8 - Tidur Bareng.

5.8K 268 0
                                    

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam sebelas malam membuat mereka sudah mengantuk dan lelah sehabis cerita. Mereka pun sudah sangat kenyang menghabiskan cemilan yang tadi mereka beli di supermarket.

"Udah malem, tidur yuklah." Ajak Adit lebih dulu.

"Duluan aja, gua mau begadang. Ada Liverpool main." Ucap Rio menunjukkan jadwal bola di HPnya.

"Gue juga ah, mumpung besok libur." Ikutan Ariel.

"Yaudah tidur di ruang TV aja kayak dulu kita kecil." Putuskan Rian.

Mereka mengangguk setuju, lain dengan Rio hanya diam tanpa merespon usul Rian.

"Yuk Bang!" Girang Rinda.

Melihat respon bahagia Rinda, Rio pun tidak dapat menolak permintaan Rian. Ia tidak ingin adiknya kecewa dengan dirinya.

"Yaudah minta bantuan Bik Imas ambil kasur di gudang." Rinda pun mengangguk patuh lalu pergi masuk kedalam rumah menuju kamar Bik Imas.

"Far, nggak apa-apa kan kita tidur di depan TV?" Tanya Rian meyakinkan.

"Iya nggak apa-apa. Aku seneng kok."

Rio pun pergi masuk kedalam rumah menuju ruang TV diikuti Ariel, Yoga dan Adit. Rian juga mengajak Fara masuk kedalam rumah dan menutup pintu gazebo.

"Kamu sayang banget ya sama Rinda?" Tanya Fara sembari berjalan disamping Rian.

"Sayang gue ke dia, melebihi gue sayang ke diri gue sendiri." Fara tersenyum mendengar jawaban tulus dari Rian. "Gue, Rio sama Rinda kalo sakit selalu barengan kadang susul-susulan. Gue dulu, terus Rio, baru deh Rinda. Kalo lagi sakit kita maunya tidur bertiga biar minum obatnya barengan. Misalnya Cuma salah satu aja yang sakit, nggak ada yang boleh pergi sampe kita sama-sama sehat. Malah kita sampe nggak sekolah barengan." Cerita Rian sembari menatap kearah TV yang sudah diisi Rio, Ariel, Adit dan Yoga. Tidak sengaja matanya melihat Rio yang sedang menatap kearah mereka. Rian pun dengan sengaja merangkul Fara erat.

"Lo itu sebenernya Syifa kan? Maksud gue, Syifa didalam lingkaran kita?" Fara terdiam, tubuhnya kaku, ia terlihat seperti terciduk. "Jujur aja, iya atau nggak! Cerita lengkapnya nanti kita aja yang tau!" Fara menganggukkan kepalanya sebagai jawaban untuk ucapan Rian. Fara tidak dapat menahan rasa bahagianya, Rian merasakan kehadirannya. Rian menarik Fara kedalam pelukannya.

"Adik gue nggak boleh nangis." Ucap Rian lembut sembari mengusap punggung Fara.

"Bang! Kok meluk-meluk Fara!" Bentak Rinda yang baru saja datang dengan wajah kesal. Rinda selalu cemburu jika melihat Rian atau Rio memeluk gadis lain. Rinda hanya ingin kasih sayang Rian atau Rio hanya untuk dirinya, tidak boleh terbagi.

"Nggak usah cemburu deh. Fara juga adik gue kayak lo." Jelas Rian melepas pelukannya dan berganti merangkul Fara lalu menarik Rinda kedalam rangkulannya sembari menghampiri TV.

"Kalian itu adik-adik gue."

"Adik lo itu gue sama Rinda!" Ralat Rio ketika mendengar suara Rian.

"Ini juga pentolan sekolah ikutan cemburu." Ledek Rian pada Rio.

"Bukan cemburu tapi koreksi." Decak Rio.

"Oke-oke! Lo cemburu karena Fara gue peluk."

"Idih!" Sengit Rio.

"Gelar kasurnya lah, biar tidur kita!"

Rio, Ariel, Yoga dan Adit bangkit dari duduknya lalu merapikan letak kasur agar mereka semua dapat memenuhi kasur yang sudah berusia 10tahun.

"Masih ada aja kasurnya." Bisik Fara.

Rian tertawa lalu mengangguk. "Akan selalu ada untuk penerus kita nanti." Balasnya.

Sahabat Kembar [ENDING]Where stories live. Discover now