasihnya. Yang menemani Irza kapanpun dan dimanapun, tapi, nggak tahu kalau putus, sih.

Avery menyenggol lengan kanan Elaine dengan sikunya sedikit keras, membuat Elaine mengaduh tetapi pandangannya tetap mengarah fokus ke Irza.

Elaine berdeham berusaha mengisyaratkan agar Irza menatapnya, tetapi, apa dayanya itu tidak akan pernah berhasil.

"Mau dapet Irzanya?" Tanya Avery tiba-tiba.

Tentu saja Elaine mengangguk antusias.
"Tambah dong usahanya. Atau nggak rusak hubungan dia sama Sarah." Saran Avery. Ucapan Avery tadi hampir membuat Elaine menampar sahabatnya itu sekarang juga, tetapi, kewarasan Elaine masih bekerja.

Elaine menjitak kepala Avery, lalu berteriak, "Nggak sampe kayak gitu juga kali! Otak gue nggak sebejat itu."

Lalu seantero perpustakaanpun memperhatikan Elaine dikarenakan teriakannya itu.

"Berisik elah! Kalo mau jerit-jerit ke lapangan aja sana."

Suara yang mampu membuat Elaine terkejut saat itu juga. Nafasnya tercekat. Terlihat Avery yang juga terkejut di sampingnya.

Pertama kalinya Irza berbicara kepadanya. Walaupun dengan cara yang oh-sangat-disayangkan seperti tadi.

"Boleh nggak gue pingsan?"

Kumpulan One ShotWhere stories live. Discover now