23 - Pernyataan.

4.2K 226 1
                                    

Seperti janji Rio pada Ariel yang akan membawa Syifa pergi. Hari ini Rio menepati janjinya. Rio sudah rapi, hanya menunggu Syifa yang masih berada di kamar Rinda. Rio terus menahan senyumnya, ia sudah membayangkan hari bahagianya dihabiskan bersama gadis impiannya.

"Far, cepetan! Keburu siang!"

"Iya bentar, Yo." Teriak Syifa sambil berjalan menghampiri Rio. "Kerumah aku dulu kan." Ucapnya setelah ia sudah sampai didepan Rio.

"Udah nggak usah, udah cantik kok." Puji Rio melihat style Syifa.

"Emangnya nggak apa-apa aku pake celana?" Tanya Syifa melihat penampilannya.

"Ya emang bagusan kayak gini, kita mau main wahana." Syifa tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. "Lo ikutin style gue?" Tanya Rio saat sadar mereka menggunakan style yang sama. Syifa kembali melihat penampilannya juga.

Rio dan Syifa sama-sama memakai kaos berwarna maroon dibalut dengan jaket jeans, celana jeans panjang, sepatu putih, dan slingbag kecil menyangkut di bahu Syifa hanya saja bedanya Rio memakai topi hitam dikepalanya.

"Kok bisa?" Tanya Syifa malu.

"Jodoh emang nggak kemana." Jawab Rio menggandeng tangan Syifa lembut.

"Bunda, Ayah, Abang pergi dulu!" Teriaknya membawa Syifa pergi meninggalkan rumahnya.

"Kok pake mobil, Yo?" Tanya Syifa saat Rio membawanya masuk kedalam mobil yang sudah terparkir di luar pagar.

"Biar nanti kalo lo kecapean bisa langsung tidur."

"Emangnya kita mau kemana?"

"Ke Trans Studio Bandung."

"Aku pengen banget kesana tapi nggak pernah ada temennya mulu."

"Kayaknya seneng banget." Toleh Rio melihat raut wajah bahagia Syifa.

"Iya dong."

"Seneng karena pergi sama gue kan?" Goda Rio.

"Ih bukan. Pede kamu." Rio tertawa pelan.

"Aku kira kamu bakalan cuek terus sama aku."

Sepanjang perjalanan menuju trans studio bandung, hanya radio yang mengisi kekosongan di mobil Rio fokus pada jalanan dan Syifa sesekali ikut nyanyi dengan lagu yang ia tahu. Hanya memakan waktu satu jam, mereka sudah sampai di trans studio bandung yang cukup ramai karena memang hari ini hari libur membuat wahana banyak pengunjungnya. Rio membeli dua tiket VVIP agar mereka tidak perlu mengantri. Rio sangat tidak suka membuang waktu percuma. Terlebih hari ini ia ingin waktunya bersama Syifa harus terbuang dengan sempurna. Ia ingin bahagia bersama gadisnya.

"Kita mau main apa dulu, Yo?" Tanya Syifa saat mereka sudah masuk kedalam dan berjalan memilih wahana.

"Gue ikut lo aja." Jawab Rio.

"Yaudah roller coaster."

Tanpa terasa mereka bermain wahana sampai jam lima sore, yang berarti mereka sudah menghabiskan waktu selama enam jam. Sudah hampir semua permainan mereka jelajahi sampai dunia lain, rumah si unyil, rumah boneka, vertigo, giant swing, semuanya sudah mereka jelajahi.

"Rio, kita makan dulu yuk, aku laper." Ucap Syifa sembari memegang perutnya.

Rio mengangguk. Mereka pun masuk kedalam restoran untuk makan, mengisi perut yang sudah kosong.

"Kalo Syifa kembali, apa aku boleh deket sama cowok?" Tanya Syifa disela makannya.

Rio menoleh lalu menggeleng kepalanya tegas. "Nggak!" Jawabnya tegas. "Lo itu punya gue, urusan Syifa itu urusan gue."

Sahabat Kembar [ENDING]Where stories live. Discover now