15 - Rio Cemburu.

4.7K 231 1
                                    

Setelah keluar dari bioskop Rian, Syifa dan Adit memutuskan untuk langsung pulang kerumah karena hari pun sudah cukup gelap. Rian mengatakan pada Adit untuk pulang lebih dulu karena ia harus mengantar Syifa pulang. Adit sedikit curiga dengan sikap Rian yang selalu mengantar Syifa pulang tetapi Adit menepi perasaannya, ia yakin jika Rian hanya menganggap Syifa sebagai sahabat. Seperti saat ini Rian dan Syifa sedang dijalan pulang mengarah rumah Syifa. Tetapi Rian terus merasakan diikuti satu motor asing.

"Kayaknya kita diikutin orang deh." Syifa terkejut mendengar ucapan Rian. Saat ia kan menoleh, Rian mencegahnya. "Jangan nengok, santai aja." Tenangkan Rian sebelum Syifa benar-benar menoleh. "Lo pegangan aja kalo perlu peluk gue kalo lo takut." Tanpa ragu, Syifa memeluk rian erat, bahkan ia merapatkan kepalanya pada punggung Rian.

"Ternyata lo punya cewek juga, Yo." Ucap seseorang yang mengikutinya sudah berada disampingnya.

Rian yang mendengar itupun berdesis. Sebegitu miripnyakah dirinya dengan Rio.

"Oh...dia kira gue itu Rio."

"Gimana kalo taruhannya gue ubah. Kalo gue menang cewek lo buat gua?" Tantang Irwan yang terus mengikuti arah Rian.

"Jangan harap!" Tegas Rian layaknya Rio bicara pada lawannya.

"Sombong juga lo!" Pekik Irwan. "Gue tunggu kekalahan lo bajingan!" Remeh Irwan lalu pergi meninggalkan Rian.

"Ternyata dia kira kamu itu Rio." Ucap Syifa saat melihat Irwan sudah pergi jauh dari mereka.

"Iya, lucu ya."

"Rio sering balapan?" Tanya Syifa sedikit memiringkan kepalanya agar dapat mengobrol dengan Rian.

"Setau gue sih udah nggak. Tapi nggak tau juga sih." Ragu Rian karena ia memang sudah tak melihat Rio pergi keluar malam.

"Balapan kan bahaya."

"Menurut lo, nggak buat Rio." Syifa mengangguk.

Tidak terasa mereka sudah sampai didepan rumah Syifa yang terlihat sepi.

"Udah sampe nih, betah banget peluk cowo ganteng." Goda Rian melihat tangan Syifa masih melingkar diperutnya.

"Hah? udah sampe, cepet banget." Bingung Syifa tanpa melepas pelukannya.

"Masih pengen peluk gue ya?"

********

Hanya membutuhkan waktu dua puluh menit untuk sampai dirumahnya. Rian memasuki rumahnya setelah pagar dibuka Pak Kosim sebagai supir dirumahnya. Rian memasukkan motornya kedalam garasi motor yang sejajar dengan motor besar milik Rio. Hari ini mobilnya sedang di service membuatnya terpaksa harus membawa motor.

"Assalamualaikum." Salamnya dan dijawab, "Walaikumsalam." Oleh Bik Imas yang sedang merapikan ruang tengah.

"Bik, pada kemana? Kok rumah sepi?"

"Ibu lagi ke kantor Bapak, Bang. Kalo Bang Yo di kamar, Adek belum pulang."

"Oh yaudah makasih bik." Ucap Rian lalu pergi ke kamarnya yang ada dilantai atas.

Sebelum ia benar-benar masuk kedalam kamarnya, ia ingin bicara lebih dulu dengan Rio yang sangat jarang pulang lebih dulu dari dirinya. Biasanya Rio akan pulang paling cepat jam 7 malam. Tetapi saat ini baru jam 6, ia sudah ada didalam kamar.

"Yo!"

"Masuk Yan." Ucaop Rio dari dalam kamar.

Suatu keajaiban Rio tidak tidur. Rian tak menyia-nyiakan kesempatan untuk langsung masuk kedalam kamar Rio yang selalu rapi. Ia langsung duduk di kasur Rio dan Rio hanya duduk sambil main gitar.

Sahabat Kembar [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang