1. Elyshia Nesya Percival

11.4K 442 26
                                    

Namaku Nesya. Elyshia Nesya Percival lebih tepatnya.

Tidak ada yang spesial dari diriku. Aku hanyalah gadis SMA yang kini tengah duduk di kursi kelas sebelas. Aku bersekolah di East Hampton Senior High School. Sekolah Internasional di daerah Jakarta. Sekolah yang bisa dibilang sekolah elit. Tapi, aku tidak terlalu membanggakan ke-elitan sekolahku yang katanya WOW itu. Aku bangga sekolah di EHSH sebab rata-rata alumni disini akan mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Semoga tahun depan aku akan menyusul alumni EHSH kesana, Aamiin.

Aku memiliki empat sahabat perempuan. Ada Aileen, Fara, Alyssa, dan Alana. Kami bersahabat sejak awal Masa Orientasi Siswa. Belum lama memang, baru sekitar dua tahun yang lalu. Tapi persahabatan tidak mesti dihitung dari seberapa lama kita mengenal orang tersebut bukan?

Kudapati diriku tengah duduk sembari bersandar di tempat tidurku. Sedari tadi Muchtar mengajakku bicara. Namun aku tidak menghiraukan ucapannya. Kalau kalian mau tau Muchtar itu siapa, dia itu temanku.

Teman beda alam maksudnya, hihi.

Drrt..drrtt..

Ponselku bergetar. Menandakan ada pesan yang masuk. Kulirik malas layar ponselku seraya mengambilnya.

Rayap: gue otw. gece siap2

Mataku membulat sempurna membaca pesan yang baru saja masuk. Pesan itu dari Rayap alias Raymond.

Dia bukan kekasihku, tapi dia sahabatku.

Rayap suka bertindak menjengkelkan. Contohnya seperti saat ini.

Seharusnya sekarang aku sudah berada di tengah-tengah temanku yang lain, mengikuti rapat panitia yang sudah diagendakan dari dua hari yang lalu.

Tadi malam, aku sudah mencari tumpangan kesana kemari. Namun mereka semua menjawab tidak bisa. Termasuk Ray. Sialnya, sopir pribadiku sedang mengambil cuti. Semalam aku benar-benar bingung harus pergi dengan siapa.

Dan saat ini, dengan santainya Rayap berkata bahwa dia sudah dijalan. Sementara aku? Mandi saja belum! Aku melirik jam dinding yang bertengger di kamarku. Tinggal sepuluh menit lagi rapat akan dimulai!

Me: Nesya belum mandi, Ray.

Rayap: yodah mandi gece! 5 menit lg gue sampe.

Aku mendengus kesal, lalu melempar asal ponselku ke atas kasur. Kemudian aku bergegas mengambil handukku yang tergantung di balik pintu kamar mandi. Benar-benar hari sial. Disaat-saat seperti ini kamar mandi di kamarku tengah di renovasi, dan belum bisa di pakai.

Aku berlari kecil, menuruni undakam tangga. Mataku mendapatkan Kakak Laki-lakiku yang tengah duduk santai sembari menonton televisi,

Namanya, Kaisan Arsya Percival.

Aku biasa memanggilnya Bang Arsya.

"Siang, Bang." sapaku saat melewatinya.

Bang Arsya menoleh sembari tersenyum kearahku, "Siang, Dek," sahutnya, "Hati-hati jangan lari begitu. Ntar kepleset, abis dipel sama Bibi." Lanjutnya.

"Siap captain!"

Bang Arsya adalah satu-satunya saudara kandungku di rumah ini. Kami hanya dua bersaudara. Saat ini dia tengah menggeluti kuliah jurusan bisnis management di semester akhir. Aku tidak begitu tahu apa saja yang dia pelajari pada jurusan itu.

Dengan wajah tampan dan sifat alimnya, hingga sekarang abangku itu tidak memiliki pacar. Dia Jogan, alias Jomblo ganteng. Bang Arsya memiliki satu prinsip di hidupnya. No couple before akad. Sepertinya prinsip hidupnya itu sudah cukup untuk menjelaskan kenapa abangku itu belum punya pacar.

Geandert [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang