2 - Cabut.

14.4K 387 15
                                    

"Pelajaran apa sekarang, Riel?"

Ariel yang selalu menjadi partner duduk satu meja dengan Rio. Sedari mereka SD sampai saat ini tidak pernah berubah dan Rio pun selalu meminta Ariel bersamanya. Ariel yang sedang memejamkan matanya pun terpaksa harus membukanya dan menatap Rio dengan malas.

"Bahasa Inggris." Jawabnya malas.

"Cabut lah."

"Nggak ah, gue mau belajar." Tolak Ariel.

Rio mengernyit kening heran.

"Ngapain sih belajar bahasa inggris, ini kan Indonesia bukan inggris." Ujarnya mencoba menghasut Ariel yang sangat mudah di hasut.

Ariel mengangkat kepalanya, menatap Rio. "Iya juga ya." Gumamnya pelan namun masih dapat Rio dengar.

"Yaudah ayo cabut!"

"Okelah, caw!"

Ariel ikut berdiri bersama dengan Rio yang sedari tadi sudah berdiri menunggu dirinya. Rio berjalan meninggalkan meja, disusul dengan Ariel yang berjalan dibelakangnya. Saat akan keluar kelas, langkah mereka terhenti karena ketua kelas---Abdi.

"Mau cabut lagi lo berdua?" Tanya Abdi dengan tegas.

Rio berdecak kesal. "Iya!"

"Gue bilang ke BK!" Ancam Abdi menatap Rio dan Ariel tegas.

"Bilang aja kalo lo emang udah nggak mau sekolah disini!" Ancam Rio menatap tajam Abdi.

"Mampus! Berani lo sama Rio?" Ledek Ariel merasa menang.

Abdi melangkah meninggalkan Rio dan Ariel menuju ke mejanya. Ariel tertawa kencang, ia selalu merasa senang jika ada yang kalah dari Rio. Lagipula siapa yang berani dengan Rio yang memiliki dua kuasa di sekolah. Pertama, Rio adalah ketua Geng Maman Crew!. Kedua, Rio adalah cucu dari pemilik yayasan---Farizi Mahesa.

Rio dan Ariel melangkah menuju belakang gedung sekolah, dimana ia membuat satu gudang menjadi basecamp geng Maman. Pada awalnya hanya Rio dan Ariel yang menempati gudang dan diolahnya menjadi basecamp, kemudian Rio membentuk geng dan jadilah basecamp Maman.

Sesampainya didalam, Rio dan Ariel melanjutkan aktifitasnya yang sempat tertunda di dalam kelas tadi. Rio dan Ariel merebahkan tubuh mereka dengan tangan terlipat menjadi bantalan kepala mereka masing-masing.

"Lo masih berharap dia balik, Yo?" Ariel memulai agar ada pembicaraan diantara mereka. Walaupun kedua mata mereka tertutup, Ariel tetap ingin mengobrol.

"Nggak!" Singkat dan jelas jawaban Rio untuk jawaban yang selalu Ariel tanyakan.

"Kalo udah nggak, kenapa sikap lo tetap begini?" Ariel mulai tersulut emosi. Sikap dan karakter Rio sebenarnya sama seperti Rian. "Sikap lo tuh nggak kayak gini, Yo!" Sengit Ariel sambil membuka matanya tanpa menatap Rio yang masih memejamkan mata.

"Terus menurut lo, sikap gue kayak gimana?" Rio balik bertanya.

"Kayak Rian!"

"Entahlah, Riel." Lirihnya terdengar putus asa.

"Kalo dia balik, apa yang lo lakuin?" Lagi-lagi Ariel mengajukan pertanyaan yang membuat dadanya sesak.

"Iya nggak gimana-gimana." Sekena Rio.

"Susah ngomong sama lo!"

"Udah tau susah, ngapain lo ngomong sama gue?"

"Dari tadi gue ngomong sama tembok!"

"Oh."

"RIO BRENGSEK!"

********

SMA Bintang Nusantara

Sahabat Kembar [ENDING]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن